NovelToon NovelToon
Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Pemain Terhebat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.

Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.

Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#6 – Immortalize the Deceased

Mikael, yang kini ditinggal sendiri, memutuskan untuk keluar dari kamar dan langsung menuju aula tahta.

Sesampainya di aula, dia mendapati banyak Antromaid yang masih beraktivitas, terus membersihkan setiap debu yang mereka temukan pada setiap objek. Mikael duduk kembali di atas singgasananya dan mulai melamun, memperhatikan Antromaid yang baru saja ia panggil kemarin.

Antromaid, yang dia kustomisasi secara acak dengan menekan tombol preset secara acak, kini terlihat begitu hidup. Dari sana, Mikael mulai bertanya-tanya, apakah mereka merasakan sesuatu setelah berpindah dunia? Apakah mereka membutuhkan makan? Apakah mereka sekarang lebih hidup? Sebab dari caranya mereka bergerak, mereka tampak lebih nyata dan penuh kesadaran.

Para Antromaid ini dipanggil menggunakan kristal pemanggilan tipe individual, sehingga mereka semua memiliki nama yang bisa dibuat secara langsung. Namun, saat proses pemanggilan, Mikael menggunakan tombol random untuk memberi nama mereka secara acak.

Mikael memiringkan kepalanya, menumpukan pipinya dengan tangan yang dikepalkan. Dengan sedikit berfokus, dia bisa melihat nama-nama para Antromaid yang muncul di atas kepala mereka. "Hmmm … apakah ini karena mereka anggota guild, atau karena sistem dari game ini terbawa ke dunia baru?" gumamnya.

Di dalam game, pemain memang bisa melihat nama dan level para NPC yang muncul di atas kepala mereka. Mengingat hal itu, Mikael merasa sedikit lega. Namun, bersamaan dengan perasaan itu, dia juga menyadari bahwa dia tidak bisa melihat nama maupun level tanpa menggunakan [Eye of Omniscience] terhadap wanita elf yang dilihatnya tadi.

Dengan kata lain, ini semakin membuktikan bahwa mereka telah benar-benar terteleportasi ke dunia lain yang nyata.

"Perasaanku jadi campur aduk … apakah aku harus lega atau khawatir?" gumamnya lagi. "Mereka, para penghuni dunia ini, selain tidak bisa dilihat nama dan levelnya seperti NPC, aku khawatir mereka juga memiliki kekuatan yang setara dengan level 1000 atau bahkan lebih kuat, mengingat salah satu dari mereka memiliki level yang berupa tanda tanya."

Mikael menyandarkan kepalanya, merasa khawatir, namun emosi dan kecemasannya segera teredam dengan sendirinya. "Haa … aku belum terbiasa dengan tubuh ini yang terasa begitu nyata dengan semua indra yang aktif. Mungkin aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk menjelajahi dunia luar," pikirnya.

Mikael kemudian mulai menggunakan telepatinya untuk memanggil salah satu NPC ciptaannya, Vishanya, yang merupakan satu dari beberapa NPC berspesies manusia. 'Datanglah ke aula tahta di lantai 100. Aku ingin meminta sesuatu darimu.'

Beberapa saat kemudian, Vishanya membalas dengan suara telepatinya. Namun, Mikael sempat berpikir bahwa NPC mungkin tidak sekompeten yang dia duga sebelumnya.

Pikiran itu terbantahkan sesaat setelah Vishanya merespons, 'Mohon maaf, Master, saya tidak langsung menjawab panggilan Anda. Saat ini, saya sedang bersama Feliciel. Bolehkah saya membawanya? Dia… entah bagaimana, sangat ingin bertemu dengan Anda. Sejak terjadinya gemuruh, dia tampak murung tanpa sebab yang jelas.'

Mendengar nama Feliciel, Mikael tersentak. Ya, dia mengingatnya. Feliciel adalah NPC yang dia ciptakan untuk mengenang mantan kekasihnya yang meninggal dalam kecelakaan. Bahkan, dari nama, rupa, suara, hingga tingkah lakunya, semuanya dia desain agar mirip dengan mendiang kekasihnya.

Dengan nafas tertahan dan pikiran yang dipenuhi dengan kenangan tentang pacarnya yang sudah lama tiada, Mikael akhirnya menjawab dengan gugup melalui telepati.

'B-baik … bawalah dia.'

"Apa yang terjadi? Mengapa dia ingin sekali bertemu denganku?" Mikael bertanya dalam hatinya. "Aku memang membuatnya mirip, tapi apakah semua keinginanku untuk mengenangnya kini terwujud dalam dirinya? Kalau begitu, aku harus memeriksa ini."

****.

Tak lama kemudian, Vishanya dan Feliciel tiba di hadapan Mikael. Vishanya berdiri tegak, kedua tangannya dengan sopan berada di bawah perutnya, sementara Feliciel berdiri agak di belakang, menunduk, tampak gugup.

"Vishanya," kata Mikael membuka pembicaraan sambil berdiri dan mengeluarkan empat batu berwarna merah delima. "Aku ingin kamu membuatkan empat cincin dari ini. Dua untukku, dan dua untuk adikku. Jadikan cincin-cincin itu artefak yang kuat dengan efek terpisah, yaitu [Perfect Invisibility] dan [Perfect Disguise], yang hanya bisa dideteksi oleh level 980 ke atas."

Mata Vishanya bersinar penuh kekaguman ketika melihat benda yang Mikael keluarkan. "W-w-wow ... apakah itu [Celestial Eye Fragment]? Anda ... Anda bahkan memiliki bahan langka sebanyak ini? Master, Anda sungguh luar biasa!"

Mikael berusaha menahan senyum bangganya dengan berdehem. "Ahem ... ya, berkat kalian yang selalu grinding tanpa henti, aku jadi punya sangat banyak."

‘Aku jarang membuka inventaris guild akhir-akhir ini, dan aku tidak menyangka kami punya lebih dari ratusan ribu butir benda ini. Aku pun hampir pingsan saat melihatnya,’ pikir Mikael.

Vishanya yang masih kagum, tiba-tiba berhenti bersinar dan memiringkan kepalanya, melirik ke arah empat batu merah delima di tangan Mikael. "Oh … mengapa tidak membuat satu cincin dengan multi-efek sekaligus saja, Master?"

"Soalnya, setelah gemuruh dan getaran hebat kemarin, saya menemukan bahwa saya bisa menambahkan lebih dari satu efek pada setiap artefak level tinggi. Saya juga tidak paham kenapa ini bisa terjadi, seolah-olah kekuatan saya selama ini ditahan oleh sesuatu," lanjutnya sambil berpikir dalam.

Mikael menatap serius ke arah Vishanya dan mengangguk pelan, mulai menyadari bahwa job-class tipe produksi juga mengalami perubahan di dunia ini.

Sambil merenung, dia membayangkan apakah kemampuan menempa miliknya juga telah berubah dan mendapatkan peningkatan? Di dalam game, setiap kemampuan diberi batasan untuk menjaga keseimbangan, seperti cooldown dan durasi penggunaan. Namun, di dunia ini, apakah aturan-aturan itu masih berlaku?

"Oh, baiklah. Lakukan seperti yang kamu sarankan," jawab Mikael akhirnya.

Vishanya menunduk hormat dengan patuh. Sambil membungkuk, ia melirik ke arah Feliciel yang masih menunduk, tampak enggan menatap tuannya.

Menyadari situasi itu, Mikael segera berkata, "Baiklah, Vishanya. Kamu boleh kembali duluan. Aku akan bicara dengan Feliciel."

"Baik, Master," balas Vishanya sebelum mengambil dua batu dari tangan Mikael dan meninggalkan aula singgasana.

Kini, Mikael hanya berdua dengan Feliciel. Suasana tampak canggung, dan Mikael, yang sedikit ragu, akhirnya berjalan menghampiri dan mengulurkan tangan kepada Feliciel, menawarkan pengawalan dengan lembut.

"Master?" Feliciel mendongak, menatap Mikael dengan mata polosnya.

Mikael sedikit tersentak mendengar suaranya. Meski selama ini dia sudah terbiasa mendengar suara Feliciel di dalam game, situasi ini terasa berbeda—segalanya kini begitu nyata.

"Ayo ... ikut aku. Kita bicara di luar saja," ucap Mikael, sementara Feliciel dengan lembut menerima tangan Mikael.

Keduanya berjalan keluar menuju area terbuka di dalam dimensi lantai 100.

***.

Di dalam setiap lantai adalah istana, lengkap dengan rubanah dan semacamnya. Di setiap lantai juga terdapat pintu besar di dalam istana yang tampak seperti pintu utama, yang mana pintu itu langsung menghubungkan istana ke masing-masing dimensi dari setiap lantai.

Selain dari pintu besar yang menghubungkan dimensi ke istana dari masing-masing lantai, di setiap area luar dimensi terdapat juga portal yang digunakan untuk turun lantai. Sedangkan untuk naik lantai, terdapat pintu-pintu tersembunyi di dalam masing-masing istana di setiap lantai.

Selain itu, berbeda dengan lantai lainnya, di lantai 100, pintu rahasia menuju ke lantai berikutnya tidak ada, melainkan digantikan dengan ribuan portal yang mana salah satunya adalah menuju ke inventaris guild. Sedangkan portal-portal sisanya akan menteleportasi kan siapapun keluar dari area HQ.

Pada ribuan portal yang salah satunya menuju Inventaris, portal-portal ini semakin sulit dicari dengan adanya sistem pertahanan berupa algoritma pengacakan yang aktif setiap 1x24 jam. Sehingga setiap sehari sekali, portal menuju inventaris akan diacak.

Hal ini juga berlaku pada pintu rahasia menuju lantai berikutnya. Setidaknya, setiap lantai memiliki tiga pintu rahasia untuk naik ke lantai berikutnya dengan menggunakan sistem algoritma yang sama. Hanya saja, untuk sistem pintu rahasia, pintu akan diacak selama 30 menit sekali.

Para penduduk dan anggota guild, memiliki ukiran rune dan formula sihir khusus pada jiwa mereka yang dapat menghindari semua sistem pertahanan ini. Namun, jika mereka memilih keluar dari guild, maka secara otomatis mereka akan kehilangan ukiran tersebut.

Dan oleh karena hal ini pula, Mikael dan Jezebel memilih untuk tidak menambahkan player sebagai anggota guild mereka, dan memilih untuk membuat karakter NPC yang sudah pasti setia kepada mereka.

Saat ini, di dalam dimensi ajaib lantai 100, yang mana merupakan sebuah daratan yang selalu berada di musim semi dan dipenuhi dengan pepohonan berwarna oranye dan kekuningan, Mikael dan Feliciel berjalan menuju danau besar dengan air terjun yang turun dari tebing tinggi tidak jauh dari istana lantai 100.

Setelah dua menit berjalan kaki, keduanya pun sampai di tepi danau.

Di sana, terdapat sebuah dermaga kecil dengan perahu kayu di dekatnya. Tak jauh dari dermaga itu adalah pohon apel yang cukup besar dan rindang.

Mikael dan Feliciel pun memilih pohon itu untuk duduk dan berteduh.

Dengan Mikael yang mengeluarkan sepasang kursi teh berikut dengan meja bundar kecil nya dari inventaris nya, ia pun langsung menarik salah satu kursi untuk mempersilahkan Feliciel untuk duduk.

"Master?" ucap Feliciel yang merasa diistimewakan. "Master … apakah anda marah karena saya menyita waktu anda?"

Mikael pun duduk di kursi satunya, dan kini keduanya duduk saling berhadapan. Lalu dengan ekspresi teduh, Mikael pun mulai menatap Feliciel sambil mulai berpikir, 'bukankah dia punya setting yang agak agresif dan nakal? Tapi, kenapa dia sekarang malah terlihat seperti kucing pemalu?'

"Ahem, bukan seperti itu, aku hanya penasaran …," kata Mikael, dan berhenti sesaat melihat Feliciel yang semakin lama semakin nyata, dan semakin mirip dengan mendiang pacar nya. "Aku hanya penasaran dengan sikap mu yang tiba-tiba berubah. Bolehkah aku bertanya kenapa? Apakah ada sesuatu yang membuatmu berubah?"

Feliciel menaruh kedua tangannya di atas meja teh. "Ngghh … saya kurang yakin. Namun sesaat suara gemuruh dan getaran berhenti, saya seakan-akan mendapatkan ilham berupa perasaan aneh di dalam hati saya. Ini sulit untuk dijelaskan, tetapi sesaat saya sadar akan hal itu, tiba-tiba saja hati saya terasa seperti terkoyak ... ah, maafkan saya—"

"Tidak, tidak, kamu tidak perlu meminta maaf hanya karena menjawab pertanyaan dariku," potong Mikael, dan mulai memegang tangan Feliciel. "Dan soal suara gemuruh dan getaran, itu dikarenakan HQ kita saat ini yang tiba-tiba berpindah dunia, yang mana kemungkinan besar hal ini pula lah yang merubah mu tiba-tiba. Ahem ... Kalau begitu ... apakah itu saja? Tidak ada hal lain?"

Feliciel cukup terkejut dengan tangannya yang tiba-tiba dipegang untuk pertama kalinya oleh penciptanya, ia bahkan sampai menghiraukan fakta bahwa HQ mereka baru saja berpindah dunia. "S-sebenarnya, saya ingin bertanya ... apakah anda menciptakan saya seperti ini? Kenapa baru sekarang?"

'Seperti apa memangnya?' pikir Mikael.

"Aku menciptakan kalian sebagaimana mestinya. Aku tidak mengendalikan atau mengontrol perasaan kalian. Aku hanya memberikan kalian wujud dan kekuatan, itu saja," jelas Mikael membalasnya dengan ucapan yang lembut.

Mikael tidaklah berbohong, karena memang pada dasarnya para player hanya bisa mengendalikan karakteristik dari sifat mereka, tidak dengan perasaan. Karena pada sejatinya, perasaan yang tumbuh pada AI selama mereka berinteraksi dengan manusia sungguhan adalah semu dan tidak nyata, karena itu semua adalah bagian dari mesin pembelajaran di dalam program mereka.

"Master ... kalau begitu, perasaan saya ini ... apakah nyata?" tanya Feliciel, menunduk malu.

Dengan tangan yang masih menggenggam lembut tangan Feliciel, Mikael pun mengangguk. "Iya ... itu semua adalah nyata."

Selama di game, sejauh yang Mikael ingat, sebelumnya Feliciel sama sekali tidak pernah menunjukkan perasaan seperti itu terhadapnya. Mereka berdua bahkan jarang sekali bertemu akhir-akhir ini. Memang, pada kenyataannya Mikael telah membuat sifatnya mirip dengan mendiang pacarnya, tetapi dia tetap tidak bisa merubah program perasaan Feliciel untuk menyukainya.

Karena di dalam game, untuk membuat NPC mempunyai ketertarikan secara intim terhadap player, sangatlah tidak mungkin, mengingat WoF adalah game dengan rating PG 13. Bahkan di WoF sama sekali tidak ada muncratan darah. Jika player atau NPC terbunuh, tubuh mereka akan mengalami seperti glitching, kemudian menghilang beberapa saat setelah tubuh mereka berbaring tak bernyawa.

"Lalu, kenapa baru sekarang dan tiba-tiba? Dada saya terasa aneh sekarang," kata Feliciel dengan polosnya seperti gadis yang baru pertama kali merasakan rasa cinta. "Dan semakin anda menyentuh tangan saya, semakin jantung saya berdegup lebih cepat."

Mikael pun hendak melepas genggamannya, namun Feliciel dengan cepat menyergap tangannya kembali dan menariknya.

"Feliciel?" tanya Mikael.

Mikael dengan cepat langsung melepas genggamannya dan langsung tersipu. "M-maafkan saya, master."

Feliciel seketika pun berdiri, kemudian membungkuk di hadapannya. "K-kalau begitu, saya pamit kembali ke pos saya ... master."

Dengan terburu-buru, Feliciel pun pergi meninggalkan Mikael sendirian, di bawah pohon apel di dekat tepi danau.

Lalu sambil menatap punggungnya yang semakin menjauh, Mikael pun bersandar di kursinya, kemudian mendongak menatap apel yang dia harap jatuh dan menimpanya. "Haa ... sepertinya banyak yang berubah di dunia ini. Para NPC itu ... semoga saja sebelumnya tidak ada hal yang membuat mereka membenciku selama di game."

***.

Bersambung …

***.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!