kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32.
Karena keinginan pak Latif yang menyuruh Maureen dan Aidan untuk berkunjung ke rumah, Maureen pun terpaksa mengunjungi keluarganya karena paksaan dari Aidan.
Tentu Aidan pun merasa tak enak pada mertuanya jika tak memenuhi keinginannya. Lagipula memang sedari beberapa Minggu lalu Aidan ingin membawa Maureen untuk mengunjungi keluarganya,namun Maureen kekeuh enggan untuk kesana.
Sekarang pun Maureen harus di bujuk agar mau kesana, walaupun tadi sempat berdebat. Namun akhirnya Maureen nurut dan ikut suaminya ke rumah pak Latif.
"Mama sama ayah suka apa?"tanya Aidan di balas gelengan kepala oleh Maureen.
Melihat Maureen menggelengkan kepalanya membuat Aidan berpikir,kira kira apa yang disukai oleh kedua mertuanya yah.
Lagipula Aidan salah kenapa nanya pada Maureen,sudah tau hubungan istrinya dan kedua orang tuanya itu tak baik tentu saja makanan kesukaan satu sama lain tidak tau.
Aidan pun memutuskan untuk menanyakan nya kepada Shafa. Setelah mengetahui makanan kesukaan kedua mertuanya,Aidan pun segera mampir ke sebuah tempat.
Tentu saja Aidan aman membawa buah tangan,nasa kesana cuman bawa diri saja. Ouh sangat tidak epik sekali.
Maureen pun hanya menurut saja,terserah pada suaminya lah.
"Mau kemana lagi sih mas."kesal Maureen saat Aidan kembali membawanya ke sebuah mall.
"Mau belanja buat mama sama shafa,sekalian sama ayah juga. Kamu juga mau?"tanya Aidan.
"Kan tadi udah mas,kita udah beli buah tangan kan kenapa harus belanja lagi."
"Jarang jarang kita kesana sayang,biar sekalian aja."jawab Aidan.
"Terserah kamulah mas."
"Jangan cemberut dong sayang,sekalian kita jalan jalan kan kemarin gak jadi. Biar nanti ke rumah Aya sore aja, Yukk."Aidan pun menarik tangan Maureen untuk mengelilingi mall itu.
"Kira kira buat kak Shafa yang mana yah mas. Aku takut nanti kak Shafa gak suka."ucap Maureen melihat beberapa koleksi baju gamis yang ada di hadapannya.
"Ini bagus gak?"tanya Maureen.
"Gak cocok sama Shafa."jawab Aidan.
"Ini cocok Shafa,dia suka warna green. Bahannya juga bagus,kayak yang sering di beli sama desain nya juga simpel dan elegan."ucap Aidan memasukan gamis itu pada tas belanja.
Maureen menyeringitkan keningnya. "Kok mas tau warna kesukaan kak Shafa? Mas kayak tau banget tentang kak Shafa."ucap Maureen langsung menyadarkan Aidan.
"e-eh kan mas temen kecilnya Kaka kamu, sedikit mas tau tentang Shafa."ucap Aidan di balas anggukan oleh Maureen.
"Cuman dua gamis doang buat kamu?"tanya Aidan.
"Iya dua aja."
"Beli lagi yang,jangan sungkan sungkan ambil sepuas kamu. Apapun yang kamu mau beli."
"Gak papa nanti beli lagi,lagian di lemari juga masih ada gamis yang belum kepake kan."ucap Maureen.
"Ya udah terserah kamu aja,udah semuanya kan kebeli atau mau beli apa lagi?"tanya Aidan.
"Semua kebutuhan aku sih udah kebeli semuanya."jawab Maureen.
"Belum sayang satu barang lagi belum kita beli."ucap Aidan.
"Apa?"tanya Maureen.
"Ayo."Aidan menarik tangan Maureen.
Seketika Maureen melongo melihat toko di depannya. "Mas."panggil Maureen.
"Kenapa?"tanya Aidan.
"Ihh yang bener aja mas,gak mau ah."pipi Maureen langsung memerah menahan malu.
"Kenapa malu sayang,senengin suami kan pahala. Biar setiap malam bisa gas poll."Aidan menggoda Maureen dengan menarik turunkan alisnya.
"Udah ayo sayang."
"Etsss gak usah aku aja,mas tunggu aja disini."
"Gak mas pengen sendiri yang milih."
Maureen pun akhirnya pasrah saat Aidan menarik tangan nya. "mbak mau langeri keluar terbaru."ucap Aidan, Maureen hanya bisa menundukkan kepala menahan malu.
Bisa bisanya suaminya dengan santai menanyakan baju dinas dengan santai pada pelayan.
"Mari pak saya antar."
"Ini pak,bahan nya bagus dan pastinya akan langsung menarik pasangan saat istri anda memakai nya. Anda juga tak perlu susah susah melepas nya karena tinggal di tarik saja semuanya akan terbuka."
"Wahh kalau warna merah lebih hot yah mbak."
Plak
Segera saja Maureen menggeplak tangan Aidan,kemana urat malu suaminya itu bisa bisanya. Malahan dia sendiri yang malu.
Pelayan itu pun terkekeh. "Tentu saja pak."
"Saya beli sepuluh tapi mau yang beda beda model yah mbak, warnanya yang cerah aja,merah,hitam, maroon."pinta Aidan.
"Siap pak kami akan bungkus langsung buat bapak."
"Mass ihhh kamu gak malu apa?"tanya Maureen saat mereka sudah beres membeli baju dinas itu.
"Ngapain malu sih yang,kalau demi dinas malam mas bakal putusin dulu urat malu mas."
Maureen pun langsung mendelik kesal ke arah suaminya. "Makan dulu yuk yang laper nih."ucap Aidan di balas anggukan oleh Maureen.
Mereka pun langsung pergi ke arah restoran. Setelah selesai makan, Maureen ingin membeli es krim,maka melipir lah mereka dulu ke tempat eskrim.
"Mas pengen?"tanya Maureen.
Aidan pun menggelengkan kepalanya. Bisa saja kepalanya menggeleng namun padahal dalam hatinya dia ingin, apalagi saat melihat Maureen dengan lahap memakan eskrim itu.
Ingin sekali Aidan memakan eskrim yang ada di bibir Maureen. Aidan tampak menelan ludah nya sendiri.
Melihat jika di sekitarnya sepi,Aidan pun mendekatkan wajahnya ke arah eskrim yang berada di genggaman Maureen.
Yang dimana disana juga Maureen masih memakan eskrim nya,yang dengan otomatis wajah Aidan sangat dekat dengan wajah Maureen yang tengah memakan eskrim itu.
Jika di lihat dari kejauhan mereka sudah seperti sedang ciuman. Tanpa mereka ketahui ternyata ada seseorang yang memfoto kejadian itu.
Bugh
"Ihhh mas bikin kaget aja."Maureen menggeplak tangan Aidan.
"Kenapa sayang."ucap Aidan sembari mengusap sisa eskrim yang ada di ujung bibir Maureen.
"Kenapa mas malah nyosor,ini tempat umum loh mas."
"Ouh berarti kalau bukan tempat umum boleh dong."
"Enggak."
"Kalau mas mau kenapa gak tadi sekalian belum."dumel Maureen.
"Pengennya dari bibir kamu langsung."
"Dihhh mesumm."Maureen mendelik ke arah Aidan.
Tampak dari kejauhan orang yang tadi memfoto kemesraan Aidan dan Maureen itu tersenyum smrik.
"Gosip baru nih,liat aja Maureen gue buat lo sengsara."ucap orang itu lalu pergi meninggalkan area itu setelah mendapatkan beberapa foto kemesraan Aidan dan Maureen.
ada ruang,