NovelToon NovelToon
(Not) Happy Ending

(Not) Happy Ending

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:867
Nilai: 5
Nama Author: Anyelir 02

Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum

Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang

Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh

~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'

~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 - P2 (PUTUS&PISAH)

Pagi ini Rea berangkat sekolah diantar oleh papanya. Dirinya ingat perkataan mamanya yang membuat selam a perjalanan ke sekolah diam dan memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah itu.

“Apa yang kau pikirkan, Rea.” ujar papa yang tak tahan dengan muka lesu putrinya

“Tidak ada apa-apa, pa.” balasnya

“Apa ada masalah dengan kekasihmu, sayang?” tanya papa

“Jadi … papa tau … kalau Rea punya ehm….” ujar Rea ragu sambil melirik ekspresi papanya

“Tau … papa tau kalau Rea punya pacar.” Balas papan dengan cepat sambil mengelus kepala putrinya.

“Papa… tidak marah?” tanya Rea dengan hati-hati

“Tentu saja tidak. Papa tidak mempersalahkan kekasih Rea”

“Malahan, papa senang Rea sudah mengenal cinta” lanjutnya.

“Nah, kita sudah sampai” Mobil berhenti tepat di dekat gerbang masuk sekolah

“Nanti Rea dijemput sama Pak Surya atau tidak asisten papa untuk sementara waktu ya” lanjutnya

“Iya, pa. Rea ikut kemauan papa saja” ujarnya lirih

“Aku masuk dulu ya, pa” lanjutnya. Lalu keluar mobil dan masuk ke area sekolah.

Sesampainya di kelas, Rea duduk diam dengan wajah lesunya. Raut wajahnya diperhatikan oleh semua orang di dalam kelas, termasuk Juna.

“Kau kenapa, re?” tanya Juna yang khawatir dengan Rea

“Ketahuan mama. Kemaren aku dan kakak dimarahi mama.” ujar Rea

“Dan untuk sementara waktu aku harus diantar jemput.” Rea melirik untuk melihat ekspresi apa yang ditampilkan wajah Juna. Juna yang mendengar itu hanya terdiam. Dirinya tau cepat atau lambat pasti mama Rea akan mengetahuinya.

“Mama kamu mengancam apa?” tanya Juna

“Tidak. Mama tidak mengancam, hanya menyuruhku untuk tidak dekat denganmu.” ujar Rea.

“Baiklah … jadi untuk sementara ini aku tidak bisa mengantarmu pulang atau terlalu dekat saat di area luar sekolahkan.” ujar Juna

“Tidak apakan, Jun?” tanya Rea

“Tidak masalah, selama kamu disini dan bisa melihatmu aku tidak masalah.” ujar Juna yang berusaha menenangkan Rea.

Selama satu bulan sudah, Rea dan Juna hanya dapat berkomunikasi melalui media sosialnya saja dan bertemu hanya di sekolah.  Terkadang Juna melihat Rea dari kejauhan saat Rea berada di tempat lesnya.

Hari ini, Rea dan Juna sedang belajar bersama di perpustakaan. Rea ingin mengajari Juna agar nilai Juna membaik saat ujian nanti. Minggu depan adalah pekan ujian akhir semester dan setelahnya ada ujian kelulusan, jadi Rea sedikit khawatir dengan nilai Juna.

Selama belajar bersama, Rea harus banyak bersabar dengan tingkah Juna yang selalu cepat merasa bosan. Bahkan berbagai cara Rea lakukan agar Juna tertarik belajar. Seperti pertanyaan diubah menjadi permainan bahkan terkadang soal pun diubah dengan hitungan uang. Juna sangat tertarik dengan bisnis maupun pembukuan keuangan.

“Selama liburan nanti, apa yang akan kau lakukan” tanya Juna

“Aku … mungkin akan ke tempat kakak,” ujar Rea

“Ahhh … jadi aku sendirian selama liburan. Tapi tidak masalah, aku kan bisa tetap menghubungimu.” ujarnya

“Sudah, sekarang lanjut belajar sebelum bel masuk” tegas Rea

***

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan sekolah. Selama liburan, seperti perkiraanya mama akan mengajaknya untuk pergi melihat Kak Deo dan mencari universitas yang ingin ku masuki sesuai bidang yang aku inginkan. Dan selama disana, Rea berusaha menghubungi Juna secara diam-diam, bahkan terkadang meminta bantuan kakaknya agar tidak ketahuan oleh mamanya.

Saat iini, karena sudah masuk tingkat akhir siswa harus belajar lebih giat dan jam sekolah bertambah karena adanya tambahan pelajaran 2 jam pembelajaran di jam terakhir.

Di jam istirahat, Rea bersama Juna dan teman-temannya pergi ke perpustakaan  untuk belajar bersama. Rea membantu Juna dalam belajar. Sedangkan teman-temannya yang melihat kemesraan pasangan yang ada di depan mereka merasa sudah terbiasa

“Rea, kamu mau lanjut kemana?”  tanya Juna yang tiba-tiba.

“Aku … tidak tau. Tapi sepertinya aku lanjut ke UI atau tidak ke tempat kakak.” Rea menjawab dengan ragu

“UI ya. Baiklah aku berusaha agar bisa masuk kesana denganmu,” ujar  Juna dengan sungguh-sungguh dan dibalas anggukan serta senyum manis Rea

“Eh, Re gue mau tanya. Kenapa elo udah nggak pulang bareng Juna lagi?” tanya Rayhan

“Aku ketahuan mama pacaran dan mama menyuruhku untuk menjauhi Juna, jadi ya…” jelas Rea

“Oke, gue paham.” ujar Rayhan

“Oh iya Jun, hari ini sepertinya aku akan ikut ayah ke luar kota untuk menghadiri acara. Dan besok kemungkinan aku izin tidak masuk.” ucap Rea.

Juna hanya membalas dengan anggukan, kemudian berkata,” Ingat tetap hubungi aku selama , oke.” Rea membalas dengan acungan jempol

***

Rea hari ini bersiap mengikuti acara bisnis milik papanya. Dirinya datang bersama dengan papa dan mamanya. Disana begitu ramai, dan banyak para wanita yang sedang memamerkan perhiasan, barang limited edtion lainnya serta prestasi dari anak mereka. Rea tak tahan dengan pembicaraan itu pun langsung pamit pergi.

Saat akan keluar untuk mencari udara segar, dirinya serasa ada yang memanggilnya pun dirinya berhenti dan memperhatikan sekitar. Saat menengok ke belakang, Rea melihat seseorang yang dia kenal.

“Om Awan.” Rea menyapa dengan senyuman

“Apa kabar Rea?” tanya Om Awan

“Baik om. Lalu bagaimana dengan om?” tanya Rea sambil melirik seseorang yang tak ia kenali

Awan yang melihat kemana Rea melihat pun tersenyum kecil lalu berkata, “baik, kabar om sangat baik. Dan kenalkan ini istri om, Risa namanya.” ujarnya

“Ahhh… istri om. Salam kenal tante, nama saya Rea” Rea memperkenalkan dirinya

“Sayang, kenalin ini anak yang selama ini aku ceritakan” Jelas Om Awan

“Kau datang sendiri, Re?” tanya Tante Risa

“Tidak tante. Aku menemani papa karena mama berhalangan hadir” ujar Rea

Kemudian Rea melihat sekitar mencari papanya, “Itu papa sedang berbincang dengan koleganya” tunjuk Rea.

“Nak, apakah kau bahagia tinggal disana?” tanya Om Awan

“Kenapa om?” tanya balik Rea

“Kau tampak berbeda Rea,” ujar Om Awan

“Bukankah semua orang akan berubah. Baik sifat maupun fisik.” balas Rea

Om Awan dan Tante Risa tercengang atas jawaban yang diberikan oleh Rea. Mereka tidak menyangka Rea akan menjawab seperti. Untuk mengalihkan perbincangan Tante Risa pun berkata, “ Rea, kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungi om dan tante. Mungkin tante bisa bantu”

“Iya, ini nomor telpon om dan tante. Atau kamu bisa pergi ke restaurant milikmu. Restaurant itu sudah berkembang dan kau tau Rea, uang yang kamu berikan sudah menjadi lebih banyak. Jadi uang tabungan milikmu yang ada om memiliki jumlah banyak.”

“Hehehe… terima kasih ya om.” ujar Rea

“Yaudah om dan tante pergi dulu ya, ingat hubungi kalau kamu butuh bantuan atau datangi om sesuai alamat kartu itu.” ujar Om Awan. Lalu keluar pergi meninggalkan acara.

“Rea, kau sudah selesai pembicaraannya dengan Om Awan sayang.” ujar papa yang  tiba-tiba datang dari belakang mengagetkan dirinya

“Sudah papa.” balas Rea

“Ya sudah, ayo kita pulang.”ajak papa

***

Bulan ini merupakan dimulainya Try out, semua siswa mengerjakan latihan soal untuk melatih mereka dalam menghadapi ujian kelulusann. Dan hari ini merupakan hari terakhir dalam minggu ini. Rea berencana untuk pergi mengikuti Juna yang akan pergi ke tempat jualan Om Herman yang baru.

Saat sampai disana, mereka melihat bahwa ada perkelahian di warung Om Herman. Ada preman yang mengacak warung dan merobohkan gerobak bahkan mendorong Tante Winda hingga jatuh. Juna pun berlari dan membantu mengusir preman itu. Rea hanya berdiri karena dirinya mungkin tidak bisa membantu dalam perkelahian itu, namun dirinya menelepon polisi agar preman iitu ditangkap.

Setelah polisi datang mereka menangkap preman itu dan membawanya pergi. Rea pun berjalan mendekat dan membantu membersihkan barang-barang yang tadi di rusak oleh preman itu. Dari kejauhan secara tak sengaja Rea melihat seseorang yang ia kenal. Itu adalah pegawai milik mamanya. Sepertinya dia sedang mengawasi dan mungkin preman tadi adalah suruhan mama, pikir Rea.

Melihat Rea yang terdiam, Juna merasa bahwa Rea sedang syok dengan kejadian barusan.

“Rea, apakah kau takut?” tanya Juna

Rea terkejut dengan tepukan yang ada di pundaknya. Kemudian melihat ke samping, Juna berdiri memandangnya khawatir, “ Apa yang yang sedang kau pikirkan Rea?”.

“Ahhh… tidak ada Juna.” ujar Rea

Kemudian Rea pergi melihat luka-luka dari Tante Winda dan Om Herman. Setelah melihat mereka baik-baik saja, Rea menelpon Pak Surya untuk segera menjemputnya. Rea berpamitan untuk pulang dengan alasan ada yang harus diurusnya di rumah. Juna yang melihat Rea terburu-buru untuk pulang merasa ada yang aneh. Apa yang sebenarnya terjadi, pikir Juna.

***

Sesampainya di rumah Rea langsung mencari keberadaan mamanya. Melihat salah satu pembantu di rumahnya, ia pun bertanya kepadanya

“Bi, lihat mama dimana?” tanya Rea

“Nyonya ada di ruang kerjanya, non.” balasnya

“Baiklah, terima kasih bi. Bibi boleh pergi.” ujar Rea

Rea segera menuju ke ruang kerja milik mamanya. Saat sampai di depan pintu ruang kerjanya, dirinya menarik nafas takut, takut bahwa pemikirannya selama perjalanan pulang adalah kenyataan. Tapi mengingat bahwa mamanya tidak mungkin menyelakakan orang lain, pikirnya

Setelah siap, Rea mengetuk pintu ruangan dengan lembut

“Masuk.” Terdengar suara dari dalam

Saat di dalam ruangan, Rea melihat bahwa mamanya masih duduk di kursi kerjanya dengan tenang seolah menunggu kedatangannya

“Ma…” panggil Rea

“Kenapa Rea,ada yang ingin kau tanyakan” tanya mama

“Maaf sebelumnya jika Rea sedikit lancang. Rea bertemu dengan segerombolan preman di dekat warung miliki keluarga Juna, saat pulang sekolah tadi…. “ uar Rea

“Lalu?” tekan mama

“apakah orang-orang itu adalah -----“ tanya Rea dengan pelan karena memastikan bahwa pemikirannya salah

“Iya, itu mama yang melakukannya” potong mama saat Rea belum menyelesaikan kalimatnya.

“Tapi kenapa ma?”

“Karena kau tidak bisa menjauh darinya maka mama bisa membuat dirinya menjauh darimu.” jelas mama

“Sekarang kau pergi, kamu bersiap lusa kamu akan pindah.” perintah mama

“Cepat pergi!” bentak mama

Suara bentakan mama baru terdengar setelah selama ini tinggal bersama. Tak tanggung-tanggung Rea berjalan menuju keluar dari ruangan itu dan pergi menuju ke kamarnya

Di dalam kamar, Rea menangis. Suara tangisannya teredam di atas bantalnya. Dirinya frustasi apa yang harus dirinya lakukan. Apakah mempertahankan hubungan in memang begitu sulit, pikirnya.

Rea sangat mencintai Juna. Bersama dengan Juna membuat Rea merasa sangat bahagia. Dirinya dapat mengenal cinta, baik dari pasangan maupun keluarga. Dirinya tau bahwa keluarganya itu menyayanginya. Namun karena papa yang selalu sibuk bekerja, mama yang selalu berpergian baik untuk pekerjaan maupun acara sosialita serta menekan dirinya agar patuh, dan kakaknya yang sekarang jauh darinya membuat sosok Juna sangat berarti baginya.

Namun jika hubungan ini membuat orang lain terluka, maka dirinya akan melepaskannya. Jika jauh dari Juna adalah yang pilihan yang terbaik dan tidak membuat orang lain terluka maka dirinya harus menjauh, pikir Rea.

Kemudian teringat akan sesuatu, dirinya mencari kartu nama yang diberikan oleh Om Awan kepadanya. Rea ingin meminta tolong kepadanya. Setelah mengirimkan pesan bahwa dirinya ingin bertemu besok, Rea yang merasa lelah pun memilih untuk beristirahat.

***

Keesokan harinya, seperti biasa mereka akan sarapan bersama. Yang membedakan adalah Rea tidak akan pergi ke sekolah untuk hari ini.

“Rea, apakah kau sudah menyiapkan barang-barangmu?” tanya mama

“Sudah ma. Tapi ma, bagaimana dengan ujian Rea nanti?” Rea begitu pasrah dengan keadaan dan untuk sekarang dirinya akan mengikuti perintah mamanya

“Rea tetap akan ujian, karena kamu juga terdaftar atas nama sekolah. Kamu tenang saja, mama yang akan mengurusnya.” jawab mama

“Ma, Rea boleh izin untuk pergi?” tanya Rea meminta izin

“Kemana?” tanya mama

“Rea ingin bertemu dengan Om Awan, bukankah mama ingin mengirim Rea ke luar negeri. Jadi Rea ingin berpamitan dengan Om Awan,” ujar Rea pelan, karena takut tdak diizinkan

“Baiklah, kamu boleh pergi. Asalkan kamu pergi dengan asisten mama,  mengerti Rea?” tegas mama

“Iya, mama. Rea mengerti” ujarnya pelan

***

Selama perjalanan pulang setelah pergi menemui Om Awan, Rea merasa lega karena ada orang bisa dirinya percayai untuk membantunya.  Pemandangan diluar membuat Rea merasa tenang.

Sesampainya di rumah, dirinya melihat orang tuanya sedang berbincang dan juga terlihat seseorang yang ia kenali

“Kakak … kakak pulang?” tanya Rea

“Tentu, kakak pulang untuk menjemput adik yang katanya akan pergi bersama kakak besok” balasnya

“Rea, kemarikan ponsel kamu” pinta mama dan Rea langsung memberikan ponselnya

“Ini kartu barumu. Kartu lamamu akan mama buang dan untuk media sosialmu sudah mama blokir. Kamu bisa membuat yang baru. Tapi ingat, jangan pernah berhubungan dengan Juna lagi. Mengerti?” tegas mama

“Mengerti ma.” lirih Rea

“Sekarang ke kamar” perintah mama.

“Oh iya, nanti sore ikut mama” Rea hanya mengangguk sebagai jawabannya

***

Saat ini dirinya di dalam mobil, satu mobil dengan mamanya. Dirinya tidak tau,kemana dirinya akan pergi.

Saat sampai di tempat tujuan. Ternyata mereka pergi ke arah taman kota. Tak jauh dari tempat mobil mereka terparkir, dirinya melihat Juna sedang duduk disana. Duduk terdiam, seperti menunggu seseorang. Kemudian Rea melirik ke arah mamanya

“Mama yang hubunginya kemaren menggunakan ponselmu sebelum kartu ponselmu mama buang…”

“Sekarang mama mau kamu putus hubungan dengannya di hadapan mama. Jika tidak, mama akan melakukan sesuatu yang lebih parah dari mengirim sekelompok preman.” Jelas mama

Mendengar perintah itu, dirinya langsung turun dari mobil dan pergi menemui Juna. Saat sudah dekat dengan Juna dirinya berhenti. Juna yang merasakan kehadiran Rea pun sontak melihat kearah sosok Rea yang berdiri sambil menatap dirinya. Sontak saja, Juna berdiri dari duduknya dan mendekat kearah Rea

“Rea, kamu kemana saja hari ini. Mengapa kamu sulit sekali di hubungi…”

“Dan mengapa kamu minta ketemuan disini, tumben sekali” ujar Juna

“Juna maaf … aku minta putus dari kamu” ujar Rea dengan datar

“Rea … apa maksudnya ini?”

“Mengapa tiba-tiba kamu ingin putus Rea?” tanya Juna secara beruntun

“Kita tidak cocok Juna.  Mama menginginkan aku berhubungan dengan seseorang yang memiliki derajat yang sama. Dan kamu bukanlah sosok itu…”

“Jadi aku minta kita putus. Dan ini adalah pertemuan terakhir kita, aku akan melanjutkan studi ke luar negeri. Jadi sampai jumpa” ujar Rea.

Rea yang tidak kuat melihat raut kecewa dari Juna pun ingin segera pergi dari hadapan Juna. Rea sedih, Rea tidak ingin pisah dengan Juna. Tapi demi keselamatan Juna, maka Rea akan pergi jauh dari Juna.

Setelah pertemuan di taman itu, Rea tidak lagi pergi sekolah karena dirinya sudah pergi ke luar negeri bersama kakaknya untuk melanjutkan studi. Untuk ujian kelulusan, Rea mendapatkan izin untuk melakukannya secara online. Bahkan saat acara kelulusan pun Rea tidak hadir, membuat teman-temannya merasa sedih karena tidak bisa berfoto bersama dengan Rea.

1
Hanni Hann
halo kak, mampir dan dukung ceritaku juga yaa judulnya "undercover in love". maaciw/Heart/
Anyelir: oke kak
total 1 replies
Anyelir
karya ini bercerita tentang romansa anak muda, dimana kisah mereka terhalang oleh keadaan baik keluarga ataupun pihak yang lainnya
Dian
Lanjut Thor💪🏻
Yoona
semangat terus ya
Anyelir: Iya, kamu juga ya
total 1 replies
S.gultom
hadir thor
it's me JS
semangat kk nulisnya... bantu suport dan like karyaku juga ya
Dian
Semangat trus berkarya thor💪🏻
Anyelir: Kamu juga ya
total 1 replies
Dian
Semangat thor💪🏻❤️ yuk saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”
Anyelir: Oke kak 👍🏻
total 1 replies
Tutupet
Semangat thor buat ceritanya sampai ending
Anyelir: diusahakan ya
total 1 replies
moa_dubadu_wariwari
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Anyelir: terima kasih/Smirk/
total 1 replies
Hazel Nolasco
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!