Instant Revenge App System

“Hohoho balas dendam mulai,”

Tayangan kembali meneruskan tayangan sebelumnya dimana Alex sedang makan bersama Laura di sebuah restoran mewah. Sebuah bayangan hitam seperti kabut melayang ke arah Alex dan masuk ke dalam tubuh Alex melalui telinganya, Alex terkesiap sejenak namun kembali meneruskan makan malam nya.

Setelah selesai makan di temani oleh alunan biola yang di mainkan seorang pemusik di sebelah mereka, tiba tiba “trok,” Alex menaruh gelasnya dengan sedikit kencang,

“Baiklah Laura, permainan kita cukup sampai di sini,” ujar Alex.

“Apa maksud kamu sayang ?” tanya Laura sambil tersenyum.

“Malam ini juga, tolong bawa Laila pergi dari rumah ku dan jangan pernah kembali lagi ya, kita sudahi permainan ini, kamu sudah bercerai dengan suami mu dan mendapatkan hak asuh Laila, aku sudah mendapatkan posisi ku di kantor, kerjasama kita sangat baik dan menghasilan win win solution bagi kita berdua, jadi sekarang sudah selesai karena kontrak kita berakhir,” jawab Alex sambil tersenyum.

“Apa kata mu sayang ? kamu mabuk ?” tanya Laura.

“Tidak, aku tidak mabuk dan sadar, aku mau mengakhiri semuanya dan move on, permainan kita sudah berakhir kan, semua sudah happy, aku happy, kamu happy dan keluarga mu juga happy, yang tidak happy hanya mantan suami mu hahahaha,” jawab Alex.

“Ka.kamu bercanda ?” tanya Laura yang masih mencoba menerima perkataan Alex dan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Alex.

Alex menjulurkan wajahnya ke arah Laura di depannya dan menatap Laura dengan wajah serius tanpa senyum,

“Menurut mu aku bercanda ? aku serius, kita akhiri hubungan kita karena kita sudah dapat apa yang kita mau,” jawab Alex.

“A..apa ? ti..tidak bisa begitu, Laila itu anak kamu dan sekarang aku sedang mengandung anak kedua mu, aku tidak terima kalau kamu mengakhiri begitu saja, kamu harus bertanggung jawab, semua aku lakukan demi kamu,” teriak Laura.

“Memang benar, kamu melakukannya demi aku setelah aku mengutarakan rencana ku, tapi jujur saja, aku tidak menyangka kamu bisa melakukan semuanya tanpa merasakan apapun dan itu membuat ku sedikit takut, jadi aku memilih untuk mengakhiri semua, paham kan,” ujar Alex.

“Aku melakukannya demi kamu, semua memang rencana mu, tapi aku mengotori tangan ku demi kamu dan aku tidak mungkin melakukan hal yang sama terhadap mu,” ujar Laura.

“Haha kata wanita yang sudah mengkhianati suaminya sedemikian rupa dengan kejam tanpa berkedip dan merasa bersalah, mana mungkin aku berani mengambil resiko dengan menjadikan mu istri,” ujar Alex.

Laura terdiam, air matanya mulai mengalir deras bercucuran, tiba tiba “dring,” Alex langsung mengangkat smartphone nya.

“Oh kamu sudah datang, langsung naik saja,” ujar Alex.

Dia kembali menutup smartphone nya dan kemudian dia membuka pesan yang masuk ke dalam smartphonen nya, Alex tersenyum lebar dan memperlihatkan layar smartphonenya kepada Laura. Mata Laura langsung membulat karena melihat rumah orang tuanya kebakaran secara live,

“Ka..kamu bunuh keluarga ku ?” tanya Laura.

“Enak saja, ini kebetulan ada yang mengirimkan nya pada ku, oh benar juga ya, semua masih di dalam ya hahaha, kata reporter yang di sana loh,” ujar Alex tertawa.

“Ting,” lift terbuka, seorang wanita keluar dari dalam lift dan berjalan dengan lengok tubuhnya yang seksi mendekati Alex, kemudian duduk di pangkuannya,

“Akhirnya kamu datang Sil,” ujar Alex sambil merangkul pinggang Sisil.

“Hehe sori ya lama, masih ribet di kantor tadi, ngurusin pembukuan gara gara kasus itu,” balas Sisil.

Sisil menoleh melihat ke arah Laura yang terpaku tanpa bisa apa apa kecuali menangis dan menunduk,

“Oh dia ya, istri pak Rei, kasihan ya pak Rei punya istri seperti dia, mending pak Rei ama gue aja tadinya, tapi sori gue ga mau, walau kaya tapi tampang pas pasan, bukan selera ku hehe,” ujar Sisil.

“Iya makanya, sekarang semua sudah berakhir, yuk kita pergi,” ajak Alex.

“Ok sayang, kita mau bermalam di mana ?” tanya Sisil.

“Di pulau dong,” jawab Alex.

Keduanya berdiri, tapi tiba tiba Laura memegang pergelangan tangan Alex, keduanya menoleh melihat Laura yang berdiri dan menjulurkan tangannya.

“Aku tidak akan membiarkan ini, aku akan laporkan semuanya kepada polisi, kalau aku jatuh kamu....tidak, kalian juga harus jatuh,” ujar Laura.

“Haha silahkan saja, kamu lupa ya, pengacara yang mengurus perceraian mu, yang mengurus sidang bernama Robert itu saudara ku ? kita lihat saja, siapa yang menang kalau kamu mengadukan semuanya kepada polisi, jangan lupa, kamu sendirian, oh tidak...kamu masih punya mantan suami yang di penjara...entah sudah mati atau belum hahaha,” ujar Alex tertawa.

“Tolong...jangan begini...ingat Laila dan bayi di dalam kandungan ku ini,” ujar Laura.

“Hmm ? mereka itu anak mu, bukan anak ku,” balas Alex.

“Mereka darah daging mu,” teriak Laura.

“Haaah, sudah berapa banyak wanita yang bicara begitu padaku, kamu tahu, anak ku dimana mana,” ujar Alex.

“Sudahlah, mantan istri pak Rei, terima saja, (menoleh kepada Alex) yuk sayang,” ujar Sisil.

“Ok, yuk,” balas Alex.

“Aaaaaaaaaaaaaah,”

Laura menyambar pisau di meja dan melompat menusuk leher Alex di depannya. Seluruh tamu restoran kaget dan berdiri, mereka berlarian karena ketakutan bahkan pelayan saja mematung tidak bergerak. “Blugh,” Alex jatuh terlungkup, Laura langsung duduk di atasnya dan dia menghujani punggung Alex dengan tusukan pisau sampai Alex tidak bergerak lagi.

“Braaak,” kepala Laura di hantam kursi dari belakang oleh Sisil, namun Laura berdiri dan langsung menusuk perut Sisil, langsung saja Sisil terjatuh dan Laura menghujaninya dengan tusukan pisau,

“Kamu juga....kamu juga....kamu juga....kamu juga,” teriak Laura.

Setelah berhenti menusuk, “trang,” pisau Laura terlepas jatuh ke lantai, kepalanya yang di pukul oleh kursi mengeluarkan darah dan retak, dia menengadah selagi duduk di atas jasad Sisil yang sudah bersimbah darah, air matanya bercucuran membasahi wajahnya yang berwarna merah akibat darah. Tayangan di depan wajah Rei menampilkan isi pikiran Laura yang mengenang dirinya dan Laila.

“Maaf kan aku papa....Rei...maafkan aku....aku harap kamu masih hidup dan keluar dari penjara, tolong jaga Laila....”

“Gedubrak,” Laura jatuh ke lantai dan meregang nyawa. Terdengar suara sirene polisi di luar gedung dan tayangan pun berakhir. Rei tertegun menatap layarnya, air matanya bercucuran, tapi tiba tiba matanya membulat dan mulut nya mulai membuka,

“Ha...haha....hahahahahahahaha....rasakan, rasakan...mampus...wuahahahahaha,” ujarnya sambil tertawa kencang.

“Hohoho sepertinya kamu puas dengan hasilnya,” ujar sang pria.

“Aku puas, akhir yang bagus untuk mereka semua,” balas Rei tersenyum lebar.

“Syukurlah, jadi biayanya 10 miliar,” ujar sang pria.

“Huh ?” tanya Rei kaget.

“Kamu tidak dengar ? biayanya 10 miliar,” jawab sang pria.

“Biaya ? semua itu bayar ?” tanya Rei.

“Loh tentu saja, memang kamu pikir ada balas dendam gratis gitu ? mana ada, sekarang bayar,” ujar sang pria dengan nada rada tinggi.

“Hah bayar ? aku di penjara, seluruh harta ku ludes, mau bayar pakai apa ?” tanya Rei tersenyum.

“Sudah ku duga, baiklah kalau begitu berikan saja jiwa mu untuk ku, akan ku pekerjakan jiwa mu untuk melunasi hutang mu,” jawab sang pria.

“Ji..jiwa ?” senyum di wajah Rei langsung menghilang.

“Yap jiwa, oh tenang saja, aku tidak minta kamu mengorbankan jiwa mu, malah aku memberi mu kehidupan habis ini tapi kamu harus bekerja sampai hutang mu lunas, kalau tidak, ya mau tidak mau aku simpan jiwa mu sebagai koleksi ku dan kamu tidak akan bisa kembali ke surga atau bereinkarnasi,” ujar sang pria sambil tersenyum mengerikan.

“Si..siapa kamu sebenarnya ?” tanya Rei.

“Aku ?  aku sistem, tapi aku bukan sistem pada umumnya yang memberikan kekayaan atau kekuatan untuk membalas perbuatan tidak adil dalam hidup host nya, aku SS atau Sinister Sistem, aku menolong mu demi diri ku karena aku lagi kejar quota hohohoho,” jawab sang pria.