My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Bandung
...Biarpun jarak kita sangat jauh, tapi rasa sayang dan rindu aku buat kamu selalu ada, aku bahkan selalu mendoakan kamu di sepanjang hari-hari aku....
...(Aleta Gracelyn)...
...--------------------------------------------...
Hari ini tepat dua bulan Aleta menjadi seorang mahasiswi di Universitas Jakarta selama itu pula Aleta belum pernah ke Bandung untuk datang ke Makam Savero. Bukan karena dia tidak merindukan mendiang kekasihnya itu, namun memang karena kegiatan Aleta di kampus yang sedikit sibuk.
Hingga pagi ini, Aleta sudah bersiap untuk ke Bandung, dia akan mendatangi makam Savero untuk melepaskan rindunya. Walaupun dia sudah mengikhlaskan kepergian Savero namun tetap saja dia terkadang merindukannya, sikap manis, baik juga perhatian Savero membuat Aleta cukup sulit melupakannya. Bagaimana Savero yang begitu hangat juga selalu mengerti dengan sikap manjanya sungguh kenangan yang sangat sulit untuk Aleta lupakan atau sekedar dia kubur.
Tok,,
Tok,,
"Honey, Mommy boleh masuk?" Ucap Melisa dari balik pintu kamar Aleta.
"Yes Mom."
Ceklek,
Pintu terbuka, Melisa tersenyum menatap putrinya duduk di depan meja riasnya sembari mengoles Cream wajahnya.
"Jadi ke Bandung?"
Leta mengangguk. "Leta kangen Vero Mom, sudah lama juga Leta gak datang ke makam Vero."
Melisa tersenyum dan mengusap bahu Leta, dia tau bagaimana hubungan putri dengan Savero dulu. Dia juga tau bagaimana Leta yang begitu menyayangi mendiang Savero.
"Mau Mommy temani ke sana?"
"Mommy mau?"
"Kenapa engga Honey, kita juga bisa mengunjungi Abang kamu."
"Boleh Mom."
"Mommy siap-siap dulu ya."
Leta mengangguk dan tersenyum, setidaknya ada sang Mommy yang akan menemaninya nanti.
Sama Halnya dengan Langit yang baru saja selesai mandi, dia mengambil kaos juga jaket jeans hitamnya.
Langit akan bersiap untuk pulang ke rumah orangtuanya di Bandung. Bagaimana pun, Langit sudah janji untuk pulang hari ini mengingat dia sudah hampir dua bulan lebih tidak mengunjungi orang tuannya.
Di dalam Apartemen barunya, semua perlengkapan Langit bahkan perabotan terlihat sudah lengkap, Langit memang sengaja membeli Apartemen baru karena menghindari Luna yang terus mengganggunya.
Jaket hitam dengan kaos putih polos serta celana hitam juga sepatu putih. Langit menatap dirinya di depan cermin.
Dia menoleh, dan menyambar topi milikinya, topi yang sempat di pinjamkan ke Aleta saat Ospek dulu. Kini Langit kembali memakainya.
Setelah semua siap, Langit menyambar kunci mobilnya dan berjalan keluar.
Perjalanan yang lumayan lama membuat Langit berangkat lebih pagi, dia hanya sendiri biasanya Arga selalu ikut menemaninya namun pagi ini sahabatnya sedang tidak enak badan membuatnya hanya pergi sendiri.
Jakarta - Bandung di laju dengan kecepatan sedang dapat menempuh sekitar 2 jam lebih, itu pun Langit hanya berhenti saat mengisi bensin juga membeli minum .
Kota Bandung- Jawa Barat.
Akhirnya Langit sampai juga, dia tidak langsung menuju kediaman orang tuanya, namun dia akan lebih dulu mengunjungi makam saudaranya.
Langit menghentikan mobilnya di samping penjual bunga, dia lantas keluar dan membeli bunga di sana setelah nya dia kembali masuk ke dalam mobil.
Pemakaman Umum.
Langit berjalan menyusuri jalan setapak untuk masuk ke dalam pemakaman di sana dengan membawa bunga di tangannya.
Matanya menatap batu Nisan juga makan yang tampak bersih, karena memang keluarga Langit menyuruh orang untuk merawat makam putra mereka. Dia jongkok dan mengusap Nisan bertuliskan Savero Bintara.
"Gue datang, gimana kabar Lo di sana." Ucap Langit dan terdiam. Sorry gue baru bisa datang ke sini."
Langit terus mengusap Nisa dan menabur bunga di atas makam. Dia lantas menunduk untuk mendoakan Savero yang telah berada di surga.
"Gue pergi dulu" Ucap Langit mengusap Nisan dan beranjak bangun. Dia masih terus menatap makam Savero dan melangkah pergi.
Langit memakai kaca mata Hitamnya dan menuju mobil, namun terlihat mobil lain datang. Langit masuk ke dalam mobil dan hanya menatap kilas seorang wanita keluar dari dalam mobil memakai baju putih dan rambutnya yang di tutup jilbab serta kaca mata hitam.
Langit melajukan mobilnya pergi.
Aleta menatap mobil yang melaju keluar, dia sempat terdiam seakan mengenali mobil sport hitam itu.
"Honey,, ayo" Ajak Melisa mengusap bahu Leta.
"Iya Mom."
Mereka berjalan masuk menuju makam Savero.
"Seperti nya baru saja ada yang datang Mom" Ucap Leta saat melihat taburan bunga yang masih segar di atas gundukan makam Vero.
"Mungkin orang tua Vero Honey."
Leta mengangguk dan berjongkok di depan makam Savero.
"Hai aku datang,, kamu apa kabar di surga sana.
Aku kangen banget sama kamu Vero, tapi aku juga udah ikhlasin kamu pergi. Aku gak mau kamu sedih. Maaf aku baru bisa datang, aku udah mulai kuliah di Jakarta sesuai keinginan kita dulu. Aku juga bisa jaga diri aku sendiri loh Ver. Kamu pasti bahagia kan liat aku yang sekarang. Aku udah gak manja, aku udah dewasa." Ucap Leta mengungkapkan perasaannya walaupun tetap saja air matanya menetes di wajah cantiknya.
Melisa mengusap bahu Leta, dia membiarkan putrinya mengungkapkan semua isi hatinya.
"Oya aku datang di temani Mommy, aku juga bawa bunga Kesukaan kita dulu bunga lili. Dan aku masih pakai kalung pemberian kamu loh. Makasih karena kamu udah kasih aku kalung ini. Aku janji bakal selalu pakai terus."
Leta mengusap air matanya yang menetes di wajahnya.
"Maaf aku nangis lagi, aku masih cengeng itu karena aku kangen sama kamu."
Leta terus mencurahkan isi hatinya, rasa rindunya, rasa kehilangan yang terus dia rasakan. Melisa sabar menemani putrinya. Dia berada di samping Aleta yang masih tampak betah berada di sana.
"Honey, kita pulang?" Ucap Melisa saat sudah hampir satu jam mereka di sana.
"Iya Mom"
"Aku pulang dulu ya, tapi bukan ke Jakarta lagi. Aku akan ke rumah Bang Jojo dan aku janji besok sebelum aku kembali ke Jakarta aku bakal ke sini lagi. Kamu bahagia di sana ya, papay.."
Biarpun jarak kita sangat jauh, tapi rasa sayang dan rindu aku buat kamu selalu ada, aku bahkan selalu mendoakan kamu di sepanjang hari-hari aku Vero..
Leta beranjak bangun, Melisa mengandeng tangan Leta dan mereka berjalan keluar.
"Honey,, are you oke?" Ucap Melisa saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Oke Mom"
Melisa tersenyum dan mengusap wajah cantik Leta.
"Kita langsung ke rumah Jonatan ya Pa"
"Baik Nyonya."
Mereka ke Bandung bersama supir, Doni tidak bisa mengantarkan karena sedang meeting bersama Kliennya. Namun Doni akan menyusul setelah urusannya selesai nanti.
Sengaja Langit tidak memberitahu mereka jika akan datang pagi ini. Mereka hanya tau jika Langit akan datang saja.
Lita yang sedang menatap taman bunga kesayangannya tampak menoleh saat mendengar suara klakson mobil.
Penjaga rumah langsung membuka gerbang dan senyuman terukir di wajahnya kala mengenali siapa pemilik mobil itu.
Langit keluar mobil dan langsung menghampiri Lita.
"Ma" Ucapnya memeluk erat tubuh sang Mama.
Salah jika dia tidak merindukan wanita yang telah melahirkannya, begitupun dengan Lita yang juga begitu merindukan putra sulungnya. Langit yang tinggal di Jakarta dan jarang bertemu dengannya membuat Lita memeluknya sangat erat.
"Cakra, Mama rindu Nak."
"Cakra juga rindu Mama."Ucap Langit membalas pelukan Lita dan mengecup pucuk rambut Lita.
Lita melepaskan pelukannya menatap wajah putranya yang tampak lebih dewasa, tampan.
"Ayo masuk sayang"
Langit mengangguk dan merangkul Lita, mereka berjalan masuk ke dalam rumah.