Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Mengamankan Alea
Ponsel Bagas bergetar di atas tumpukan-tumpukan kertas yang baru saja dia rapikan. Nama Reina yang tertera dilayar smartphone miliknya. Sudah dapat Bagas pastikan, panggilan Reina akan menginfokan sesuatu tentang Alea. Biasanya seperti itu, karena saudara Alea itu tidak pernah menghubunginya melalui telepon jika masalah pekerjan. Tidak ingin Reina menunggu lama, Bagas segera menggeser tombol hijau untuk menjawab.
"Pak Bagas, Alea dibawa pergi." suara Reina terdengar sangat ketakutan ditelinga Bagas.
"Bagaimana bisa?" tanya Bagas tidak percaya.
"Siapa... siapa yang membawa pergi Alea?" Bagas ikut panik mendengar kabar itu.
Alea akhir-akhir ini sudah bisa kembali fokus bekerja dan ceria seperti dulu lagi, lalu mengapa ada saja orang yang mengusik kecerian Alea.
"Radit, Pak. Radit yang membawa Alea pergi dengan paksa." lapor Reina menjawab pertanyaan Bagas.
Reina yang baru saja akan menyalakan mesin mobilnya melihat Alea yang di tarik oleh Radit dengan kasar. Lalu laki-laki itu mendorong dan memaksa Alea untuk masuk kedalam mobil yang Reina kenali milik Radit. Melihat hal itu, Reina yang baru saja mengakhiri panggilan telepon dengan Deri segera menghubungi nomor Bagas. Orang yang terpikirkan oleh Reina untuk membantu Alea saat ini.
Saudara Alea itu memberitahu Bagas, apa yang terjadi pada Alea seperti yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Sambil mengikuti kemana Radit membawa Alea pergi, Reina terus memberi petunjuk arah pada Bagas dimana posisinya dan juga posisi Alea berada.
Bagas segera meraih kunci mobil untuk menyusul Reina, dia tidak mungkin hanya diam saja. Reina menggambarkan keadaan Alea yang dipaksa oleh Radit, yang menandakan bukan keinginan Alea untuk bersama Radit. Apa lagi saat Bagas mengingat pembicaraan Radit dan Alea tadi pagi, laki-laki itu menjelasakan jika dia tidak akan melepaskan Alea begitu saja.
"Apa yang sebenarnya laki-laki itu inginkan?" gumam Bagas sedikit kesal yang juga di dengar oleh Reina diseberang sana. Mereka masih terhubung melalui panggilan telepon, agar Reina bisa memberi petunjuk kearah mana Radit membawa Alea pergi.
"Radit membawa Alea pulang kerumah mereka, Pak." lapor Reina begitu dia sadar, saat ini memasuki kawasan tempat tinggal Radit dan Alea.
Saat Reina sampai dirumah Alea, dia sudah tidak melihat keberadaan Alea dan Radit. Dia yakin keduanya berada didalam dan Reina tidak berani masuk seorang diri, dia akan menunggu Bagas yang sebentar lagi akan tiba.
Tidak lama Reina berdiri di teras rumah Alea, dia mendengar tangisan Alea dari dalam rumah. Reina akhirnya memberanikan diri masuk untuk melihat keadaan saudaranya. Tepat saat itu, Bagas juga tiba di kediaman Alea dan dia segera mengikuti Reina yang sudah masuk kedalam lebih dulu.
"Alea" panggi Reina begitu melihat kondisi Alea yang tidak baik-baik saja. Dia menyesal tidak segera masuk menyelamatkan Alea. Reina tidak mengira Radit tega melakukan hal ini pada Alea yang masih berstatus istrinya. Radit benar-benar keterlaluan, Reina ikut menangis saat Alea menumpahkan semua sesak didadanya.
Tidak jauh berbeda dengan Reina, Bagas yang melihat Alea dengan keadaan yang berantakan menyesali dirinya tidak bisa menolong Alea secepatnya.
"Minum dulu." ucap Bagas sambil memberikan segelas air putih pada Alea.
Reina yang menerima gelas pemberian Bagas, dia juga yang membantu meminumkan air itu pada Alea. Tangan Alea masih gemetar karena ketakutan, wajahnya pucat seputih kapas, dan pakaian yang dia kenakan sudah sobek dibagian lengan dan dadanya.
"Titip Alea sebentar Pak." pinta Reina pada Bagas yang diangguki oleh Bagas.
Bagas menyelimuti Alea dengan kain yang entah dia dapatkan dari mana, lalu dia memberanikan duduk di hadapan Alea, setelah meyakini tidak ada lagi bagian tubuh Alea yang terbuka, yang bisa saja memancing jiwa kelelakiannya.
Melihat sisa air mata di wajah Alea, Bagas mengusap sisa-sisa air mata itu dengan jarinya. Perlakuan Bagas mengetarkan hati Alea yang seketika menghangat.
"Jangan menagis lagi." ucap Bagas yang diangguki Alea.
"Aku tidak sanggup melihatmu seperti ini, Alea." lanjut Bagas kata-katanya yang dia ucapkan dalam hati.
Jika bukan karena status Alea yang masih sebagai istri Radit, ingin rasanya Bagas merengkuh tubuh itu masuk kedalam pelukannya. Memberikan ketenangan seperti yang penah dia lakukan saat Alea menanggis di kantor. Tapi Bagas berusaha untuk menahan diri, dia tidak ingin disebut sebagai perebut istri orang. Cukup dengan jarinya saja Bagas menyalurkan perasaan sayangnya pada Alea, berharap kelak Alea bisa membuka hati untuknya.
"Kamu gila Radit." bentak Reina pada Radit yang hanya bisa tertunduk lesuh.
Tendangan Alea cukup keras membuatnya saat ini merasa lemas tak bertenaga. Radit tidak mengira, apa yang telah dia lakukan membuat Alea sebenci ini padanya, bahkan sudah tidak ingin lagi di sentuh olehnya. Kemana Alea yang dulu dengan suka rela menyerahkan jiwa dan raganya. Menyesalkah Radit?
Sudah satu minggu berlalu, tapi Alea masih dihantui rasa takut. Bayangan saat Radit memaksa dirinya untuk melayani laki-laki itu, tidak bisa dia hapus dan lupakan. Hampir setiap malam Alea bermimpi buruk, dia sampai berteriak keras membangunkan ibu Tuti yang masih ditugaskan Bagas untuk menemani Alea di rumah orang tuanya.
Apa yang terjadi pada Alea dilaporkan bu Tuti pada Bagas. Bukan hanya tentang mimpi buruk yang dialami Alea, Radit yang belum juga berhenti mengganggu Alea, tak luput dari laporan bu Tuti pada majikannya itu. Menurut bu Tuti, Radit setiap hari datang ke rumah orang tua Alea untuk menemui wanita yang dulu dia sia-siakan.
Kejadian Alea yang akan diperkosa Radit menimbulkan trauma pada Alea hingga terbawa sampai kedalam tidurnya. Untungnya, Alea dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya. Sehingga dia tidak merasa sendiri menjalani kehidupan ini.
"Alea, menurut saya untuk saat ini sebaiknya kamu jangan tinggal di sini lagi." saran Bagas memberi tahu Alea.
"Maksud saya, sebaiknya kamu untuk sementara tinggal di tempat yang tidak diketahui dia atau ditempat yang tidak berani dia datangi." jelas Bagas.
"Pak Bagas benar, Alea. Dia akan terus menganggu kamu kalau kamu masih tinggal disini." timpal Reina ucapan Bagas.
Mereka tengah berkumpul dikediaman orang tua Alea. Bagas yang meminta Reina dan Deri untuk datang, setelah mendapat laporan dari bu Tuti. Mereka baru saja selesai makan malam di kediaman orang tua Alea, yang biasanya setiap malam hanya Bagas dan Alea saja yang duduk dimeja makan itu.
"Saya ada apartemen kosong kalau kamu mau tinggal disana, bu Tuti tetap akan menemani kamu." tawar Bagas.
Alea memberanikan diri menatap Bagas yang tersenyum padanya, lalu beralih pada Reina dan Deri meminta pendapat kedua saudaranya itu.
"Bagaimana kalau kamu tinggal bersama kami saja. Dirumah ada anak-anak, kamu akan terhibur saat bermain bersama mereka." tawar Deri yang disetujui oleh Reina.
Deri dan Reina sudah membicarakan hal ini saat perjalanan ke kediaman orang tua Alea, begitu Bagas menceritakan apa yang terjadi pada Alea setiap malam.
"Bang Deri benar Alea, sikembar Rio dan Ria pasti senang tante Aleanya tinggal bersama mereka." bujuk Reina lagi dengan menyebut nama kedua anak kembarnya agar Alea setuju dengan tawaran Deri.
"Bagaimana?" tanya Deri.
"Lea tinggal di rumah Bang Deri dan Mbak Reina saja." jawab Alea.
"Maaf Pak." lanjut Alea ucapannya meminta maaf pada Bagas, karena telah menolak tawaran laki-laki itu.
"Tidak apa-apa, itu lebih baik." jawab Bagas. Dia harus legowo dengan keputusan yang dipilih Alea.
Malam itu juga, Alea diamankan di kediaman Deri dan Reina. Dengan Alea yang tinggal bersama Reina, Bagas tidak perlu khawatir lagi pada Alea yang pergi dan pulang kantor sendiran saja seperti biasanya. Mulai besok Alea akan selalu bersama Reina, itu berati kesempatan Radit untuk mengusik Alea semakin sedikit.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...