Sebagai satu-satunya penerus Keluarga Hector dia adalah Elgard Fidelyo Hector pria yang sangat terkenal di Kota Alfakrest dengan kekayaannya yang melimpah membuat semua wanita tergila-gila dengan akan kekayaannya.
Namun pria itu tidak pernah berminat untuk mengganti stasusnya menjadi menikah, ada hal yang lebih penting di bandingkan itu.
Pada akhirnya, Elgard merubah statusnya menjadi menikah karena utusan dari Arthur Hector dan Arisha Yunna Hector untuk mencari keturunan.
Hal yang tidak terduga terjadi dikehidupan Elgard telah memiliki Ketiga Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4-Hukuman
Setelah perdebatan yang mereka lakukan, dimana mata Elgard terfokus dengan pakaian kotor bertumpuk ditempat dimana Helene dan Nadine tadi bertengkar.
Seketika Elgard melontarkan pertanyaan namun tidak ada satupun yang berani membuka suaranya.
" Itu pakaian kotor siapa?"
Helene dan Nadine saling bertatapan sambil menundukkan kepalanya, begitu juga Oliv dan Kepala Pelayan hanya terdiam saja.
Elagrd yang merasa kesal dia mencoba bertanya kepada Kepala Pelayan.
" Amaya, pakaian kotor siapa itu?"
Helene dan Nadine langsung menatap mengarah Kepala Pelayan dengan penuh kodean agar dia tidak menjawab pertanyaannya Elgard.
" Amaya, kamu sudah lama bukan bekerja disini pastinya kamu sudah tau apa yang tidak disukai Keluarga Hector"
Kepala Pelayan menarik nafasnya, karena dia tau bahwa Keluarga Hector tidak pernah sudah jika dibohongi dan didiamkan saja.
Kini Kepala Pelayan itu mengangkat wajahnya dan menjawab pertanyaannya Elgard.
" Itu pakaian kotor Nyonya Helene dan Nyonya Nadine tuan, mereka menyuruh Nyonya Oliv untuk mencucinya"
Mata Helene dan Nadine terbelalak, tidak percaya bahwa Kepala Pelayan mengatakannya kepada Elgard.
Seketika raut wajah Elgard berubah menjadi sangat marah dan menakutkan, kini pria itu mendekat kearah kedua istrinya yang selalu saja membuat maslaah.
" Berani sekali kalian menyuruh Oliv untuk mencuci pakaian kotor kalian, apa kalian sudah merasa bosan tinggal di Keluarga Hector?"
Helene dan Nadine dengan cepat menggelengkan kepalanya menandakan bahwa mereka tidak bosan tinggal di Keluarga Hector.
Kini Elgard memberikan hukuman kepada mereka berdua karena telah banyak membuat masalah.
" Sekarang kalian cuci semua pakaian kotor yang tinggal dirumah ini"
Helene dan Nadine terkejut dan ternganga saat mendengar omongannya Elgard mereka tidak percaya apa yang mereka rencanakan malah kembali kepada diri mereka.
" I-itu sangat banyak mas, sedangkan orang yang tinggal disini hampir 15 orang"
" Aku tidak peduli, jika kalian tidak mampu maka angkatlah kaki kalian dari rumah ini"
Helene hanya terdiam dia merasa menyesal karena telah membuat masalah kepada Oliv namun hatinya sangat dendam sekali.
" Mas, tolong beri hukuman yang lain" Bujuk Nadine
" Benar mas, beri hukuman lain asal jangan mencuci mas"
Namun sayangnya Elgard tidak mendengarkan apapun yang dikatakan oleh mereka berdua, pria itu melangkah kakinya mengarah Oliv sehingga benar-benar membuat Helene merasa sangat kesal.
" Gara-gara ide kamu kita dapat hukuman begini" Kata Nadine yang menyesal ikut idenya Helene
" Kamu juga setuju tadi bisa-bisanya menyalahkan diriku"
" Lah kamu juga yang duluan menampar wajahku, jika kamu tidak menamparku maka ini tidak akan terjadi"
" Kamu juga sangat membual padahal tidak pernah diakui"
Tiba-tiba.
" Apa kalian akan berdebat terus ha?" Bentak Elgard
" T-tidak mas" Jawab keduanya
" Sekarang lakukan hukuman kalian, jangan harap bisa makan jika kalian belum selesai mengerjakannya"
Helene dan Nadine menghelankan nafasnya secara kasar mereka benar-benar apes untuk sekarang, Helene mengepalkan tangannya dia sangat geram sekali dengan Oliv.
" Tunggu saja kau Oliv, aku akan membalasnya" Lirih Helene dalam hatinya
*******
Setelah memberikan hukuman kepada Helene dan Nadine, Elgard membawa Oliv kembali kekamarnya raut wajah Elgard sangat kesal sekali sehingga membuat Oliv tidak berani menatapnya.
" Apa kamu tidak bisa melawan mereka disaat mereka mulai menindasmu?" Tanya Elgard membuat Oliv mengangkat wajahnya
" M-maaf mas, tapi aku tidak berani"
" Apa yang membuatmu tidak berani melawannya?"
" Karena mereka berdua istri tertua mas, sedangkan aku sangat muda jadi tidak pantas untuk melawannya"
Elgard menghelankan nafasnya dan memijat pelipisnya, sepertinya apa yang dikatakan Oliv memang ada benarnya.
" Lain kali tolong kamu lawan saja mereka disaat mereka mulai menindasmu, apa kamu mengerti?"
Oliv hanya menganggukkan kepalanya saja, hal itu membuat Elgard sedikit merasa lega dimana Elgard berjalan kearah ruang kerjanya yang bertepatan didalam kamar mereka tersebut.
Ada sesuatu yang tertinggal disana, untungnya juga Elgard kembali kerumah jika tidak maka habislah Oliv akan ditindas mereka berdua.
Setelah selesai mengambil barang yang tertinggal Elgard kembali menghampiri Oliv.
" Bagaimana kamu ikut saja aku ke kantor?"
Oliv menggelengkan kepalanya.
" Tidak usah mas, aku dirumah saja karena kamu sedang bekerja"
" Tapi aku sangat khawatir jika mereka akan menindasmu lagi"
Oliv tersenyum agar membuat Elgard tenang.
" Tenang mas, kali ini aku akan melawannya"
" Apa kamu yakin?" Tanya Elgard dengan nada menyakinkan
" Yakin mas"
Elgard menghelankan nafasnya, dia mencoba untuk menuruti apa perkataan Oliv.
" Baiklah kalau begitu aku pamit kembali untuk kekantor, jika terjadi sesuatu cepat beri kabar kepadaku"
Oliv menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Elgard, dimana pria itu terpaksa harus meninggalkan kembali Oliv karena pekerjaan.
Elgard mengecup keningnya Oliv setelah itu dia pamitan kepada Oliv untuk kembali kekantor.
******
Keadaan halaman belakang, dimana dua insang tersebut merasa sangat kelelahan padahal hanya baru beberapa pakaian saja yang dicuci itupun masih pakaian kotor mereka.
Dimana Helene mengeluh terus-menerus saat melakukannya.
" Argh aku sangat lelah, manas panas kali Elgard benar-benar tidak punya hati ya" Keluhnya Helene
Nadine hanya terdiam dengan masih melanjutkan mencucinya, merasa heran Helene menatap kearah Nadine
" Mengapa kamu diam saja? Bukannya kamu juga sering mengeluh?"
" Sudahlah lanjutkan saja mencucinya, aku tidak ingin jatah makanku hilang" Jawab Nadine dengan ketus
Helene mengernyitkan keningnya dia merasa sangat aneh dengan Nadine namun tiba-tiba muncul ide liciknya Helene.
" Hey, bagaimana kamu saja mencuci semua pakaian ini?"
Seketika tatapan Nadine menjadi tajam mengarah Nadine. Helene hanya memasang wajah cengengesannya.
" Kamu harus ingat bahwa aku adalah Nyonya Penguasa disini jadi kamu harus menuruti apa perintahku"
Merasa kesal dengan bualnya Helene, dengan cepat tangannya Nadine menarik rambutnya Helene dan memasukkannya kedalam bak tempat membilas pakaian tersebut.
Helene meronta-ronta saat Nadine memasukkan kepalanya didalam bak yang berisi air itu, setelah beberapa menit Nadine menarik kepalanya dan mencengkram tengkuknya Helene dengan sangat erat.
" Dengarkan aku baik-baik, jangan pernah menyebut dirimu Nyonya Penguasa disini apakah kamu lupa yang barusan dikatakan Mas Elgard bahwa kita tidak pernah dianggapnya sebagai istri, hanya Oliv yang dianggap Mas Elgard bahwa dia adalah Nyonya Penguasa dirumah ini, jadi sekarang cepat selesaikan cucian ini jangan pernah melakukan permainan licikmu kepada diriku, aku bukan Oliv yang bisa kamu bodohi paham!"
Helene merasa terkejut dan menjadi seperti patung saja lagi melihat Nadine begitu berubah, Nadine melepaskan cengkramannya ditengkuknya Helene.
Helene merasakan sakit dibagian tengkuknya, karena sedikit merasa takut melihat Nadine berbeda mau tak mau Helene melanjutkan kembali pekerjaannya tanpa protes apapun.
Nadine sudah merasa muak dengan bualnya Helene, padahal dia juga tidak dianggap sebagai istri namun masih saja mengaku-ngaku penguasa dirumah ini.