Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJANJIAN
" Anin, sudah jangan pedulikan dia. Dia hanya mencari perhatian saja, karena di rumah ini tidak ada yang menerima kehadirannya "
Kepala Dara berputar ke arah Dika, ia menyunggingkan sebuah senyuman menyepelekan.
" Sungguh kau Kakak yang tidak bisa diharapkan, Adikmu dipermainkan malah terkesan tidak perduli. Padahal malam itu kau melihat dengan mata kepala mu sendiri jika kekasih adikmu sedang merangkul pinggang perempuan lain"
Dika terperangah, dia tidak tahu kenapa Dara bisa mengetahui kejadian dimalam itu? Dan Antonio berhasil membuat nya bungkam dengan hadiah seorang perawan.
Dara semakin melebarkan senyumnya melihat ekspresi wajah Dika .
" Tidak usah kaget , Aku tahu kau masih menyimpan gadis pemberian pacar adikmu kan?"
Wajah Dika langsung pucat, Apalagi setelah menyadari jika Tuan Lesmana saat ini menatapnya dalam.
" Kak... " Suara Anindita bergetar, jiwanya terguncang mendengar semua penuturan Dara. Meskipun semua itu belum tentu benar, tapi tetap saja sangat menyakitkan.
Dika menelan saliva.
" Nin, itu tidak benar " Sebisa mungkin Dika menampik ucapan Dara.
Yunita, Ibu dari Dika dan Anindita bangkit. Sejak tadi ia hanya diam memperhatikan, namun lama-lama hatinya memberontak.
" Sudah cukup !!!"
Yunita merangkul pundak Anindita, gadis itu langsung menangis dalam pelukan sang Ibu. Dara mengalihkan pandangannya kepada perempuan tersebut.
" Dara, Tante tidak tahu apa motif mu melakukan semua ini. Anindita sama sekali tidak pernah mengusik mu, dia hanya tidak pernah perduli dengan mu. Tapi kenapa kau malah melakukan ini padanya ? Itu sangat kejam !"
Dara membingkai wajah Yunita dalam-dalam, membaca setiap inci garis wajah nya.
" Ibu yang baik, dan hampir sempurna. Tapi tidak untuk seorang istri " Dara mencebikkan bibir nya, sembari melirik Tuan Lesmana.
" Kek, kau tidak ditakdirkan memiliki cucu perempuan "
Semua terkejut, Dara berhasil meledakkan Bom nuklir dalam keluarga Lesmana satu persatu.
" Apa maksud mu?" Tubuh Tuan Lesmana mengeras, sedangkan Yunita membeku. Tubuhnya panas dingin naik ke ubun-ubun.
" Dara!!! Kau sudah keterlaluan !!!" Pekik Anindita, dia melirik Ibunya yang mematung. Bibir nya bergetar hebat.
Adakah Dara simpati ? Tentu tidak, dia justru bangkit dari duduknya dengan wajah tanpa dosa.
" Tunggu !!!"
Seruan Tuan Lesmana menghentikan kaki Dara yang hendak melangkah.
Tuan Lesmana bangkit, dia berbalik untuk pergi.
" Ikut aku!!"
Perintah nya memunggungi Dara, Dara tidak menolak. Ia mengikuti Tuan Lesmana masuk ke dalam.
Seperginya Tuan Lesmana dan Dara diiringi oleh Pak Aji. Keadaan mendadak sunyi, tidak ada yang berani mengeluarkan suara sepatah kata. Mungkin untuk bernafas pun mereka sangat hati-hati.
Tiba-tiba Dito beranjak, dia pergi tanpa pamit. Sintia mengekorinya di belakang. Disusul oleh Lesmana Rudianto, si bungsu yang sejak tadi hanya diam menyimak. Dia terlalu enggan untuk ikut campur masalah yang disandung Kakak nya, Lindu.
Ratu , sang istri juga mengikuti nya. Seperti biasa, jika ada rapat keluarga. Rudi dan Ratu akan menginap di rumah utama keluarga Lesmana. Sebab mereka tinggal di luar kota, butuh waktu enam jam untuk sampai di rumah mereka.
Donita enggan juga berlama-lama, suasana di ruang tamu cukup panas. Sehingga dia memilih pergi tanpa kata.
" Yun, Apa kamu bisa menjelaskan tentang apa yang diucapkan oleh Dara?" Akhirnya Lindu bertanya, karena saat ini diruangan tersebut hanya tersisa keluarganya.
" Mas, ini semua fitnah " Tegas Yunita membela diri " Kau lihat sendiri tadi kan, Dara juga memfitnah Antonio "
Anindita mengiyakan ucapan Ibunya.
" Pa ,, Jangan mudah terprovokasi oleh fitnahan Dara. Dia hanya ingin menghancurkan kita" Tambah Anindita.
" Itu benar Pa"
Dika juga membenarkan, walaupun dia tahu jika apa yang dikatakan Dara tentang Antonio tidak meleset sedikit pun.
Tapi dia tidak mungkin membiarkan adanya prahara dalam keluarga nya.
Lindu menghela nafas panjang, ia berusaha untuk mempercayai ahli keluarganya. Tapi tidak dipungkiri jika ia terintimidasi dengan ucapan Dara.
Tuan Lesmana menghempaskan tubuhnya di bibir kasur, sedangkan Dara berdiri di depan nya.
" Kau banyak berubah " Suara pria tua itu begitu dalam.
" Aku tahu, kau selalu direndahkan oleh semua orang di rumah ini. Termasuk para pelayan yang bekerja untuk ku"
Dara diam menyimak sembari terus menatap wajah Tuan Lesmana.
" Tapi apa yang kau katakan tadi, sudah sedikit keterlaluan "
Dara tersenyum miring.
" Itu memang sebuah kebenaran yang nyata " Balas Dara ringan.
Pandangan Tuan Lesmana terangkat.
" Kalau pun iya, darimana kau tahu semua itu ?"
Dara tetap tersenyum.
" Jika aku memberi tahumu? Apa balasan yang ku dapatkan ?"
Tuan Lesmana terhenyak, Tutur kata Dara sudah sangat lancang terdengar.
" Apa kau bersedia memberikan nyawa mu?"
Bola mata Tuan Lesmana melebar.
" Dara !!!" Seru Pak Aji tegas, ia menarik lengan Dara secara kasar.
" Cepat minta maaf kepada Tuan Lesmana !!" Tegas Pak Aji sangar. Namun Dara dengan tajam membalas tatapan Pak Aji.
Pria tegap itu menekan punggung dengkul Dara hingga tubuh Dara bertekuk lutut di depan Tuan Lesmana.
Dara berusaha berontak, namun kekuatan Anjani tidak bisa menggerakkan tubuh Dara. Jika saja Anjani bisa menguasai tubuh Dara, pasti nya Pak Aji bukan masalah besar.
Tuan Lesmana menggerakkan tangan nya sebagai kode supaya Dara dilepaskan. Pak Aji mengangguk patuh. Dara pun dilepaskan.
" Bangunlah, dan kembali ke kamar mu" Ujar Tuan Lesmana seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Dara menjeling tajam, geraham nya mengeras. Tapi dia ikuti juga perintah Tuan Lesmana.
" Tuan... " Pak Aji ingin komplain namun Tuan Lesmana menahan nya dengan gerakan tangan.
" Kau selidiki saja apa yang terjadi dengan Dara, aku yakin perubahan sikap nya pasti ada alasan. Dan jangan lupa tentang keluarga Lindu, Aku merasa Dara tidak berbohong "
Pak Aji mengangguk patuh, ia pun pamit keluar.
***
Donita menyesap kopi yang disediakan oleh Sari. Ia merasa sedikit tenang setelah menikmati kopi kesukaan nya itu.
" Nyonya, Kenapa perempuan kotor itu berubah drastis ? Dia sangat berani sekali, dan saya perhatikan. Sorot matanya nampak tidak gentar sama sekali " Sari mengemukakan pendapat yang sejak tadi ingin ia sampaikan.
Donita menghela nafas berat.
" Entah lah, kali ini dia sangat mengerikan. Aku jadi takut untuk bertemu dengannya "
" Apa dia benar-benar tahu tentang Nyonya ?"
sttt
Donita cepat membungkam Sari agar tidak bicara dengan desisan bibir nya.
" Jangan sampai kau membicarakan hal itu jika tidak ingin ku lenyapkan nyawa mu"
Sari langsung ciut, dia menunduk dalam.
" Maaf kan Saya Nyonya "
Donita menggerakkan dua jarinya sebagai kode supaya Sari pergi, Sari pun patuh. Dia segera pergi menjauh.
" Kau belum tidur ?"
Tiba-tiba sebuah suara menyapa, Donita memutar kepalanya ke samping guna tahu siapakah yang datang menghampiri di Taman.
" Ratu??"
Ratu, istri Rudianto tersenyum. Tanpa dipersilahkan, ia duduk di kursi kosong yang hanya disekat sebuah meja bulat.
" Sepertinya tidak lama lagi Dito akan dilengserkan sebagai CEO di perusahaan keluarga Lesmana " Ratu memulai topik pembicaraan.
Donita terhenyak, ia tersenyum mencibir. Bukan rahasia umum jika banyak yang ingin melengserkan Pramudito dari jabatannya, termasuk Lesmana Angga Saputra, Putra tunggal Rudi dan Ratu.
" Itu hanya kabar burung saja " Balas Donita.
" Kabar burung ?? Jadi kau belum tahu tentang perjanjian antara Papa dan Dito ?"
Kening Donita mengerut, ia sedikit kaget mendengar hal itu. Ah hampir saja Donita lupa jika Tuan Lesmana pernah menyinggung masalah perjanjian dengan Dito sewaktu di rumah sakit.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara