NovelToon NovelToon
AMEEZA

AMEEZA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana Hasna Raihana

(#HIJRAHSERIES)
Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin.

Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudaranya, cinta bertepuk sebelah tangan dengan Erga, hingga terlibat dengan Arian, senior yang membencinya.

Bagaimanakah Ameeza keluar dari semua masalah itu? Akankah Erga membalas perasaannya dan bagaimana Ameeza bisa menghadapi Arian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Hasna Raihana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Nugas Bareng

Minggu pagi Ameeza merasa sangat malas sekali. Bahkan untuk sekedar bangun dari tempat tidurnya pun ia enggan. Entah sudah berapa kali teriakan Izzi menusuk gendang telinganya. Tapi, memang dasar Ameeza yang sudah kebal dengan ocehan dan kejudesan kakak keduanya. Bukannya bangun dari tempat tidur. Justru Ameeza semakin menenggelamkan wajahnya ke bantal empuk. Lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Suara gebrakan pintu itu sontak membuat kedua kelopak mata Ameeza terbuka sepenuhnya. Namun, ia tetap tidak bergeming dengan posisinya saat ini. Sebisa mungkin ia berpura-pura tidur.

Baru saja Ameeza memejamkan matanya. Selimut yang menutupi seluruh tubuhnya disibak kasar sampai selimut itu terlempar dan berakhir jatuh di lantai.

Melihat Ameeza yang masih tak bergeming membuat Aludra memutar otak keras untuk membangunkan sepupunya ini. Sedetik kemudian kedua sudut bibir Aludra membentuk senyuman penuh makna.

Aludra naik ke atas kasur. Dengan posisi berdiri, kedua kakinya di buka selebar bahu. Sebelum menjalankan aksi gilanya. Aludra mengambil ancang-ancang sejenak.

Saat tangannya akan meraih tangan Ameeza. Gerakannya itu langsung di tepis Ameeza. Cewek itu dengan ekspresi kesal langsung bangkit dari tempat tidurnya.

Aludra yang memang merupakan ketua karate di SMA Antares tidak semudah itu tumbang hanya dengan sentakan kecil seperti yang dilakukan Ameeza.

Aludra duduk bersila di kasur Ameeza yang masih berantakan. Sambil menunggu sepupunya itu keluar dari kamar mandi. Ia menyibukkan diri dengan memainkan game yang ada di HP-nya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Ameeza yang sudah rapi dengan setelan celana jeans dan hoodie berwarna abu muda.

Melihat Ameeza yang sudah rapi membuat Aludra penasaran. "Mau kemana lo?"

"Nugas," jawab Ameeza seraya mengambil tas kecil berwarna putih.

"Gue kira kakak tahu."

"Kagak tahu gue. Tadi pas gue main ke sini Izzi nyuruh gue dobrak pintu kamar lo. Terus bangunin lo," terang Aludra.

"Gue pamit dulu, Kak."

Setelah itu Ameeza hilang balik pintu kamarnya yang terbuka. Aludra hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala melihatnya.

...-oOo-...

Ameeza tak mampu menahan diri saat melihat sebuah promo diskon 95% terhadap produk makanan manis. Tentu karena itu favoritnya. Mau tidak mau Ameeza terpaksa memberhentikan Erga yang sudah berjalan cukup jauh di depannya. Masa bodolah dengan rasa malunya Ameeza lebih peduli dengan diskon itu.

Erga mengernyitkan dahi heran melihat kelakuan Ameeza yang seperti bocah. Meski sebenarnya Erga malas membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna. Apa boleh buat ia tidak mungkin menolaknya. Erga tidak mau menghabiskan energinya untuk sekedar mengeluarkan suara.

Baru memasuki minimarket yang dimasuki Ameeza. Erga sudah disuguhi dengan pemandangan sekumpulan ibu-ibu, anak kecil sampai anak remaja yang tengah berebut diskon murah meriah makanan manis.

Erga berjalan menghampiri Ameeza yang juga ikutan berebut. Kemudian tangannya menarik Ameeza dari kerumunan itu. Setelah itu beberapa pegawai minimarket berusaha mengkondisikan keadaan yang mulai kacau.

Tatapan tajam Ameeza tak lepas dari Erga yang sekarang tengah berjalan beriringan menuju cafe. Ia masih kesal dengan tindakan Erga yang terlalu ikut campur dengan urusannya. Apalagi tadi, untuk pertama kalinya Ameeza kehilangan kesempatan mendapatkan makanan manis dengan diskon yang super murah.

Keduanya memasuki cafe yang bersebrangan dengan SMA Antariksa. Kemudian duduk di kursi dekat dengan pintu dan jendela. Setelah memesan masing-masing, Ameeza mulai buka suara. "Lain kali jangan ikut campur," celetuk Ameeza sinis.

Erga sama sekali tidak menanggapi celetukan Ameeza. Ia lebih memilih mengambil beberapa buku yang sempat ia pinjam di perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari club buku. Sedangkan Ameeza hanya mengeluarkan buku catatan kecil dan pena dari tasnya.

"Gue udah rangkum seperlunya. Ini hasilnya kalau ada yang kurang bilang," tutur Ameeza sembari menggeser buku catatan kecil itu ke hadapan Erga.

Pesanan keduanya sampai. Ameeza memilih menyedot minumnya sebentar. Menetralkan tenggorokannya yang terasa kering juga mendinginkan hatinya yang tengah panas karena gejolak kekesalan.

Masih dengan posisi sama. Ameeza sesekali melirik Erga yang tampak serius mengamati buku catatan kecil miliknya. Sudah lebih dari lima belas menit Ameeza tidak mendengar sepatah kata protes apapun dari bibir Erga.

Apa gak ada yang perlu ditambahin? Kok dari tadi diem mulu. Tapi, dari tadi itu orang bolak-balik merhatiin buku catatan gue sama buku paket.

Merasa bosan dengan keheningan yang melanda. Ameeza terpaksa kembali bersuara. "Ada yang salah gak?" tanya Ameeza.

Sejenak pandangan Erga sempat terputus dari catatan Ameeza. Ia sempat memandang Ameeza sekilas disertai dengan anggukan kepala. Seterusnya Erga kembali fokus pada catatan Ameeza lagi.

Hanya keheningan yang mendominasi. Terkecuali hanya ada suara obrolan beberapa pengunjung yang menjadi latar keheningan antar Ameeza dan Erga.

Sudah hampir setengah jam Ameeza mati kebosanan. Bahkan minuman yang ia pesan tadi sudah habis. Mau main HP tapi baterainya low. Benar-benar membuat kesal.

"Lo ngomong kek dari tadi diem aja." Emosi Ameeza sudah tidak bisa dibendung lagi.

Mengamati ekspresi kesal bercampur marah yang tengah Ameeza alami. Erga masih tetap bungkam. Lagi-lagi hanya memandang Ameeza sekilas dengan kerutan alisnya.

Selanjutnya Erga mendorong buku catatan kecil yang sudah direvisi ke hadapan Ameeza. Baru beberapa detik Erga melepaskan sentuhan di buku catatan kecil itu. Ameeza dengan gerakan cepat langsung menyambarnya. Lalu memasukkannya ke dalam tas. Lantas setelah itu Ameeza beranjak pergi.

Hari sudah semakin siang. Terik matahari membuat Ameeza kegerahan. Ia menyesal memilih hoodie sebagai pakaian yang ia pakai. Mau mengeluh pun rasanya tidak ada guna. Hanya akan menambah kesal saja.

Ameeza menatap Erga yang berdiri di sampingnya lewat ekor mata. Laki-laki itu tidak mengucapkan kata sedikit pun. Bahkan hanya untuk sekedar menyapa atau menegurnya. Mendengus malas, Ameeza semakin dibuat kesal melihat kelakuan teman sekelasnya itu.

Diam-diam Ameeza memperhatikan gerak-gerik Erga. Bukan, fokusnya lebih ke HP yang tengah di mainkan oleh cowok itu. Ameeza mau meminjam HP Erga untuk menghubungi supirnya. Namun, Ameeza sadar tadi di cafe sempat bersikap kurang sopan pada Erga.

Erga bukan orang yang tidak peka dengan keadaan. Justru ia sangat peka dengan setiap pergerakan perempuan di sampingnya ini. Ia tahu Ameeza sedang bingung. Entah bingung karena apa. Meski tak terlalu jelas Erga tahu Ameeza sedari tadi melirik HP yang tengah ia mainkan. Tak tahu mau bicara apa. Erga menarik tangan kiri Ameeza lalu memberikan HP-nya.

Mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu membuat Ameeza sedikit tak percaya. Tanpa buang waktu lagi, Ameeza segera menghubungi supir untuk menjemputnya. Selang beberapa detik setelah telepon terputus. Ameeza segera mengembalikan HP itu kepada pemiliknya.

"Makasih."

Kedua sudut bibir Erga tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman. Walau senyuman itu tidak sampai ke mata.

Tak berselang lama sebuah mobil hitam berhenti di depan keduanya. Ameeza segera memasuki mobil. Sebelum mobil itu berjalan jauh Ameeza sempat melihat Erga yang menyebrang jalan dari balik kaca jendela mobil.

Gue gak sangka dia sepeduli itu sama gue. Padahal mungkin aja dari tadi dia udah bisa balik. Tapi, karena nunggu gue dia jadi ....

Dengan sengaja Ameeza menampar pipinya cukup keras. Hal itu ia lakukan semata-mata untuk menyadarkan pikirannya yang mulai ngawur.

"Non kenapa?" tanya Pak Bagas-supirnya dengan nada khawatir.

Ameeza menggeleng.

Gue pasti udah gak waras mikirin dia!

...-oOo-...

1
zennatyas
kecewa banget ya jadi Ameeza ngadepin Erga? wkwk
zennatyas
loh, Bu?
zennatyas
demi apa kalo liat cowok pingsan, Za?😭
zennatyas
Wahh, dari awal aja udah seruu nihh 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!