NovelToon NovelToon
Lembayung Dibalik Kabut.

Lembayung Dibalik Kabut.

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Ibu Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.

kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.

Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.

Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga.

Sepeninggal Ridho, kini Mbok Jumroh yang menjaga Yuanchi Juan. Wanita tua pengasuh putra putri Anthonius Juan sedari bayi merah itu tidak berani pulang kerumah Anthonius Juan.

Ridho sengaja tidak bercerita apa apa pada putra putri nya tentang nona Anchi, dia tidak bisa ngin putra putri nya ikut bersedih melihat keadaan wanita itu.

Ke esokan hari nya, Ridho kembali membezuk nona Anchi sambil membawakan buah apel dan jeruk, juga sekedar uang untuk biaya makan mbok Jumroh.

Saat Ridho masuk, Yuanchi menatap kearah nya, "sendirian?" tanya nya.

"Emang nya dengan siapa lagi?" Ridho balik bertanya.

"Ya barang kali dengan anak anak!" sahut Yuanchi dengan wajah kecewa.

"Kau kangen dengan mereka?" tanya Ridho.

Yuanchi menganggukkan kepala nya.

"Kau kangen dengan anak nya, tapi tidak dengan papah nya!" gurau Ridho.

"Aku ingin kangen Abang, tetapi aku takut Abang terlalu dingin soal nya!" ....

Ridho tersenyum menatap kearah nona Anchi, "aku sengaja tidak memberitahukan mereka, kau tahu bagai mana mereka, mereka akan bersedih dan kepikiran terus pada diri mu bila mereka mengetahui keadaan mu, aku takut mengganggu sekolah mereka, biarlah nanti bila keadaan mu sudah membaik, baru mereka ku bawa atau kau saja yang menemui mereka, biar sekalian mereka tidak tahu hal yang menimpa mu?" ujar Ridho.

"Abang benar, jangan katakan apapun pada mereka, aku takut mereka kepikiran, terutama Hafizah bang!" sahut Yuanchi.

"Keadaan mu bagai mana?" tanya Ridho.

"Mendingan bang, terimakasih ya bang!" jawab Yuanchi menatap kearah Ridho cukup lama.

"Ada apa Nuna?" ....

"Bolehkah Anchi minta tolong?" tanya Yuanchi ragu ragu.

"Minta tolong apaan?" ....

"Bawakan anchi alat cukur besok" ....

"Haaah?, mau mencukur apaan?" tanya Ridho kaget.

"Emang abang pikir Anchi mau nyukur apaan?, nih pala Anchi di rapiin gundul nya, malu kalau seperti di gigit tikus ini bang!" sahut Yuanchi mencubit tangan Ridho.

Sekali lagi Ridho menatap kearah rambut di kepala Nuna Anchi yang seperti baru saja di gigit tikus itu.

"Aku tidak melemahkan semangat mu Nuna, tetapi memang setiap kau akan mendapat hidayah besar, akan datang pula ujian yang besar pula, sekali kau melangkah, jangan surut, teruslah melangkah, tetapkan hati, mantapkan iman, Istiqomah benar benar!" nasehat Ridho pada Nuna Anchi.

Yuanchi duduk Disamping tempat tidur, " Anchi ingin Abang bimbing Anchi, Sudi kah Abang jadi imam Anchi" ucap wanita itu tanpa malu malu.

Sebenar nya di hati Ridho, belum ada rasa apa apa kepada wanita cantik ini, namun untuk menolak nya, dia tidak tega.

"Kita jalani saja dulu, kau tahu keadaan ku saat ini, aku sedang terjebak di Dunia yang gelap dan nyaris tak menemukan jalan keluar lagi" ujar Ridho menggenggam tangan Yuanchi.

Ke esokan siang nya, Ridho datang lagi, bukan nya membawa alat cukur rambut, tetapi pisau pencukur kumis.

Dengan alat itu, di bersihkan nya sisa sisa rambut yang masih ada di kepala Nuna Anchi.

Setelah selesai, Yuanchi segera membersihkan kepala nya ke kamar mandi.

Ridho membuka lemari es, mengambil sebuah teh kemasan, lalu meneguk isi nya.

"Abang haus?" terdengar suara sapaan Nuna Anchi dari belakang nya.

Ridho bangkit, dikeluarkan nya sebuah bungkusan dan diserahkan nya kepada Yuanchi.

"Buka lah!" ujar Ridho pada Yuanchi Juan.

Yuanchi Juan membuka bungkusan itu, didalam nya ada kerudung berwarna hijau daun.

"Pakai lah!, dulu almarhumah mamah nya anak anak sangat suka memakai kerudung itu, sekarang itu menjadi milik mu" kata Ridho dengan nada yang sendu.

Yuanchi Juan segera mengenakan kerudung itu di kepala nya.

Saat melihat Nuna Anchi mengenakan kerudung itu, Ridho tak kuasa menahan diri, dipalingkan nya wajah nya ke arah jendela ruangan, agar wanita itu tidak melihat air mata nya yang menetes keluar.

Dia seperti melihat bayang bayang Anastasya berdiri di depan nya.

"Kalau Anchi tak pantas memakai kerudung ini, biar Anchi lepas lagi ya bang?" ucap Yuanchi Juan.

"Tidak!, tidak!, kau sangat pantas mengenakan nya, aku seperti melihat dirinya berada didalam diri mu, tubuh kalian memang sangat mirip sekali" kata Ridho.

"Untuk sekarang Anchi maklum, tetapi Anchi tak ingin Abang suka dengan Anchi hanya karena ada bayang bayang diri nya di tubuh Anchi, Anchi ingin jadi diri Anchi sendiri!" ucap dara itu sedih.

"Tidak!, tentu saja tidak!, maafkan aku" kata Ridho gugup.

Mereka ngobrol beberapa saat tentang masalah agama, Ridho sedikit memberi bimbingan pada Yuanchi Juan.

Hari hari terus berlalu, dihari ke enam, keadaan Yuanchi Juan semakin membaik, bengkak bengkak, memar dan luka luka nya sudah sembuh semua, namun untuk sementara Dokter Roslan tidak memberikan izin untuk pulang.

Siang itu Yuanchi sedang duduk di ruang tamu berbincang bincang dengan Mbok Jumroh, saat Ridho datang menjenguk nya.

"Bang!, bolehkan Anchi pinjam handphone nya?" tanya Yuanchi Juan.

Tanpa berkata kata, Ridho menyerahkan handphone nya kepada nona Anchi.

Yuanchi Juan mencoba menghubungi nomor sahabat sekaligus asisten nya Deniar.

Namun berpuluh puluh kali dia menelpon Deniar, tak sekali pun menyambung, seolah olah wanita itu sudah ganti nomor.

Kali ini Yuanchi Juan menelpon nomor Gracie sekretaris nya.

Cukup lama dia menelpon, pada kali yang ketiga, barulah telpon itu diangkat.

"Halo! Ini siapa ya?" tanya Gracie dari seberang sambungan.

"Ini aku Gracie, Anchi kau ingat suara ku kan?" tanya Yuanchi Juan.

"Ooooh ibu, saya gelisah memikirkan ibu, bagai mana keadaan ibu sekarang?" tanya Gracie tak kuasa menyembunyikan ke khawatiran nya.

"Aku baik saja, ini nomor teman ku, oh iya kenapa aku menelpon Deniar tapi tidak diangkat ya Gracie?" tanya Yuanchi Juan heran.

Cukup lama Gracie terdiam, beberapa saat kemudian barulah dia bicara.

"Maaf beberapa hari ini ibu tidak lagi kelihatan di kantor, saya sudah keluar dari pekerjaan saya Bu, sekarang kantor tidak seperti dahulu lagi, selama Deniar diangkat oleh pak Anthonius sebagai CEO yang baru, dan saya dengar dari Deniar, seluruh aset ibu sudah di beku kan perusahaan, termasuk apartemen mewah milik ibu itu, ibu dimana sekarang?, kalau ibu tidak ada tempat tinggal, kerumah saya saja Bu, ibu bisa tinggal di rumah saya, asal mau sederhana saja" tawar Gracie pada Yuanchi Juan.

Yuanchi Juan terdiam beberapa saat, melongo menatap jendela, nyaris handphone milik Ridho terjatuh ke lantai.

"Nuna!, nuna!, kau baik baik saja?" tanya Ridho panik.

Seperti mendapat pukulan yang keras, Yuanchi Juan begitu shock nya mendengar kabar dari Gracie itu.

Jerih payah nya bertahun tahun, kini harus musnah begitu saja dalam sekejap mata.

Perusahaan yang awal nya nyaris tutup itu saat diserahkan oji Andi Juan kepada nya, namun dengan kegigihan nya mencari dan meyakinkan investor serta membuat iklan yang gencar, memperbaiki bahan baku produksi, akhirnya bisa berkembang seperti saat ini.

Namun saat sudah berkembang pesat, papah nya dengan semena mena merebut hak nya.

Dia memang masih punya saham di perusahaan itu, namun hanya lima belas persen saja, sebuah nilai yang sangat sedikit untuk menentukan haluan perusahaan itu kedepan nya.

Pembicaraan dengan Gracie di telpon terputus begitu saja, karena diri nya tidak lagi mendengar panggilan dari wanita itu.

Tanpa suara, air mata Yuanchi jatuh berderai dipipi nya.

Ridho memegang kedua pundak wanita itu, "nuna!, nuna!, kau tak apa apa?" tanya nya sambil mengguncang kedua pundak wanita itu.

"Abang!" tangis dara itu pecah di dada Ridho.

"Anchi sekarang tidak punya apa apa bang, papah sudah merebut semua hak milik Anchi, perusahaan, apartemen, mobil, dan semua nya, sekarang Anchi hanya punya baju yang melekat di badan Anchi ini saja bang!" ratap wanita itu dalam sedu sedan di dada Ridho.

Ridho mengusap kepala Yuanchi yang kini sudah mulai ditumbuhi ribut itu, "bersabar lah Nuna, ujian mu baru saja di mulai, mungkin masih banyak ujian lain nya, kau masih punya aku dan anak anak yang siap mensupport diri mu!" ucap Ridho.

"Abang!, bimbing langkah Anchi, Anchi kini tidak punya apa apa dan siapa siapa lagi, hanya kalian yang Anchi punya!" tangis wanita cantik jelita itu pecah di dada Ridho.

Lalu Yuanchi Juan menceritakan perjuangan nya menghidupi perusahaan AXSA yang sudah nyaris sakaratul maut itu, dengan mencari investor kesana kemari, dan akhirnya dia mendapatkan dukungan dari dua orang investor besar luar negeri, Alexa internasional dan Mandana internasional masing masing tiga puluh persen saham perusahaan nya.

Kini setelah AXSA internasional melejit menjadi sebuah perusahaan yang maju pesat, dengan seenak nya dia didepak dari AXSA internasional.

"Bersabarlah Nuna, Allah tidak tidur, apa yang sebenar nya menjadi hak Nuna, kelak pasti akan kembali kepada Nuna Anchi juga" ujar Ridho menghibur hati Yuanchi Juan.

"Abang!, mulai sekarang Anchi bukan lagi Yuanchi Juan, tetapi Yuanchi saja, karena menurut adat kami, seseorang yang sudah dibuang dari keluarga, tidak boleh mempergunakan marga nya lagi!" kata Yuanchi Juan sambil menangis terisak Isak.

"Ya sudahlah, aku sudah mengontrak sebuah kamar kontrakan yang baru beberapa hari yang lalu di tinggal oleh pengontrak lama, kamar itu tepat berada di samping kontrakan kami, kau bisa menempati nya nanti!" ucap Ridho.

Yuanchi memeluk tubuh Ridho dengan erat, air mata nya kembali jatuh ke pipi nya, "terimakasih Abang, bisakah kita melangkah bersama sekarang?" tanya nya.

"Aku tidak berani menjanjikan apapun Nuna, kita jalani saja dulu, bila dalam beberapa bulan aku tidak bisa keluar dari masalah ku, kau boleh mencari pendamping yang lain yang lebih pantas bagi mu, bagai mana?" tanya Ridho.

"Kalau Abang tidak mau, Anchi juga tidak akan mencari yang lain, bagi Anchi, dengan Abang, atau tidak selama nya!" tukas wanita itu meyakini Ridho tentang keyakinan nya.

"Ya, kita lihat saja nanti, siapa tahu hanya dalam beberapa hari, kau bertemu dengan seorang pria muda yang gagah, tampan, dan kaya raya, kau pasti akan condong kepada nya!" kata Ridho sambil berbalik.

Namun Nuna Anchi memeluk tubuh nya dari belakang, "tidak!, kau salah lelaki ku, aku sudah bertekad bersama mu, atau tidak selama nya!" ujar nya.

Ridho hanya tersenyum hambar, dia tidak berani memberikan harapan apapun pada wanita cantik jelita itu kini, karena dia belum merasa ada perasaan apapun didalam hati nya saat ini.

...****************...

1
A. H. Daniel
lanjut /Cry//Cry//Cry/
Apis
pasti ini ulah si daniar musuh dlm slimut
Herybae Hery
semangaat thoooor💪💪💪💪💪
Abiyyu Sultan
mantap
Herybae Hery
jgn kelamaan thor cepat buat tidho jatuh cinta,😃😃
Apis
yuanci juan gercep mepet ridho 😂😂😂
Apis
thor up nya jngn lama" ya 😄 pengin ya sich bacanya kalo udah tamat ceritnya tp setiap ada notifkasi buru" pengin lngsng di baca 😅😅
Wahyu Kasep: sebaiknya ' bacaan ialah bacaan Al Quran dan hadits 😊
Wahyu Kasep: hijrah 😁
total 2 replies
hairul amin
Luar biasa
Herybae Hery
gass thoor semangaaat💪💪💪💪💪
Herybae Hery
siiiip lanjuttt👍👍👍👍👍
Herybae Hery
jodohkan thooor biar bawang nya ilang
Herybae Hery
gass thooor jgn kebanyakan bawang nya
Apis
ikutan nyesek 😭😭😭😭😭
Apis
othor nich naroh bawang nya kebanyakan 😭😭😭😭😭 pasti si intan ondel" pasar tuch yg ngerjain tasya 😡😡😡
Dida Madu Pati
sangat menyebtuh hati
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!