Xiao Chen, pemuda malang yang hidup sebatang kara di pinggiran Kota Yan. Dia tidak tau asal usulnya, yang dia ketahui bahwa, dirinya hanya seorang anak malang yang diasuh oleh seorang kakek tua beberapa tahun lalu.
Kenyataan itulah yang membuat hidupnya cukup menderita. Takdirnya begitu pilu saat tinggal disana, bagaimana tidak? Jika tubuhnya saja, dijadikan sarana pelatihan oleh para pemuda Kota Yan.
Hingga pada suatu hari, Xiao Chen melihat rumahnya telah menjadi puing-puing reruntuhan. Tentu Xiao Chen dibuat marah karnanya, terlebih lagi, satu-satunya peninggalan orang tuanya telah direbut oleh anak penguasa Kota.
Xiao Chen, dibuat muak oleh takdir pilu itu. Ia pun pergi meninggalkan Kota Yan, dan berjanji akan membalas semua hinaan yang ia terima selama ini dalam waktu 3 tahun kedepan.
Akankah Xiao Chen berhasil membalas dendamnya dan merebut kembali peninggalan orang tuanya?
Simak terus perjalanan Xiao Chen disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chen Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Gua Misterius
Xiao Chen yang sudah kekenyangan itu menutup matanya. Dia mengingat masa-masanya bersama sang kakek 'Seandainya aku mendapatkan buah ini saat kakek dalam keadaan sakit dulu, mungkin sekarang aku dan kakek sedang tertawa' Seru batin Xiao Chen lirih.
Dia kembali membuka matanya, di gelapnya malam yang dingin itu Xiao Chen melihat sekeliling. Pandangannya seketika terhenti ketika melihat ada sebuah Gua yang tidak jauh dari tempatnya saat ini.
"Semoga saja keberuntungan ini selalu berpihak kepadaku! " Ucap Xiao Chen. Selama satu hari ini, dia merasa keberuntungan selalu berpihak kepadanya.
Andai kata keberuntungan tidak berpihak kepadanya, dia mungkin saja sudah mati dan dijadikan santapan oleh Beruang Darah. Namun keberuntungannya membawakannya seorang penolong Gadis yang cantik.
Xiao Chen berjalan kearah Gua itu lalu memasukinya. Xiao Chen melihat sekeliling Gua itu 'Sepertinya tidak masalah tinggal disini semalam' Seru batin Xiao Chen. Dia mulai bersandar didinding Gua itu lalu menutup matanya.
Malam pun berganti pagi, mata Xiao Chen perlahan terbuka. Pandangannya tertuju kedepan pintu Gua. Xiao Chen berdiri dengan perlahan, dia meregangkan tubuhnya.
"Aku merasa jauh lebih baik dari sebelumnya! " Ucap Xiao Chen sembari melihat kanan kiri. Pandangannya terhenti didinding gua yang berada disamping kirinya 'Apa itu?' seru batin Xiao Chen.
Drrrr!!
Disaat Xiao Chen ingin melangkah, dia mendengar suara yang begitu keras. Tentu saja Xiao Chen kaget, dia mulai mencari asal suara itu.
"Sepertinya dari arah sana!" Gumam Xiao Chen melihat lebih jauh kedalam gua itu.
Dirinya merasa takut, tapi rasa penasarannya yang kuat membuatnya ingin mencari tahu suara apa itu.
Xiao Chen mulai melangkahkan kakinya masuk lebih dalam ke gua itu. Jantungnya berdebar kencang, semakin memasuki gua itu lebih dalam, dia merasa seperti ada sesuatu yang memanggilnya.
Hingga akhirnya dia mencapai ujung gua itu. Xiao Chen mulai melihat sekeliling, pandangannya terhenti ketika melihat ada sesuatu yang tertancap di dinding gua itu. Dengan penasarannya, Xiao Chen mulai mendekatinya. Dan semakin dekat, Xiao Chen melihat sesuatu itu semacam ganggang pedang.
"Apakah ini benar-benar pedang sungguhan?", ucap Xiao Chen dengan penasaran. Dia melupakan tujuan awalnya yang ingin mencari asal suara yang dia dengar tadi.
Xiao Chen tentu saja senang jika itu benar-benar pedang sungguhan, karena saat ini dia hanya memiliki pedang kayu saja.
Dia sudah sangat berharap dari dulu ingin memiliki pedang sungguhan, namun apalah dayanya yang tak memiliki uang sedikitpun untuk membeli sebuah pedang. Dia hanya bisa membuat pedang dari sebuah kayu yang akhirnya, dia gunakan pedang itu sebagai pedang sungguhan.
Xiao Chen yang merasa senang melihat gagang pedang yang tampak bagus dimatanya itu mencoba menariknya sekuat tenaga. Namun hasilnya nihil, pedang itu tak bergerak sedikit pun.
"Sial, Kenapa ini tak bergerak sedikit pun! "ucap Xiao Chen kesal. Tak patah semangat, Xiao Chen pun kembali mencoba menariknya. Namun hal itu sama seperti sebelumnya.
Xiao Chen mulai memutar otaknya, tekadnya sangat kuat untuk mendapatkan pedang itu. Tak peduli apapun yang terjadi, dia harus mendapatkan pedang itu.
Setelah berpikir begitu lama, dia menggelengkan kepalanya. Tak ada cara lain lagi selain menariknya. Dia kembali memegang gagang pedang itu, semangat dalam dirinya begitu membara saat ini, lalu dia menariknya sekuat tenaga.
Dan ternyata, sepertinya hal itu membuahkan sedikit hasil karena pedang itu mulai bergerak sedikit.
"Bergerak, ini bergerak. Ha-ha-ha!", pekik Xiao Chen kegirangan. Perasaan Xiao Chen benar-benar senang saat ini lantaran membayangkan ia akan segera memiliki pedang sungguhan.
Namun, di saat Xiao Chen ingin menarik pedang itu kembali, suara yang tadi dia dengar dari depan pintu gua kembali berdesing yang membuatnya tersentak.
Drrr!!
Xiao Chen kaget bukan main karena, ternyata asal suara tersebut berasal dari pedang yang sedang dia tarik. Ekspresi Xiao Chen seketika berubah, dia langsung melepaskan pedang itu lalu mundur beberapa langkah.
"Ini adalah suara yang sama seperti yang aku dengar di depan pintu gua tadi!" ucap Xiao Chen lirih.
Namun tak cukup sampai disitu, detik berikutnya Xiao Chen kembali dikejutkan dengan suara seseorang yang juga berasal dari pedang itu.
"Hem, setelah sekian lama, ada juga yang mendatangi tempat tua ini! Hah, sudahlah. Apa yang ingin kau lakukan dengan pedang ini?" ucap suara tersebut barengan dengan terlihatnya sesosok jiwa pria tua yang keluar dari ganggang pedang itu.
Xiao Chen tentu saja terkejut karena melihat ada sesosok jiwa yang keluar dari dalam pedang tersebut. Dia kembali mengambil langkah mundur dengan pedang kayu yang berada di tangannya. Xiao Chen tentu saja mengambil ancang-ancang untuk menyerang jika ada kejadian yang tak terduga.
"Si-siapa kau? " Ucap Xiao Chen sedikit gelagapan. Sosok jiwa itu melayang-layang, membuat Xiao Chen menjadi ketakutan.
Sosok jiwa itu memiliki rambut yang panjang dengan warna putih. wajahnya sudah kelihatan tua, tapi hal itu tidak menutupi auranya yang mendominasi. Dengan satu tangan kebelakang lalu tangan lainnya mengusap dadanya.
Dia menatap Xiao Chen sambil tersenyum lalu melayang mendekati Xiao Chen. Dia terus memperhatikan Xiao Chen dari ujung kaki hingga ujung kepala lalu berkata.
"Tidak usah takut!" Ucap sosok jiwa itu kepada Xiao Chen, masih dengan senyumannya.
Xiao Chen melepaskan sedikit kewaspadaannya lalu bertanya kembali pada jiwa yang kini mengawasinya sembari memutari dirinya.
"Kau jawab dulu pertanyaanku! Siapa kau? dan kenapa kau bisa keluar dari dalam ganggang pedang itu? " Tanya Xiao Chen yang berusaha mengendalikan rasa takutnya.
"Hah, kau bahkan belum menjawab pertanyaanku. Lalu, kenapa aku harus menjawab pertanyaan mu!" Ucap sosok jiwa itu. Wajahnya terlihat kesal ketika Xiao Chen berkata seperti itu.
Xiao Chen yang melihat ekspresi wajah dari pria tua itu menelan salivanya. Dia menenangkan dirinya, menghilangkan rasa takut yang ada pada dirinya lalu berkata.
"Aku kesini karena aku mendengar ada suara dari pintu gua, aku hanya ingin mengetahui arah dari suara itu!" Ucap Xiao Chen sedikit ragu-ragu.
"Lalu apa kau sudah menemukan arah suara itu?"
"Ten-tentu saja arahnya dari pedang ini!", jawab Xiao Chen terbata-bata lantaran sosok jiwa itu semakin mendekatinya. Xiao Chen berpikir jika ia kabur apakah akan sempat? Lantaran jiwa ini tidak diragukan basis kultivasinya.
Penampilanya yang penuh penekanan itu membuktikan betapa hebatnya sang jiwa, lalu mana ada kesempatan bagi Xiao Chen melawan.
"Hahaha, menarik sangat menarik!", ucap sang jiwa yang tiba-tiba tertawa kegirangan. Entah apa yang membuatnya tampak begitu senang. Namun, berbeda dengan dirinya, kini Xiao Chen semakin ketakutan dibuatnya.
✊🙂
😌
🗿🗿/Facepalm/