Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 6 ~Tekad Oma~
Arian menghela napas lega, dia pun tertawa. Ternyata yang membuat istrinya marah adalah wallpaper ponselnya terdapat foto Arika yang sedang tidur dengan rambut berantakan.
Pesan itu sudah terhapus dari beranda Arian tadi. Hal itu yang membuat Arika tidak melihatnya.
"Mas pasang foto aku yang ini? Jelek banget ih. Gimana kalau kamu meeting terus rekan kerjamu gak sengaja lihat gimana."
"Iya terus kenapa? Cantik kok, kata siapa jelek."
"Mas ganti."
"Gak mau."
"Tau ah, nyebelin." Arika memukul dada Arian.
Bukannya marah Arian malah gemas dengan apa yang dilakukan istrinya.
"Yaudah cium dulu baru mas ganti." Arian menurunkan badannya sejajar dengan sang istri.
Arika langsung mencium kedua pipi Arian dan terakhir di bibir. Bukan Arian namanya jika menyia-nyia kesempatan tersebut.
Ia memperdalam ciuman mereka, hingga Arika menepuk bahunya sehingga ia terpaksa melepaskannya.
"Makasih sayang."
"Hem. Ganti cepat!"
Arian mengganti wallpaper ponselnya dengan foto mereka berdua.
"Udah nih." Arian memperlihatkannya membuat Arika tersenyum.
"Gitu dong." Arika mengecup jakut Arian sebelum berlari terbirit-birit masuk ke dalam kamar mandi.
"Dasar."
...----------------...
Oma Gema dan kedua orang tua Arian sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Oma jangan terlalu menuntut Arian," ucap mama Alea tak ingin mertuanya terlalu ikut campur urusan rumah tangga sang anak yang tengah adem-ademnya.
"Kamu diam Alea, INGAT ARI BUKA-"
"Mah," tegur papa Rifin.
Oma Gema menghela napas panjang, Alea menatap mereka berdua secara pergantian.
"Bukan apa, Mah?" tanya Mama Alea.
"Enggak apa-apa. Mama hanya ingin selama waktu yang mama berikan kepada mereka belum terwujud maka permintaanku harus Arian turuti. Dia harus menikah untuk menghadirkan keturunan untuk kita. Mama tidak ingin anak angkat, mama mau darah daging Arian!"
Kedua orang tua Arian saling menatap satu sama lain. Mereka benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran oma Gema.
"Jangan sampai Arian membantah mama. Mama tau Arian anak keras kepala, dia tidak mungkin menerima permintaan bodoh mama itu," ucap Papa Rifin. "Ayo kita ke kamar." Ia mengajak istrinya untuk pergi dari sana.
Oma Gema melepas kacamatanya, ia menghela napas panjang. Keputusannya sudah benar-benar bulat.
Ia memang menyukai Arika. Gadis baik, lugu, dan yang pastinya cocok menjadi istri cucunya. Namun, minesnya wanita tersebut tidak bisa melahirkan keturunan untuknya, bukan tak bisa tetapi besar kemungkinan Arika mandul.
Oma Gema menelpon seseorang dan mengajak seseorang itu bertemu.
Sedangkan di lain sisi. Ema, semenjak kejadian bersamanya dengan Arian kini tidak pernah komunikasi lagi dengan Arika, bukan tak ingin. Arika sering menghubunginya tetapi Ema tak aktif.
Gadis tersebut mengganti nomor telponnya dan itu dasar keinginan Arian. Arian benar-benar tak ingin dirinya dan Arika berbicara.
"Dia takut banget gue bicara yang enggak-enggak ke Arika? Secinta itu dia ke gadis lugu itu?"
...----------------...
"Mas." Arika menepuk-nepuk pipi suaminya.
Arian hanya bergumam tanpa niatan membuka matanya, malahan semakin larut.
"Mas kamu gak kerja?"
"Mas libur ya hari ini, mas malas banget."
"Enggak bisa gitu dong, jangan malas-malasan. Ayo bangun kamu mandi."
"Libur sehari gak masalah, sayang. Mas juga kan ceonya gak masalah kalau mas gak masuk, mas tinggal sehari tidak membuat mas jatuh miskin."
Arika menghela napas panjang, pada akhirnya ia mengalah membiarkan suaminya libur hari ini. Ia juga libur hari ini soalnya tidak ada pemotretan.
Ia turun dari ranjang, mengikat rambutnya asal-asalan dan menuju kamar mandi untuk cuci wajah lalu masak sarapan pagi.
"Sayang, mas gak jadi libur ya. Mas mau ke kantor hari ini," teriak Arian.
"Iya mas."
Setelah bersiap-siap Arian berangkat ke kantor. Tak lupa mencicipi walaupun sedikit sarapan yang istrinya buat tanda menghargai wanitanya.
Perkataannya yang ingin ke kantor ternyata bohong nyatanya Arian pergi ke tempat lain.
Dan tempatnya adalah sebuah apartemen. Ia langsung memasukan passwordnya, karena emang apartemen itu adalah miliknya.
Setelah berada dalam apartemen, Arian melempar segepong uang ke atas meja.
Seorang yang berada di sofa tersenyum melihat ke datangan Arian.
"STOP MENGANCAM SAYA SIALAN!"
"Kenapa? Takut? Lo takut rahasia yang udah lo kubur selama 2 tahun kebongkar di depan istri tercintamu itu?"
Arian mengepal tangannya dengan kuat, apalagi saat orang itu sengaja memegang pipi, bibir dan jakutnya.
"Jangan pernah coba-coba sekali pun kau memberitahu semua ini kepada Arika, saya akan melakukan apapun, saya gak mau Arika tahu."
Seseorang itu tersenyum devil, menarik dasi Arian.
"Mengikuti semua kemauanku?" ucapnya. "Yaudah tepati janjimu dulu."
Arian menahan tangan Ema. "Jaga batasanmu, Ema! Ingat saya suami sahabatmu."
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.