menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Keesokan harinya, Yara bersiap untuk pergi ke Hutan Kabut. Ia berniat menyusul Tuan dan Gege-nya.
Setelah memastikan semua yang diperlukan telah siap, Yara berjalan keluar dan menuju gerbang Akademi. Namun, saat hendak mendekati gerbang, seseorang memegang tangannya.
Melihat ke atas, pelakunya adalah Long Shen, pria yang beberapa hari ini Yara coba lupakan.
"Ya’er, terburu-buru mau ke mana?" tanya Long Shen.
"Ah, Shen, aku ingin pergi ke Hutan Kabut untuk menyusul Tuan dan Gege-ku. Ngomong-ngomong, As’ Shen, apa yang kamu lakukan di sini?" balas Yara, penasaran.
"Tentu saja aku mengawasi istri kecilku yang ingin menyelinap pergi," ujar Long Shen dengan nada menggoda.
Mendengar kata "istri kecil," wajah Yara seketika memerah. Kesal karena diejek, Yara membalas, "Siapa yang menyelinap? Aku jelas sudah pergi ke Gedung Informasi untuk memberitahu bahwa aku akan pergi menyusul Tuanku!"
Melihat "kucing kecilnya" ingin marah, Long Shen merasa Yara terlihat sangat imut. Ia mengulurkan tangan, mengusap kepala Yara dengan lembut, lalu berkata, "Tapi Ya’er tidak memberi tahu suamimu. Bukankah itu satu kesalahan?"
"Eh? Mengapa itu salahku?" Yara bertanya kesal.
"Tentu saja salah. Sebagai suami, aku wajib tahu setiap aktivitas istriku," jawab Long Shen santai.
Mendengar penjelasan itu, Yara semakin kesal. Ia pun berbalik dan pergi sambil menghentak-hentakkan kaki.
"Dasar tak tahu malu!" pikir Yara, yakin bahwa Long Shen selalu mengawasinya dari jauh.
Dari belakang, Long Shen hanya tersenyum. Melihat tingkah "kucing kecilnya," ia merasa ingin membawa Yara kembali bersamanya. Namun, ia memutuskan untuk mengikuti Yara dari kejauhan.
Setibanya di pintu masuk Hutan Kabut, Yara memandang ke dalam hutan. Ini adalah kali kedua ia datang ke sini, tetapi kali ini ia sendirian.
Ia melangkah masuk melewati lingkaran pertama dan kedua, lalu tiba di lokasi yang dituju. Namun, tidak ada seorang pun di sana.
Mengambil Jade Slip milik Organisasi Tanpa Nama, ia mencoba menghubungi Li'Mei.
Tak lama, ia mendapat balasan.
"Tuan, ada perintah apa?" tanya Li'Mei dari seberang.
"Aku sudah berada di lingkaran kedua Hutan Kabut, tapi tidak ada siapa-siapa di sini. Lagi pula, aku tidak bisa menghubungi yang lain," jawab Yara.
"Tuan, kelompok pertama yang dipimpin oleh J-03 sudah memasuki terowongan. Mungkin ada array pembatas yang memblokir dunia luar," jelas Li'Mei.
"En, bisa jadi," ucap Yara sambil memandangi sekeliling, tetapi tetap tidak menemukan siapa pun.
Ia mengambil Jade Slip yang ditinggalkan oleh Tuannya untuk menghubunginya. Yara menyampaikan bahwa ia sudah berada di tengah lingkaran kedua Hutan Kabut. Namun, meski menunggu lama, tidak ada jawaban.
Merasa khawatir, Yara mengambil Jade Slip milik Keluarga Kerajaan Matahari dan mencoba menghubungi Putra Mahkota. Ia mengatakan hal yang sama, berharap kali ini ada balasan, tetapi tetap nihil.
Semakin khawatir, Yara memutuskan untuk berjalan menuju gua yang disebutkan Li'Mei dalam pesan sebelumnya. Saat semakin dekat, ia melihat coretan di sebuah batu tak jauh dari pintu masuk gua.
Tulisan itu adalah peringatan untuk tidak masuk.
Berjongkok untuk mengamati tulisan tersebut, Yara mengenalinya. Itu adalah tulisan Gege-nya.
Panik. Ia tidak bisa lagi berpikir dengan jernih.
"Gege, apa yang terjadi? Mengapa ini seperti peringatan untukku?"
Namun, Yara tidak mau hanya diam seperti orang bodoh.
Dari kejauhan, Long Shen yang memperhatikan gerak-gerik Yara tidak bisa menahan diri lagi. Ia akhirnya mendekatinya.
"Ya’er, ada apa?" tanyanya sambil melihat tulisan pada batu yang diperiksa Yara.
Tulisan pendek itu jelas peringatan untuk tidak masuk. Di depannya, ada pintu batu menuju gua.
Mengerutkan kening, Long Shen berkata, "Ya’er..."
Jika memang begitu, bagaimana jika kita menunggu di sini? Menurut tebakan ku, untuk memasuki gua, kita harus memiliki token masuk." Long Shen menunjuk pintu batu di tengah yang memiliki lubang kecil.
Mendengar itu, Yara menganggukkan kepala dan berkata, "Ya, aku tahu itu. Tapi bagaimana aku bisa menunggu jika Gege dan Tuanku ada di dalam? Sungguh itu hal yang buruk."
Melihat kecemasan Yara, Long Shen memahami apa yang sedang dipikirkan kucing kecilnya itu. Dia mendekati Yara, lalu memeluknya dengan lembut, mencoba menenangkan gadis itu.
Tak lama kemudian, Long Shen membawa Yara naik ke atas pohon yang tinggi. Saat mereka tiba di atas, tiba-tiba gerbang gua terbuka. Dari dalamnya keluar enam orang yang mengenakan jubah hitam yang menutupi tubuh hingga kepala mereka.
Penampilan kelompok itu sangat mencurigakan. Namun, saat mata Long Shen menangkap jubah hitam bersulam benang merah yang mereka kenakan, wajahnya berubah serius.
"Itu jubah dari Sekte Kalajengking Hitam," gumamnya. "Mereka dari Benua Atas. Mengapa mereka ada di sini, di Benua Bawah?"
Yara, yang tidak mengetahui identitas mereka, hanya tahu dari Li Wei dan Li Mei bahwa kelompok berjubah hitam itu memang terkenal misterius. Namun, tujuan mereka tetap menjadi teka-teki.
Setelah kelompok itu berjalan cukup jauh, Yara dan Long Shen memutuskan untuk mengikuti mereka dari jarak yang aman. Saat jarak dirasa cukup, Yara melambaikan tangannya, mengirimkan bubuk halus putih yang melayang ke arah kelompok tersebut.
Bubuk itu tampak seperti memiliki mata, karena hanya mengenai dua orang di barisan belakang. Ketika kedua orang itu hendak terjatuh, Yara dengan sigap menggerakkan tangannya lagi. Dua sulur akar pohon muncul dari tanah, menopang tubuh mereka agar tidak membentur tanah dan menimbulkan suara.
Yara dan Long Shen segera turun dari pohon dan mendekati kedua orang itu. Yara menempelkan tangannya di atas kepala mereka, mengekstrak memori dari keduanya. Betapa terkejutnya Yara ketika mengetahui mereka adalah anggota Sekte Kalajengking Hitam dari Benua Atas. Mereka sedang membangun cabang baru di Benua Tengah.
Setelah mendapatkan informasi yang diperlukan, Yara tanpa ragu membunuh kedua orang itu. Ia mengambil jade slip dan dua interspatial ring mereka sebelum menyimpan mayat-mayat itu ke dalam dunia kecil miliknya untuk dihancurkan dan dijadikan pupuk di ladang herbal.
"Apa kita akan mengikuti mereka atau menunggu mereka kembali?" tanya Yara sambil menyerahkan salah satu token yang didapatkan dari interspatial ring kepada Long Shen.
Long Shen mengamati token hitam dengan lambang Sekte Kalajengking Hitam itu dengan alis terangkat. Setelah menghela napas kasar, dia berkata, "Ya'er, tahukah kamu bahwa token ini berasal dari Sekte Kalajengking Hitam? Mereka terkenal sebagai aliran sesat di Benua Atas, yang sering melakukan eksperimen dengan mengawinkan manusia dan iblis beast. Karena gerakan mereka sering gagal di sana, mereka sekarang mencoba mendominasi Benua Bawah."
Mendengar itu, Yara mengangguk dengan ekspresi cemas. "Jadi, kasus hilangnya penduduk Desa Mati adalah ulah mereka? Jika ini berlanjut, mereka bisa menyasar desa-desa lain, bahkan kota-kota besar! Apa yang harus aku lakukan, Long Shen?"
Melihat kegelisahan Yara, Long Shen menyarankan, "Kita tunggu mereka kembali. Setelah itu, kita masuk bersama kelompok mereka agar tidak mencurigakan."
Yara akhirnya mengangguk, memilih untuk menunggu dengan sabar.
---
Catatan Penulis:
Hari ini aku hanya bisa memperbarui sedikit karena sangat sibuk. Terima kasih untuk semua pembaca yang telah setia mendukung ceritaku. Mohon maaf jika dalam penulisan ini masih ada kekurangan.