Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.
Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.
Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Investasi Sebagai Senjata
Dalam perjalanan pulang setelah mengantar Catherine ke apartemennya, Leo tersenyum sendiri, dia yakin gadis itu tidak akan pernah bisa melupakan French Kissing yang dilakukannya. Dalam hati dia berguman, “Tidak lama lagi kau pasti akan menyerahkan dirimu utuh padaku Catherine”
Keesokan pagi, di kantornya yang terdapat di Pusat Kota Manhattan, terlihat Leo Asyik melakukan panggilan ponsel.
“Romero, datanglah kau ke kantorku pagi ini, segera ‘’ ujar Leo dengan tatapan penuh makna
Tak berapa lama sekitar 1 jam setelah panggilan datanglah dua orang menghadap Leo. Satu adalah Romero sang mata mata dan satu lagi adalah Henry.
“Bagaimana Romero, kau sudah punya akses ke Tn Jackson terkait masalah keuangan Klinik?”
“Sudah Tuan, rencananya hari ini saya dan Henry akan datang kembali ke kantornya untuk meyakinkan beliau agar mau menerima rencana kita,”
“Dan kau Henry, tolong persiapkan betul dirimu. Kau harus mampu meyakinkan Tn Jackson, bahwa kau adalah Psikolog handal dan punya cukup uang untuk diterima di sana.”
“Jangan Khawatir Tuan Leo, saya akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa menembus jajaran pemegang saham di Klinik Donovan, “ ujar Henry dengan wajah serius
Lalu Leo menjabat tangan Henry dan Romero seraya berkat, “Semoga sukses, masa depan kalian tergantung dari keberhasilan perkara ini,”
Setelah itu, Romero dan Henry segera meninggalkan Kantor Leo menuju ke kantor tuan jackson, penyandang dana sekaligus pemilik saham terbesar di Klinik Donovan.
Sekitar pukul 11 siang mobil yang disupiri oleh Anak buah Leo sudah merapat di depan Klinik Donovan. Tak berapa lama tampak Catherine keluar dari dalam kliniknya dan masuk ke dalam mobil leo dan langsung menuju kantor Leo yang ada di pusat Kota Manhattan.
GMM atau Global Metal Matrix adalah salah satu perusahaan milik Leo yang memiliki menara sendiri di kawasan Financial District di pusat Kota Manhattan. Mobil mewah leo yang menjemput Catherine tiba di depan gedung megah itu dan sang supir pribadi menurunkan Catherine serta membantunya untuk naik Lift yang langsung menuju ke ruang pribadi Leo.
Catherin terkagum kagum dengan ornamen bagian dalam menara GMM yang sangat mewah dan elegan. Memberikan kesan sebuah perusahaan yang sangat prestisius dengan sumber daya manusia yang tidak perlu diragukan lagi. Catherine naik ke lantai 20 tempat dimana leo berkantor, dan saat itu sudah menunjukkan jam makan siang.
Ting Tong…bunyi Lift ketika sampai di lantai 20.
“Hallo Catherine,” sambut leo.
Ternyata Leo bukan hanya mengatur penjemputan Catherine namun dia juga menyambut sendiri catherine di depan pintu lift kantor mewahnya,
“Hallo Leo, selamat siang” ujar Catherine.
“Mari silahkan duduk Catherine,kau ingin minum sesuatu yang menyegarkan?’ ujar leo
“Air putih saja kalau tidak merepotkan,” balas Catherine.
Segera Leo sendiri yang menuang air dingin untuk Catherin. Sungguh Catherine merasa leo begitu menyanjungnya.
Dalam hati Catherine mencoba membaca pikiran leo, dan dia mendapatkan suara yang sungguh membuat pipinya tersipu malu, “ Wow Catherine sungguh menawan, aku harus memilikinya,”
“Hem hem, “ Leo berdehem
Deheman Leo segera membubarkan tatapan Catherine yang sangat intens pada mata Leo,
“Apakah kau sedang mencoba membaca pikiranku nona Psikolog”
“Ah tentu saja tidak Leo, aku tidak berani. Kau tahu kita sedang tidak dalam sesi konsultasi psikologi, dan tidak mungkin aku melakukan pembacaan pikiran tanpa permisi,” ujar Catherin tersipu malu.
“Kalau begitu, mengapa kau pandangi aku demikian intens Cathy apakah ada yang aneh dengan diriku? Atau kau sudah merindukan aku setelah pertemuan kita semalam?"
Wajah Catherine menjadi terasa panas, dia terispu malu. Sambil tersenyum simpul Catherine menundukkan kepala lalu mencoba kembali Menatap mata leo yang begitu fokus menatapnya.
"Pastilah, aku tidak bisa melupakan dinner dengan seorang bos besar seperti dirimu Leo. Kau memperlakukan aku dengan sangat baik. Aku merasa tersanjung,”
Leo terlihat tersipu malu juga lalu berusaha serius dengan menghela nafas panjang.
“Apa yang bisa aku bantu Cathy?”
Catherin merasa sedikit canggung untuk memulai pembicaraan, namun akhirnya diceritakanlah pada Leo kondisi Kliniknya yang sedang tidak baik baik saja dan butuh dana segar non hutang. Leo menyimak dengan seksama penjelasan Cathy dan mencernanya dengan hati hati
“Sepertinya aku bisa membantu klinikmu itu Cathy, tetapi bisnis klinik konsultasi ini masih sangat baru bagiku, aku perlu mempelajarinya dengan lebih serius. Namun aku percaya padamu, untuk itu sebagai langkah awal, aku akan membantumu dengan dana 10 ribu USD yang bisa segera aku transfer melalui rekeningku ke rekening pribadimu,”
Sesaat Catherin terkesima menyimak besarnya angka yang akan di masukkan Leo ke Kliniknya.
“Wow, aku sangat tidak menduga, kau begitu generous Leo. Aku merasa sebaiknya investasi itu akan aku rupakan lembar saham. Karena harga saham kami adalah 1000 USD, per lembar, maka kau akan mendapatkan saham sebanyak 10 lembar yang akan saya serahkan ke Notaris kami untuk proses kepemilikannya. Bagaimana pendapatmu Leo?”
Leo menunjukkan ekspresi setuju dan lalu menjabat tangan Catherin.
“Deal,”
Baru saja catherine mau menarik tangannya, Loe malah memegangnya erat erat, lalu menarik catherine ke arah dirinya.
Dengan lembut leo mengusap wajah catherine dan berkata, “Apapun akan aku lakukan untukmu Cathy, Aku sangat menginginkanmu,”
Catherine tertunduk malu sambil tersenyum. Wajahnya bersemu merah dan pipinya terasa panas. Dengan lembut Leo mengangkat wajah Catherine dan lalu mendekatkan bibirnya yang lembut dan basah ke bibir Catherine.
Dilumatnya bibir itu dan dibukanya mulut Catherine. Leo mendorong tubuh Catherin ke tembok kantornya dan melakukan ciuman panas itu di sana. Perlahan walau dengan sedikit ragu, diremasnya buah peer milik Catherine yang terasa indah menggoda itu.
Catherine sedikit melenguh, lenguhan tertahan oleh bibir leo yang penuh menguasai bibirnya. Tak sampai di situ, leo pun memainkan ujung buah pir itu, yang membuat catherine seperti tersengat listrik dan menggelinjang. Melihat catherin yang tampak Welcome dan justru pasrah, Leo makin beringas, tangannya yang lain bergerak menuju lembah Catherine yang mulai basah.
Tak berlama dia pun turun, memasukkan kepalanya ke lembah itu dan mengecup titik titik sensitif yang mambuat catherine makin menggelinjang tak tertahan.
Dengan lidahnya yang lihai leo menjelajahi semua titik di lembah merah muda itu yang membuat Catherine makin menggila dalam gelombang hasrat yang siap meledak.
Dengan sigap leo bangkit dan kembali membungkam Mulut catherine dengan permainan lidah panasnya dan lembah itu pun sekrang berisi dua jari leo yang tak kalah lihainya. Tak berapa lama catherine merasakan lonjakan hasrat yang menggebu dan kemudian mencapai pelepasannya yang membuat jemari leo basah penuh dengan cairan mesranya.
Leo tersenyum melihat catherin malu menatapnya.
“Kau begitu mempesona Cathy, aku sangat ketagihan dirimu. Aku bahagia jika bisa membuatmu bahagia,” ujar Leo dengen senyumnya yang mempesona
Catherin memeluk leo erat erat. Dan mereka pun saling berpelukan seperti tidak ingin lepas satu sama lain.
****
Sementara itu Romero dan Henry sedang menemui Tn Jackson, pemilik saham terbanyak Klinik Donovan sekaligus donatur utama. Tampak mereka sedang berdiskusi di ruang kerja Tn jackson yang terdapat di rumah mewah lelaki afro amerika yang sudah berusia 68 tahun itu.
“ Tuan Henry ini memiliki pengalaman puluhan tahun dalam menangani klien klien yang membutuhkan layanan Psikologi. Lokasi klinik Tuan Henry berlokasi di Dallas tuan. Sebuah klinik prestisius yang banyak melayani perusahan multinasional di Sana," jelas Romero mencoba meyakinkan Tuan Jackson
Tampak tuan Jackson mempelajari berkas kerjasama yang diajukan oleh Henry.
“Apa manfaatnya bagiku menerima kau sebagai Mitra?” tanya tuan Jackson
“Tentu banyak, asalkan aku bisa msuk ke jajaran pemegang saham, maka anda akan mendapat 10 persen bagi hasil saham per tahunnya dari bagianku. Bukan hanya itu aku akan memberi anda Welcome Fee sebesar 10 ribu USD dan itu belum termasuk harga saham yang aku beli dan investasi berupa dana untuk pengembangan klinik sebesar 50 ribu USD.
Tuan Jackson tampak takjub dengan angka angka yang dipaparkan oleh Henry. Dahinya jadi sedikit berkeringat, lalu tiba tiba dia mendongak dan mamandang Henry serta Romero bergantian.
“Deal. Selamat datang di Klinik Donovan Tuan Henry, aku harap semoga kau bisa membantu kami untuk memperluas jangkauan layanan kami,” Ujar Tuan Jackson sambil menjabat tangan Henry.
Lalu mereka meneruskan pembicaraan detail kepemilikan saham oleh Henry.
Tak berapa lama ponsel Henry berdering…
“Hallo Henry, bagaimana? Apa kau berhasil masuk Ke jajaran pemegang saham Klinik Donovan?"
“Semua berjalan lancar tuan, siasat kita berhasil. Jackson memasukkan aku ke jajaran pemegang saham, dan mengalihkan 50 persen kepemilikan sahamnya padaku.” jelas Henry bersemangat.
“Bagus Henry, kau memang bisa dipercaya. Terus kan rencana kita dan kuasai Klinik Donovan dengan segera,”
“Baik Tuan Leo, saya akan melakukan usaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kehendak dan rencana Tuan."
KLEK, ponsel Henry mati.
Dengan wajah puas dan senyum kemenangan, Henry membayangkan dirinya akan segera menguasai Klinik kecil di Manhattan itu lalu segera memperbanyak jaringan Klinik nya di luar Dallas. Mata Henry tampak berkilauan membayangkan kesuksesannya di masa mendatang.
semangat