George Abraham yang merupakan seorang Casanova kelas kakap harus menerima perjodohan dengan gadis belia demi meredam amarah sang ayah karena ulahnya yang sudah melampaui batas.
" Jika kau berani menyakiti istrimu apapun alasannya maka kau bukan berhenti menjadi pewaris tapi berhenti menjadi anakku " ucap Ayah George dengan berapi-api menunjuk Fay yang duduk disofa apartemen George setelah pernikahan rahasia mereka .
" Ayah bagaimana mungkin aku bisa menghadapi nya " frustasi George menatap gadis belia yang duduk disofa mengerjakan tugas sekolah sambil sesekali tersenyum licik menatap George yang masih di nasehati Ayah nya .
Entah apa yang dipikiran gadis belia itu tentang pria matang seperti George?
next .
yuk Baca kelanjutannya ↩️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Diamnya Fay
Selesai mengganti bajunya dengan piyama Geo keluar kamar dan melihat Fay yang duduk diatas sofa masih menangis memeluk lututnya.
" Ganti baju dulu , lihatlah udah lusuh seragam sekolah kamu " ucap Geo tersenyum lebar dengan mental dan mood yang sangat baik akan meladeni istri kecilnya yang sedang ngambek .
Fay langsung duduk menjauh begitu Geo duduk di sampingnya sampai mepet ke pembatas sofa .
" Mandi Sayang lihatlah ingusnya sudah keluar jadi berhentilah menangis " senyum lebar Geo menyentuh pundak Fay .
" Nggak usah sok panggil-panggil Sayang , buaya darat " hujat Fay berdiri dari duduknya mempelototi Geo lalu berjalan masuk ke dalam kamar.
" Aku cium aja marah sampai segitunya apalagi aku perkosa " kekeh Geo yang kini sangat sadar kalau istrinya memang masih kecil bahkan masih sekolah jadi Geo sebagai pria dewasa memang harus bersabar jika Fay bersikap tidak dewasa karena memang belum waktunya.
Geo tidak boleh menyalahkan Fay atas pemikiran nya yang masih labil dan belum dewasa karena memang masih usia sekolah.
....
Geo kembali masuk dan mengunci pintu kamar merebahkan tubuhnya diatas ranjang king size yang terasa begitu empuk serta nyaman .
" Mau kemana?" tanya Geo pada Fay yang sudah memakai piyama namun mengambil bantal diatas ranjang serta membawa selimut kecil .
" Nggak mau tidur sama Papi lagi " ucap Fay yang menjadi takut di apa-apain oleh Geo.
" Jadi mau tidur dimana jika tidak bersama Papi ?" tanya Geo dengan baik-baik .
" Di kamar lain " ucap Fay melangkah pergi .
" Tidak takut ?" tanya Geo yang masih berbaring nyaman diatas ranjang menopang kepala dengan tangan memperhatikan setiap pergerakan Fay .
Fay memutar langkah nya lalu meletakkan bantalnya disofa dan berbaring memunggungi Geo yang masih menatapnya.
20 menit kemudian.
Lama menangis akhirnya Fay tertidur dan setelah memastikan Fay tertidur barulah Geo mengangkat dan menidurkan nya diatas ranjang.
Geo mengambil salaf lalu mengolesi leher Fay yang memerah karena ulahnya dengan penyesalan.
" Maaf aku lepas kendali " ucap Geo mengecup kening Fay dan membersihkan sisa air mata yang masih membasahi pipi Fay .
....
3 hari sudah berlalu namun semenjak kejadian kemarin Fay sama sekali tidak mau bicara dengan Geo bahkan selalu menghindar dan itu membuat Geo merasa frustasi karena dicueki Fay benar-benar membuat dia linglung dan tidak tau harus apa .
Rupanya gadis cerewet itu sudah mengisi banyak sekali ruang kosong dalam kehidupan Geo sehingga saat tanpanya Geo merasa sehampa ini .
" Fay aku akan membelikan apapun yang kamu inginkan tapi berhenti mendiami ku" ucap Geo menghampiri Fay yang tengah memotong buah di dapur .
" Kamu ingin apa? Mobil, rumah , tas , perhiasan atau apapun itu aku akan memberikan nya sebagai permintaan maaf ku " ucap Geo yang sama sekali tidak dihiraukan Fay .
" Fay dengarkan aku " Geo memegang pipi Fay dengan kedua tangannya agar menatap .
Fay menepis tangan Geo lalu membawa buah yang sudah selesai dia potong dan duduk di sofa .
" Fay " Geo memegang lengan Fay dan menyandarkan nya ke dinding .
" Kamu marah sama Papi?" tanya Geo memegang pinggang Fay dengan kedua tangannya.
" Nggak " ucap Fay memegang semakin erat piring buah di tangannya.
" terus kenapa diam aja?" tanya Geo masih berpikir kalau Fay tidak mau bicara dengan nya karena kejadian kemarin .
" Malas ngomong sama buaya " ucap Fay mempelototi Geo yang berdiri di hadapan nya bahkan tangan Geo terasa begitu panas di pinggang Fay .
" Buaya apa lagi , aku sudah berubah Fay dan seharusnya aku yang marah " tegas Geo ketika merasakan kondisi malah sebaliknya.
" Kamu ngapain makan ke restoran sama pria kemarin , lupa kamu udah punya suami " tegas Geo dengan suara bergetar menahan emosi ketika terbayang Fay yang sedang makan berdua dengan seorang pria kemarin .
" Hehhh, jangan memutar balikkan fakta Papi yang double date sama teman Papi kemarin kalau Aku cuma jalan sama teman " tegas Fay mengatakan kebenaran.
" double date apa sih Fay?" ucap Geo tidak mengerti .
" Hihhh, nggak usah sok polos Papi lupa sama siapa Papi di restoran waktu itu. Berkaca jangan nyalahin orang mulu " sewot Fay yang membuat Geo terdiam sejenak meresapi ucapan Fay .
" Kemarin aku pulang meeting bersama asisten dan sekretaris ku dari luar kota dan karena sudah telat makan siang kami mampir di restoran itu , bukan double date seperti yang kamu kira" jelas Geo agar Fay tidak salah paham.
" Alah dasar pembohong " tak percaya Fay menatap Geo sebelah mata .
" Aku tidak berbohong Fay apa perlu aku meminta mereka datang kesini untuk memberi kesaksian, lagian kedua sekretaris itu juga sudah punya suami " ucap Geo menjelaskan dengan begitu detail .
Fay menatap mata Geo yang berdiri di hadapan nya dengan detail memastikan ucapan pria itu benar .
" Jadi kamu diam karena merasa Papi bohongi ?" tanya Geo yang punya kesimpulan bahwa Fay mendiaminya bukan karena marah tapi kecewa.
" Fay jawab " ucap Geo semakin mendekatkan tubuhnya pada Fay yang sudah tersandar ke dinding .
" habis Papi bicaranya akrab banget makanya aku pikir begitu " ucap Fay menatap Geo dengan tatapan sendu .
Geo tersenyum lebar padahal dia juga sempat kecewa karena berpikir Fay marah dan mendiami nya karena kejadian kemarin .
" Jadi kamu jalan dengan pria itu layaknya sebuah pembalasan?" tanya Geo mengangkat sebelah alisnya.
" Iyalah , aku kan pantang kalah " ucap Fay dengan bangganya tersenyum kecut pada Geo.
" Astaga istriku benar-benar sangat labil " batin Geo menatap Fay sambil geleng kepala .
" Apapun yang Papi lakukan aku akan membalasnya" ucap Fay menggigit buah apel dengan begitu keras
Geo menatap Fay yang berjalan itu dengan tatapan teduh , sepertinya Geo memang harus hati-hati dalam bersikap pada Fay karena dia cenderung meniru apa yang Geo lakukan.
Geo berjalan lalu ikut duduk di samping Fay yang sedang makan buah sambil menonton film.
" Kamu kenapa makan buah aja?" tanya Geo mengambil sepotong buah di piring yang dipegang Fay.
" Ya makan apa lagi aku kan tidak punya uang " ucap Fay yang membuat Geo tergelak mendengarnya.
" Ngambek lagi " kekeh Geo yang sungguh lupa memberikan uang jajan pada Fay selama 3 hari ini karena Fay terus menghindarinya.
" Huhhh, uang aku banyak cuma sedang dibekukan saja " ucap Fay yang rencananya hari ini akan ke perusahaan Daddy karena semua kartunya dibekukan .
" Mengapa tidak mengambil uang cash kan ada kartu Papi kasih?" ucap Geo .
" Gengsi ya ?" goda Geo yang membuat dia langsung mendapatkan pukulan ekstra dari Fay sampai memekik kesakitan.
" nggak, cuma lagi malas " ucap Fay dengan ketus .
" Ayo kita jalan nanti Papi belikan apapun yang kamu inginkan " tawar Geo yang merasa senang jalan-jalan dengan Fay .
" Malas " tolak Fay dengan cepat .
" Yakin?" tanya Geo meminta Fay mempertimbangkan sambil membuka dompetnya.