Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manik biru
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Gery, dan pelakunya adalah Ayahnya sendiri. Dante Wiliam
"Bastard!" maki Dante kepada putranya yang nampak meringis kesakitan dan mengelus pipi kanan yang baru saja ia tampar.
"Daddy kenapa menamparku? Apa salahku? Sudah hampir lima tahun aku tidak bertemu denganmu, apakah ini yang aku dapatkan?! Sebuah tamparan?!" Gery berusaha membela diri, walau pun ia tahu kesalahannya.
"Listen me!" sentak Dante sembari menunjuk telinganya sendiri, dengan perasaan penuh amarah. Manik matanya yang sangat tajam seperti ujung pedang yang siap mengeksekusi lawannya.
Gery menundukkan kepalanya saat melihat manik biru yang sangat tajam menatapnya. Ia merasa bergetar saat melihat kemarahan Ayahnya.
"Apa kamu sudah gila! Menikahi gadis itu tanpa sepengetahun Daddy?!" sarkas Dante dengan bahasa indonesia yang tidak begitu fasih, namun masih terdengar dengan jelas.
"Aku bisa menjelaskannya. Aku melakukan semua ini karena permintaan kedua orang tua Hana. Perusahaan mereka terancam bangkrut dan mereka menukarkan Hana dengan Saham," jelas Gery tidak ada yang di tutupi sama sekali, ia berbicara sesuai dengan fakta yang ada.
Masih ingat di benaknya, saat Ayah Hana datang memohon bahkan bersujud di hadapannya, meminta pertolongan untuk membangkitkan perusahaannya yang akan bangkrut.
Dante mengumpat penuh emosi, bagaimana bisa ada orang tua yang berpikiran picik seperti itu? Mengorbankan anak gadisnya demi sebuah harta, kesuksesan dan karier.
Lebih parahnya lagi, putranya itu menikahi gadis itu dan menukar dengan Saham.
Sungguh gila bukan?!
"Dan kamu tidak memperlakukannya dengan baik di rumah ini? Bibi sudah cerita semua yang terjadi di rumah ini!" ucap Dante lagi, menatap putranya dengan pemusuhan.
"Se*ks bebas, Clubing, lalu apa lagi?! Hah!" bentak Dante dengan penuh amarah.
Gery tersenyum miris mendengarnya, "aku melakukan semua itu untuk mencari kesenangan dan kebahagiaanku sendiri!!" balas Gery dengan tajam. Menjadi korban broken home kedua orang tuanya membuat Gery merasa stres dan kekurangan kasih sayang. Di tambah lagi di saat usianya yang baru menginjak 18 tahun harus memegang perusahaan ayahnya yang ada di Indonesia.
Dante mengusap wajahnya dengan kasar saat mendengar perkataan putranya yang menusuk sampai ke ulu hatinya. Sebagai orang tua, ia salah karena selama ini tidak pernah begitu memerhatikan putranya itu. Hingga membuat Gery yang baru berusia 22 tahun ini, memberontak dengan keadaan.
Ya ... dulu Dante menikah muda saat usianya 17 tahun dengan mantan istrinya.
"Kemarilah," ucap Dante kepada putranya.
Gery melangkah maju, kemudian Dante memeluk putranya itu dengan erat. Dante memberikan pelukan terbaiknya, menepuk punggung putranya beberapa kali, barulah setelah itu ia mengurai pelukannya.
"Maafkan Daddy," ucap Dante, sembari menatap putranya.
"Kamu sekarang sudah menjadi suami, dan seharusnya kamu bertanggung jawab kepada istrimu, bukan malah menyakitinya." Dante memberikan nasehat kepada putranya.
"Aku tidak mencintai dan tidak menginginkannya, Dad," jawab Gery dengan tegas tanpa keraguan sama sekali.
"Lalu untuk apa kamu menikahinya?!" sentak Dante, mulai emosi lagi dengan tingkah Gery yang sangat menjengkelkan.
"Karena perusahaan ayahnya saat ini memberikan keuntungan yang besar kepada perusahaan kita," jawan Gery dengan santainya.
"Otak picik!" umpat Dante kepada putranya.
"Dunia bisnis itu kejam, Dad. Bukankah begitu?" jawab Gery seraya tersenyum miring dan berlalu dari ruangan pribadi ayahnya.
Dante menatap kepergian putranya dengan perasaan yang campur aduk.
"Darahnya mengalir di tubuhmu. Segala sifatnya juga menurun kepadamu," ucap Dante dengan pelan, kemudian mendudukkan diri di sofa, memijit pangkal hidungnya. Kepalanya rasanya terasa sakit memikirkan putranya itu.
*
*
"Makan malam sudah siap," ucap Hana kepada suaminya yang sedang menekuri layar ponselnya di ruang keluarga.
"Panggilkan Daddy di ruang kerjanya!" ketus Gery seraya beranjak dari duduknya, memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya dan berjalan menuju ruang makan.
"Ya," jawab Hana, berjalan menuju ruang kerja ayah mertuanya.
Entah kenapa jantung Hana berdetak sangat cepat saat ia sampai di depan pintu berwarna coklat itu.
Masih teringat jelas manik berwarna biru laut menatapnya dengan tajam, dan berhasil membuat dadanya berdesir hebat.
Sebenarnya apa yang terjadi kepada dirinya? Hana bertanya-tanya di dalam hati.
Tangan kanan Hana terangkat untuk mengetuk pintu tersebut, namun baru saja tangannya akan terayun, pintu tersebut terbuka dari dalam membuat Hana berjingkat kaget.
Ceklek
Dante keluar dari ruang pribadinya, dan sedikit terkejut saat melihat Hana berdiri tepat di hadapannya.
"Ada apa?" tanya Dante kepada Hana.
"Ah ... Emh ... Itu ... Makan malam," jawab Hana terbata sembari menundukkan pandangannya. Dadanya kembali berdetak tidak karuan saat Dante menatapnya dengan datar. Di tambah lagi Dante memakai kemeja yang tidak di kancingkan sepenuhnya, memperlihatkan dada bidangnya yang di tumbuhi bulu-bulu halus.
Pesona Ayah mertuanya sangat luar biasa. Batin Hana, sembari menggigit bibir bawahnya.
Hadewwhh, panas, euyy 🤣🔥🔥🔥
Dante menatap Hana yang tertunduk sembari menaikkan sebelah alisnya. Ia heran dengan menantunya itu karena saat berhadapan dengannya tidak pernah menatap wajahnya?
Apakah wajahnya jelek? Atau ada kotorannya? Pikir Dante.
Hana nggak kuat lihat kedua matamu, Dante. Ah, nggak peka. 😂🙈
"Saya permisi," pamit Hana, masih menundukkan wajahnya, sembari menautakan kedua tangannya di bawah perutnya.
Dante menaikkan kedua bahunya cuek, masa bodo dengan sikap aneh gadis yang menjadi menantunya itu. Kemudian ia berjalan menuju ruang makan.
Semua sudah berkumpul di meja makan yang berbentuk bundar itu. Dante memerhatikan Hana yang sibuk melayani mereka berdua.
"Ini adalah makanan khas indonesia, Daddy tidak lupa 'kan?" tanya Gery kepada ayahnya. Sembari menatap rendang, gulai ayam, dan beberapa makanan khas indonesia lainnya yang tersaji di atas meja makan.
"Tentu saja masih ingat," jawab Dante seraya tersenyum simpul. Dan mulai menyantap makanannya yang sudah di siapkan oleh Hana.
"Hem ... Siapa yang memasak ini?" tanya Dante saat satu suap rendang daging sapi masuk ke dalam mulutnya.
Hana yang baru saja akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya menghentikan gerakan tangannya, dan menatap ayah mertuanya dengan dada yang berdebar.
Apakah masakannya tidak enak? Batin Hana.
"Hana yang memasaknya. Dia memang bodoh dalam urusan dapur!" jawab Gery dengan ketus dan melirik istrinya dengan tajam.
"Apa kamu bilang? Ini adalah rendang ter-the best yang pernah aku makan!" balas Dante dengan telak, membuat putranya itu terdiam dan mengeraskan rahangnya.
Hana tersenyum tipis saat mendengar pujian dari ayah mertuanya.
"Lanjutkan makan kalian," ucap Dante dengan suara beratnya sembari menatap Gery dan Hana bergantian.
Ia menghela nafas dengan berat, saat melihat Gery memperlakukannya Hana dengan tidak baik.
"Daddy mau tambah rendangnya?" tanya Hana memberanikan diri.
"Jangan melewati batasmu!!" desis Gery yang tidak suka saat melihat Hana mencari perhatian Daddy-nya.
"Murahan!" batin Gery dengan penuh emosi.
***
Jangan lupa dukungannya bestie. Dan masukan ke daftar favorite kalian ya ❤❤🔥🔥
Ah, emak terdante-dante. Eakkk😂😂🙈