Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahun Kedua Pernikahan
Memasuki tahun kedua pernikahan, hubungan Ariana dan Alfatra semakin matang. Namun, seperti yang mereka duga, tantangan baru terus berdatangan. Kali ini, keputusan-keputusan besar mulai menghampiri—baik yang berhubungan dengan karir, keluarga, maupun impian mereka bersama.
Setelah pencarian panjang, Ariana akhirnya mendapatkan tawaran pekerjaan di perusahaan besar. Posisi itu sangat menjanjikan, dengan gaji dan peluang karir yang sesuai dengan ambisinya. Namun, pekerjaan tersebut berada di kota lain, yang artinya dia harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Alfatra lagi.
"Aku ingin menerima pekerjaan ini, Alfa," kata Ariana suatu malam. "Ini adalah kesempatan yang sudah lama aku tunggu. Tapi aku juga tahu ini akan sulit bagi kita."
Alfatra terdiam sejenak, mencerna kata-kata Ariana. "Ari, aku tahu betapa pentingnya ini untukmu. Aku tidak ingin menjadi penghalang bagi impianmu. Tapi kita harus memikirkan bagaimana kita akan menjalani semua ini."
Mereka menghabiskan malam itu dengan berdiskusi panjang, mencoba mencari solusi terbaik. Akhirnya, mereka memutuskan bahwa Ariana akan mengambil pekerjaan itu, sementara Alfatra akan mengatur ulang jadwal kerjanya untuk lebih sering mengunjungi Ariana.
Di tengah kesibukan karir mereka, tekanan baru datang dari keluarga Alfatra. Orang tuanya mulai mendesak mereka untuk segera memiliki anak.
"Kalian sudah menikah hampir dua tahun, kapan kami bisa melihat cucu?" tanya ibunya suatu hari saat mereka mengunjungi rumah keluarga.
Ariana merasa tertekan dengan pertanyaan itu, tetapi mencoba menjawab dengan sopan. "Kami masih ingin fokus pada karir dulu, Bu. Kami belum siap untuk itu sekarang."
Namun, desakan itu tidak berhenti di situ. Setiap kali mereka bertemu keluarga, topik tentang anak selalu muncul. Hal ini mulai mempengaruhi hubungan Ariana dan Alfatra, karena Ariana merasa bahwa keputusan untuk memiliki anak seharusnya menjadi pilihan mereka berdua, bukan karena tekanan dari orang lain.
"Aku merasa mereka tidak mengerti, Alfa," kata Ariana dengan suara frustrasi. "Ini adalah hidup kita, tapi mereka terus memaksakan kehendak mereka."
"Aku tahu, Ari. Aku akan bicara dengan mereka. Ini keputusan kita, dan mereka harus menghormati itu," jawab Alfatra dengan lembut.
Di tengah segala tekanan dan tantangan, Ariana dan Alfatra mulai merencanakan masa depan mereka dengan lebih serius. Mereka mulai membicarakan impian mereka, seperti membeli rumah, memulai usaha bersama, dan merencanakan liburan yang sudah lama tertunda.
"Kita butuh sesuatu untuk menjaga keseimbangan, Alfa," kata Ariana. "Aku ingin kita punya proyek bersama, sesuatu yang bisa kita bangun berdua."
Setelah banyak diskusi, mereka memutuskan untuk membuka bisnis kecil bersama, sesuatu yang bisa dikelola Ariana dari jarak jauh. Pilihan mereka jatuh pada kafe kecil dengan konsep unik, tempat yang bisa menjadi simbol perjalanan cinta mereka.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Di tengah kesibukan mereka, komunikasi mulai terganggu. Jadwal pekerjaan yang padat membuat mereka sulit menemukan waktu untuk berbicara. Kesalahpahaman kecil mulai muncul, dan rasa frustrasi terkadang memuncak.
"Aku merasa kita semakin sibuk dengan hal-hal lain dan lupa memberi waktu untuk satu sama lain," kata Ariana dalam sebuah percakapan yang penuh emosi.
"Aku juga merasa begitu," jawab Alfatra. "Tapi kita harus ingat bahwa ini adalah fase sementara. Kita harus belajar menyeimbangkan semuanya."
Percakapan itu menjadi titik balik bagi mereka. Mereka mulai meluangkan waktu khusus setiap minggu untuk berbicara dan memperbarui komitmen mereka.