Anstasya lausia adalah wanita cantik berumur 17 tahun dia hidup sendiri semenjak ayahnya meninggal dunia dua tahun yang lalu karena kecelakaan.
Tasya hidup sederhana di pinggiran kota dengan berandalan sebuah warung kecil. Walaupun hidup Tasya sendiri dia tetap menjalani hidupnya dengan rasa syukur.
Di suatu malam tasya tidak sengaja menemukan seorang pria sangat tampan yang tergeletak di pinggir jalan. Karena memiliki hati yang baik dan rasa tidak tega tasya akhirnya membawanya ke rumah dan merawatnya.
Tasya tidak tahu siapa pria itu tapi dia mengaku bernama alfred yang memiliki wajah tampan bak seperti dewa Yunani bahkan terlihat seperti tidak nyata.
" Siapa kamu Alfred? "
" Ternyata kamu memiliki darah yang istimewa. "
" Setelah aku kembali kamu adalah satu satunya ratu di dunia ku dan hatiku. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria tampan Seperti Dewa Yunani
Anstasya lausia wanita cantik, memiliki sifat yang baik dan ramah pada sesamanya. Dia hidup sebatang kara semenjak ayahnya meninggal karena kecelakaan di saat pulang bekerja. Semenjak ayahnya kecelakaan anstasya lausia atau kerap di panggil Tasya itu harus putus sekolah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Ibunya telah meninggal dunia di saat Tasya baru lahir jadi semenjak masih bayi ayahnya lah yang merawat dan membesarkannya penuh kasih sayang.
Di saat ayahnya pergi Tasya sangat terpukul, dia bahkan hampir melakukan hal yang bodoh apabila tidak ada anggun yang selalu menyemangatinya. Anggun Sabina wanita berumur sama dengan Tasya, dia adalah sahabat Tasya dan juga merupakan tetangga baik Tasya.
Rumah Tasya tidak besar namun cukup bagi Tasya dan ayahnya semasa masih hidup. Rumah kecil ini terasa sangat besar bagi Tasya yang menempatinya sendiri sekarang.
Karena putus sekolah Tasya dengan keahlian memasak akhirnya membuat rumah makan kecil kecilan di depan rumahnya. Tasya biasanya bekerja bersama anggun namun itu di saat sore hari saat anggun pulang sekolah.
Hari ini Tasya sangat lelah karena cukup banyak pelanggan yang mampir di rumah makannya, apalagi anggun hari ini tidak masuk karena sakit membuat Tasya berencana mencari pegawai yang dapat membantunya.
" Ya ampun aku lupa lagi membeli kebutuhan untuk besok. " Tasya yang baru selesai mandi langsung bertepuk jidat saat dia melupakan hal yang penting, yaitu berbelanja, kalau sampai di belum belajar maka besok dia tidak bisa membuka warung kecilnya.
Tasya menghela nafasnya, beginilah demi melanjutkan kehidupannya Tasya harus bisa mandiri. Karena hanya diri sendiri yang Tasya punya. Walaupun capek Tasya tetap bersiap-siap keluar dari rumah untuk belanja. Walaupun tinggal di pinggiran kota Tasya tetap memiliki pelanggan yang cukup banyak. Mungkin itu salah satu keberuntungan Tasya.
Tasya berjalan santai di malam hari. Pukul masih menunjukkan sepuluh malam, jadi di sekitar cukup sunyi hanya beberapa pengendara yang lewat. Di saat berjalan Tasya tidak sengaja melihat seseorang yang tergeletak di pinggir jalan.
" Siapa itu? Bukan hantu kan? " Tatapan Tasya langsung takut, selain takut ada orang yang jahat Tasya juga takut dengan jenis makhluk halus.
Walaupun jantungnya berdebar-debar tapi kakinya tetap melangkah pelan ke arah pria itu, yang sedang berbaring telungkup hingga tasya tidak dapat melihat bagimana rupanya.
" Mas mas, kenapa tidur di sini. " Tasya mencolek pria berbaju aneh itu dengan sebuah ranting. Tatapan Tasya mengarah ke sekitar yang sunyi walaupun masih ada yang lewat tapi sepertinya mereka acuh dan seolah tidak melihat.
" Aduh bagaimana ini. " Khawatir Tasya. Dia takut pria ini akan menjadi Masalah baginya tapi hati nurani meronta ronta agar membantu pria ini. Tasya menghela nafas panjang lalu menghembuskan dengan perlahan. Melihat tidak ada pergerakan dari pria aneh itu terpaksa Tasya memegang bahunya untuk membalikkan badannya.
Mata indah itu membulat dan mulut kecil itu menganga. Tanpa sadar dia melangkah mundur. " Itu itu..." Tasya meneguk salivanya dengan cepat, ekspresi terkejut tidak dapat bohong. " Dewa dari mana ini. "
........
Nafas Tasya hampir habis Karena membawa pria tampan spek dewa Yunani ini, Tasya wanita baik hati itu tidak tega meninggalkannya sendiri di pinggir jalan. Dari kecil ayahnya telah mengajarkan dirinya untuk saling membantu siapapun membuat tasya menjadi kepribadian yang baik dan saling menolong. Walaupun dia memiliki niat baik tapi Tasya hampir saja mati kehabisan nafas karena membawa pria tampan spek dewa Yunani ini bagaimana gajah beratnya. Padahal Tubuhnya ramping dan ideal seperti lelaki yang tangguh tapi beratnya...., jangan tanya Tasya yakin ini kebanyakan dosa.
Brak!
Tasya yang tidak sanggup lagi, langsung menjatuhkan pria tampan itu ke lantai. Dada Tasya naik turun, dia bahkan menghirup udara sebanyak-banyaknya seakan dia tidak ingin mati kehabisan nafas karena membawa pria aneh itu.
" Pria tampan sungguh banyak dosa. " Tasya kini berbaring di sofa, wajah putih nan lembut itu berkeringat dengan wajah merah. Padahal dia baru mandi dan kini kembali panas, dalam hati Tasya kesel karena keringatan.
Setelah tenang bahkan hampir tertidur barulah tiba-tiba Tasya ingat sesuatu. " Pria tampan itu..." Matanya mantap pria bak dewa itu masih anteng di lantai. " Astaga, betapa kejamnya Kamu Tasya, apa kata ayah kalau dia melihat kamu menolong orang tapi seperti ini. " Gumam Tasya Memukul kepalanya sendiri.
Tasya dengan sudah payah akhirnya berhasil membawa pria asing itu ke kamar ayahnya dulu. Tasya menelisik pria asing itu. Wajahnya tampan seperti pahatan, putih pucat bahkan visualnya seperti tidak nyata menurut tasya. Mungkin kalau pria itu tidak memiliki darah berwarna merah mungkin Tasya menduga-duga pria ini adalah mahluk dari dunia lain. Lihat lah bajunya saja sudah terlihat berbeda.
" Baju zaman berapa ini. " Tangan kecil tasya memegang baju atau jubah berwarna emas itu. " Apa dia lagi syuting di hutan? " Tebak Tasya. Matanya memperhatikan benang berwarna emas yang seperti asli.
" Syuting dengan jubah berbenang emas? " Mata Tasya membelalak memikirkan berapa gaji pria ini.
" Orang kaya. " Tasya menghentikan pikirannya yang entah kemana mana. Tasya membuka baju pria asing itu dengan tatapan takjub sekaligus ngeri. " Tubuhnya bagus tapi sayang banyak luka. " Komentar tasya.
" Syuting tapi kok terlihat asli seperti ini. Huaam! " Mata Tasya berair dia mengantuk sekarang. Jadi dia buru-buru mengobati pria itu, setelah selesai Tasya langsung masuk ke kamarnya dan tidur. Tubuhnya sangat capek karena berkerja seharian dan kini dia harus membawa beban yang berat di pundaknya membuatnya langsung tertidur saat bertemu dengan kasur lembutnya.
terimakasih