"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Sambil menunggu Aldo menjemputnya, Siska memakan sarapan nasi uduk yang tadi Maya beli di depan gang.
"Hah, Rendi mau jemput gue?" Siska membaca pesan yang Rendi kirimkan semalam.
Siska: "Ren. Sorry, hp gue mati.. Hari ini gue bolos kelas dulu karna lagi ada urusan"
Rendi ganteng: "Gapapa, tapi lo baik-baik aja kan?"
Siska: "gue baik kok, oiya sampein ke dosen kalo gue ijin hari ini ya"
Rendi ganteng: "siap.."
Siska: "ngomong-ngomong, tadi lo jadi jemput gue?"
Rendi ganteng: "nggak Sis, karna lo nggak bales jadi gue pikir lo nggak mau"
Siska: "hehe, sorry ya Ren. Gue lupa nyalain hp gue soalnya gue abis ketemu sama temen lama gue. Sekarang gue juga lagi nginep di kos an dia"
Rendi ganteng: "oh gitu.. iya Sis tenang aja.. Syukur deh kalo lo gapapa"
Siska: "iya Ren.. Makasih ya, yaudah lo kuliah dulu yang bener jangan males-malesan"
Rendi ganteng: "tau aja lo, hari ini gue males karna nggak ada lo di kampus jadi bosen ketemunya sama Markonah doang"
Siska: "haha yang sabar ya pak ini ujian"
Hanya itu percakapan Rendi dan Siska, ia tak mau membuat temannya itu khawatir. Apalagi Rendi sempat akan menjemputnya ke apartemen.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah 11 siang, Aldo belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Bosen juga gue lama-lama. Kangen Anggi nih.. Dia udah selesai kuliahnya belum ya?"
Tak beselang lama, Anggi menelpon Siska.
"Sis, dimana lo?!" dengan suara khas nya yang cempreng.
"Panjang umur lo Gi.. Gue lagi nginep di kos an temen lama gue"
"Di Bandung? Kok nggak ngajak gue kalo lo mau bolos? Nggak asik lo!"
"Hihi.. Sorry Gi, ini juga mendadak ketemunya. Bukan di Bandung, dia di Jakarta kok"
"Oiya, sorry juga baru baca pesan lo barusan"
"Gapapa.. Lo sampe kapan disitu? Gue udah kangen sama lo nih, males gue di kelas nggak ada lo"
"Kan ada sepupu lo"
"Yee.. Lo pikir gue sama dia bakal akur gitu? Buruan ya Sis pulangnya, nanti kita nge mall bareng, okey?"
"Iya.. Iya.. Yaudah Gi, udah dulu ya ini temen gue udah dateng" Padahal bukan Maya, tapi seperti suara mobil Aldo.
"Oke.. Bye bye Siska.." Anggi mematikan sambungan telponnya.
"Assalamu'alaikum" terdengar ketokan pintu dari luar kamar.
"Wa'alaikumsalam.."
Siska membukakan pintu untuk Aldo, dengan wajah datarnya.
Aldo melihat ke sekeliling kos an Maya, kecil dan sempit. Itulah yang ada di benak Aldo saat ini. Kasurnya saja hanya muat untuk 1 orang, terus Siska tidur dimana? Masa di lantai?
"Sis.." Aldo membuka percakapan.
"Hmm" jawabnya malas.
"Gue mau ngomong sama lo"
"Tinggal ngomong aja!"
"Lo masih marah sama gue?"
"Cih!! Menurut lo? Lo pikir aja sendiri lah. Kalo lo kesini cuma mau nanya gue masih marah apa nggak, lo mending pulang aja deh!"
"Ya justru itu. Gue mau minta maaf sama lo!" Aldo meninggikan suaranya.
"Aahh.. Jadi cara lo minta maaf kayak gini? Sorry, gue nggak mau maafin!"
"Kok gitu? Gue udah dateng kesini jauh-jauh. Lo bukanya maafin gue malah marah-marah mulu"
"Baru tau gue kalo seorang ketua BEM attitude nya NOL BESAR!!!" Siska tak kalah tinggi suaranya.
"Assalamu'alaikum.." suara ibu paruh baya memecah perdebatan Siska dan Aldo.
"Wa'alaikumsalam" jawab Siska dan Aldo bebarengan.
"Maaf kalian siapa ya? Saya dengar seperti ada yang bertengkar. Terus mas sama mbak ini ngapain disini? Bukannya yang kos disini mbak Maya?"
"Ah.. Maaf buk, saya teman Maya. Semalam saya nginep disini karna lagi hujan" Rupanya itu adalah ibu kos.
Wajar jika sampai masuk, karna ini kos-kos an khusus putri. Tamu pria hanya boleh berkunjung di luar saja.
"Oh, terus mas nya ini siapa? Maaf mas sebaiknya mas nya keluar, nanti malah takutnya timbul fitnah"
"Perkenalkan buk, nama saya Aldo. Saya suaminya Siska. Teman Maya juga, saya kesini mau jemput istri saya pulang" Seketika jantung Siska berdebar kencang, baru kali ini Aldo mengakuinya sebagai istri. Pipi Siska memerah seperti kepiting rebus.
"Betul mbak ini suaminya?" Ibu kos mengalihkan pandangannya ke Siska.
"Ee.. I-iya buk saya istrinya" Siska masih salah tingkah.
"Mana buktinya kalau kalian sudah menikah?"
Jelas gelagapan Siska ditanya seperti itu, pasalnya ia tak punya foto atau bawa buku nikah jika tau situasinya akan seperti ini.
"Ada buk" Aldo menunjukkan foto nikah dan foto buku nikah di hp nya.
Apa ini?? Siska tak percaya, Aldo yang selama ini sepertinya tak suka dengan pernikahan ini punya foto nikah sampai-sampai buku nikah mereka juga di foto.
Siska menutup mulutnya tak percaya, sebetulnya untuk apa Aldo menyimpan foto itu. Toh pernikahan ini cuma atas dasar perjodohan dan selama mereka menikah pun selalu bertengkar tak jelas.
Bahkan Aldo sudah punya pacar, bagaimana jika pacarnya tahu jika ia mempunyai foto seperti itu di hp nya?
"Jadi kalian beneran sudah menikah? Maaf saya cuma memastikan. Ya sudah kalau begitu, saya tinggal dulu ya mas mbak"
"Nggak apa-apa buk, kita juga minta maaf karna sudah lancang dan membuat kegaduhan disini" Aldo meminta maaf.
"Iya buk, nanti saya nunggu Maya pulang dulu baru saya pamit. Kita janji nggak bikin kegaduhan lagi" Siska tak enak hati.
"Iya tidak apa-apa. Maklum kalian masih muda, pasti banyak argumen yang berbeda. Tapi saran saya, kalo pernikahan mau langgeng. Kalian harus saling berkomunikasi yang baik, saling menghormati pasangan satu sama lain dan juga ini yang terpenting. Bisa menjaga kepercayaan satu sama lain. Maaf mbak mas, bukannya saya mau menceramahi. Tapi tadi saya dengar kalian seperti bertengkar"
"Nggak apa-apa buk, kami yang minta maaf" Aldo menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Aldo dan Siska menjadi salah tingkah. Seperti sedang mendapat siraman rohani, tapi memang benar apa yang sedang rumah tangga mereka alami saat ini ya seperti yang dikatakan ibu kos. Kurangnya komunikasi, tidak saling percaya, kalo saling menghormati sepertinya juga tidak.
"Ya sudah, kalo begitu ibu keluar dulu. Kalau butuh sesuatu panggil ibu saja ya mbak mas" Ibu kos pergi mengucapkan salam dan meninggalkan mereka berdua yang masih saling terdiam.
Siska kembali duduk di pinggiran kasur busa milik Maya. Sedangkan Aldo duduk di lantai berhadapan dengan Siska.
"Sis, kali ini gue bener-bener minta maaf. Lo mau kan maafin gue?"
"Minta maaf soal apa?" suara Siska sedikit melembut.
"Soal kemaren gue udah nuduh lo sama Rendi dan yang dulu-dulu waktu di sekolah"
"Oh"
"Kok -oh- doang sih? Lo.. Nggak mau maafin gue?" Aldo mengernyitkan dahi.
"Iya gue udah maafin" nadanya masih terdengar kesal.
"Yakin lo maafin gue?"
"Lo sendiri? Yakin minta maaf sama gue atas kesalahan lo? Kan lo belum tau yang sebenernya, kalau emang gue salah gimana? Lo nggak nyesel minta maaf sama gue?" Pertanyaan yang menohok.
Sesakit hati itukah Siska terhadap Aldo, bahkan Aldo yang belum tau kebenarannya saja tiba-tiba langsung minta maaf. Ada apa ini?
"Gue kira, lo jemput gue.. Nanya-nanya gue dimana mau ajuin gugat cerai"
"Kok lo ngomong gitu? Meskipun kita nikah berdasarkan perjodohan orang tua, tapi gue menghormati pernikahan ini Sis" Aldo berusaha tidak terpancing.
"Kalo lo menghormati pernikahan kita, harusnya lo tuh nggak berhubungan sama cewek lain Al. Ninggalin istrinya di apartemen sendiri, nggak pernah kasih nafkah, terus lo bilang kita nggak usah saling kenal kalo di luar. Itu yang namanya menghormati?" Siska tak bisa membendung lagi amarahnya kali ini.
"Dan satu hal lagi, lo bilang gue boleh menjalin hubungan sama cowok manapun terserah.. lo nggak akan perduli. Tapi nyatanya lo malah uring-uringan pas gue pergi, bahkan gue juga pergi nggak hanya berdua sama Rendi. Lo tuh sebenernya maunya apa? Dan asal lo tau, gue kemaren dianter pulang sama Rendi itu gara-gara gue nggak enak sama dia bahkan dia tau kalo uang gue udah menipis. Gue nggak tau harus gimana, kalo gue minta sama lo dikira gue ngemis-ngemis. Kalo gue minta sama orang tua gue, pasti gue dimarahin. Gue nggak mau nanti dikira lo nggak becus ngurus gue. Yang ada lo kena marah juga"
"Harusnya lo minta maaf sama Rendi, malah lo bikin masalah lagi dan bikin dia kesel. Maaf, bukannya gue belain Rendi tapi biar lo sadar. Kalo tindakan lo itu udah salah, nuduh gue yang belum jelas buktinya" Tangis Siska pecah mata dan pipinya memerah.
Aldo hanya termenung, jadi selama ini ia sudah menaruh luka yang dalam untuk Siska. Bahkan ia lupa untuk memberikan nafkah untuk Siska yang jelas-jelas sudah sah menjadi istrinya. Sedangkan Viona minta saja pasti langsung di turuti.
Aldo mengusap wajah Siska yang berlinang air mata itu. Pelukan dan kecupan hangat di kening ia berikan untuk Siska.
NEXT...