Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Kita Buktikan
Arra menatap penuh dengan rasa iba kearah Saga yang terkulai lemas di atas lantai. Pemuda itu baru selesai jalan jongkok mengelilingi rumah sebayak 5 putaran.
"Leo kamu keterlaluan banget sama Saga." tegur Arra seraya memberikan air putih kepada Saga.
"Lanjut 5 putaran." ucap Leo membuat Saga menyemburkan air yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.
"Lo aneh banget sih. Tiba-tiba ngehukum gue padahal gue nggak ngelakuin kesalahan apapun." protes Saga akhirnya karena merasa kesal kepada Leo.
"Leo kamu nggak usah aneh-aneh deh." sambung Arra.
"7 putaran."
Mata Saga seketika melotot, "lo mau bunuh gue apa hah? 5 putaran aja kaki gue rasanya udah mau lepas."
"Leo...."
"Arra mending lo diem aja. Semakin lo ngebela Saga, Leo bakalan nambah hukuman nya terus." potong Kevin saat Arra berniat membela Saga lagi.
Arra mengernyitkan kening nya, "apa hubungan nya sama aku?"
Kevin menghela napas nya dengan kasar.
"Lo udah berapa lama sih sama Leo? Masa lo nggak sadar kalau dia itu nggak suka lo perhatian sama cowok lain."
Arra langsung menatap Leo, "benar yang Kevin bilang?"
Leo tidak menjawab. Namun entah kenapa ekpresi datar pemuda itu seperti menjawab pertanyaan Arra.
"Saga, maafin ya gara-gara aku kamu jadi di hukum sama Leo." ujar Arra kepada Saga.
Mata Leo semakin tajam menatap Saga, membuat pemuda itu meneguk kasar air liur nya.
"N-nggak apa-apa, aman aman. Nggak usah minta maaf. Gue yang salah. Oke, lo nggak salah." ucap Saga yang menciut melihat kekesalan Leo.
"Tapi...."
"Jo, kalian langsung ke sirkuit." ucap Leo kepada Jonathan.
Jonathan mengangguk, lalu ia memberi kode kepada yang lain nya untuk pergi termasuk Saga.
Saga akhirnya bisa bernapas dengan lega. Ingatkan dia agar tidak mencari masalah dengan Leo di masa depan.
Sepeninggalan Jonathan dan teman-teman nya, Arra mendudukan diri di sofa. Leo menyusul dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Arra.
"Lo sebenarnya mau ngapain kesini?" tanya Leo.
"Mau nongkrong. Tapi karena kamu rese, jadi yang lain pada pergi." jawab Arra dengan wajah terlihat kesal.
"Memang kalau cuma gue kurang?"
"Kalau kamu pergi, aku harus punya teman yang lain kan supaya aku nggak kesepian." ujar Arra.
Leo terdiam. Arra juga pun diam. Bahkan gadis itu menyandarkan punggung nya ke sofa.
"Gue udah bilang, kalau lo nggak ngijinin gue nggak akan pergi."
"Dan aku nggak punya hak untuk itu."
"Gue ngasih lo hak untuk melakukan itu." ucap Leo dengan serius.
Arra melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Aku nggak mau. Kamu harus ngejalanin hidup seperti yang seharusnya kamu jalani. Jangan buat aku jadi penghambat kehidupan kamu." ujar Arra tak kalah serius nya.
"Leo, selama beberapa menit tadi aku baru menyadari satu hal. Aku dan kamu terbiasa sama-sama hampir 4 tahun ini. Aku sudah terlalu bergantung sama kamu." lanjut Arra lagi.
"Lo memang seharusnya bergantung sama gue."
"Sampai kapan?" tanya Arra dengan ekspresi tenang nya.
"Selama nya. Selama gue hidup, lo cuma boleh bergantung sama gue." jawab Leo.
"Tapi kita nggak pernah tau gimana rencana Tuhan ke depan nya. Kita nggak bisa menentukan jalan hidup kita sendiri. Berencana boleh, tapi tetap Tuhan yang menentukan semua nya."
Leo menghembuskan napas dengan kasar.
"Apa mau lo?" tanya Leo dengan dingin.
"Kalau kamu mau pergi, silakan. Jangan menjadikan aku alasan untuk kamu meninggalkan tanggung jawab."
Leo menatap lurus ke wajah cantik Arra. Wajah yang selalu menemani nya beberapa tahun terakhir.
"Seandainya gue pergi dan nggak bisa kembali, lo gimana?"
"Apa ini soal janji kamu sama daddy?" tanya Arra.
Leo terlihat terkejut mendengar pertanyaan Arra. Bagaimana bisa gadis itu tau?
"Darimana lo tau soal ini?"
"Aku nggak sengaja dengar daddy cerita sama mommy 2 tahun yang lalu."
"Kenapa lo nggak pernah nanya apapun sama gue?"
"Aku kira itu cuma rencana. Ternyata kalian berdua sudah membuat perjanjian."
Leo menyugar rambutnya ke belakang dengan menggunakan tangan nya.
"Gue nggak akan pergi kalau lo mau gue tetap disini." kata Leo.
Arra menggeleng, "bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu sepakati bersama daddy. Jangan selalu menjadi kan aku alasan Leo."
"Tapi gue nggak bisa. Gue nggak siap berjauhan sama lo." akhirnya Leo mengatakan alasan yang sebenarnya.
"Cuma satu bulan kan?"
Leo mengangguk.
"Nggak terlalu lama. Dan aku yakin kamu bakalan menyelesaikan tugas itu lebih cepat."
"Gue...."
"Kamu tau Leo, terkadang perpisahan sementara itu justru membuat sebuah ikatan semakin erat. Karena perasaan yang berbeda akan muncul dan akan memperjelas bagaimana perasaan kita sebenarnya." potong Arra sebelum Leo sempat berbicara.
"Terus kalau gue nggak ada disini, lo gimana?"
"Aku masih punya keluarga. Aku juga punya Gladys. Ada anak-anak Lionsky yang bisa aku minta bantuan kalau terjadi sesuatu. Bahkan aku yakin daddy sudah menempatkan orang untuk menjaga ku. Jadi apalagi yang kamu khawatirkan?"
"Gue takut ada cowok lain yang ngedekatin lo."
"Dan kamu berpikir kalau aku bakalan berpaling ke yang lain?" tanya Arra yang merasa tidak suka dengan pernyataan Leo.
"Bukan gitu, tapi....."
"Kamu nggak percaya sama aku?" wajah Arra semakin dingin.
"Gue bukan nya nggak percaya sama lo, tapi gue cuma takut ada cowok lain yang ngedekatin lo."
"Kalau gitu mari kita buktikan. Apa yang akan terjadi saat kamu pergi nanti." ucap Arra dengan serius.
Leo menatap Arra, sehingga keduanya saling beradu pandangan.
"Gue harap lo masih berada di tempat yang sama saat gue kembali nanti." kata Leo dengan suara pelan namun masih bisa di dengar oleh Arra.