NovelToon NovelToon
Identity Of Mistress : GAIRAH PEREMPUAN SIMPANAN

Identity Of Mistress : GAIRAH PEREMPUAN SIMPANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: anyaaang

Kanaya terdiam terpaku melihat pemandangan yang ada di seberang dia. Galan - lelaki yang sudah menjalin hubungan selama dua tahun dengan dirinya tengah menggandeng mesra seorang perempuan. Galan Farrabi Altezza, dia adalah lelaki yang sama sekali tidak memiliki cacat dalam mengkhianati kepercayaan apalagi dia selalu menghargai perasaan yang dimiliki oleh Kanaya.

"Kita nikah tahun depan ya setelah kamu lulus kuliah." ucapan Galan masih terngiang jelas dalam pikiran Kanaya.

Masa depan yang selalu dia ungkapkan hanya untuk membahagiakan dirinya dan impian memiliki anak-anak yang lucu. Tapi rasanya semua itu menjadi petaka mimpi buruk untuk seorang Kanaya Shanifah Galianna Lubov.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anyaaang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Toilet

Degggg!

Kanaya terdiam terpaku mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Galan. Kenapa jadi dia yang dibuat kaget oleh Galan? Seharusnya dia yang kaget karena Kanaya berada di tempat yang sama dengan dia. Tapi kenapa pertanyaan Galan seolah-olah menyatakan kalau dia memang berada di sana? Berarti benar kalau Galan yang bersama perempuan tadi? Tapi kenapa... ah! Kepala Kanaya menjadi penuh memikirkan semua perkiraan yang ada. Jadi rumit banget rasanya padahal dia udah berusaha meyakinkan diri dia kalau dia memang salah. Dan sekarang Galan sendiri yang terkesan akan mengakui semuanya.

"Kamu kenapa nanya gitu? Emang kamu ada disana juga? Berarti kamu emang nggak meeting? Dan kamu cuma meeting pura-pura aja!" Kanaya kembali menuduh Galan. Bukan tuduhan juga karena memang itu keadaan yang dia lihat tadi.

Galan tertawa kecil dan menggeleng-geleng kepala dia. Menangkap apa penyebab Kanaya yang menjadi curiga seperti ini.

"Jadi ini alasan sebenarnya kamu curiga sama aku?" tanya Galan memastikan.

"Kamu sendiri yang bilang kalo kamu meeting padahal tadi kamu ada di mall yang sama juga kan sama aku?!"

"Kanaya... aku nanya sayang. Emang kamu liat aku disana? Aku tuh mau mastiin apa penyebab kamu jadi curigaan kayak gini. Aku tau karena pas denger kamu tadi pindah ke mall pasti kamu mikirnya aku ada disana juga kan? Makanya kamu jadi ragu aku meeting apa nggak? Itu kan kebiasaan kamu kalo lagi di mall suka bilang sama aku. Pasti kamu gini... Eh sayang aku liat ada yang mirip kamu tapi gantengan kamu sih..." Galan mempraktekkan ucapan Kanaya yang biasa dia lontarkan.

Kanaya kembali terdiam. Dia jadi ingat setiap ucapan ledekkan dia buat Galan kalau dia lagi jalan ke mall bareng teman-teman dia. Setiap Galan telepon, chat atau video call pasti Kanaya akan isengin Galan dengan kata-kata seperti itu. Galan masih tertawa geli melihat raut Kanaya yang sudah dia tahu betul apa kebiasaannya.

Makanya Galan langsung menangkap penyebab alasan Kanaya jadi curiga karena mungkin dia melihat sosok yang mirip dengan dirinya. Jujur saja karena hampir setiap ke mall pasti Kanaya akan berbicara demikian. Cuma bedanya sekarang Kanaya terlihat jadi kesal dan juga curiga beneran. Makanya Galan memastikan apa memang dia melihat Galan yang benar atau Galan, Galan yang lain sesuai kejahilan Kanaya aja.

Kanaya kembali memutar ingatannya. Apa tadi dia memang salah atau hanya halusinasi saja. Kanaya jadi mikir karena kebiasaan dia yang suka pura-pura melihat sosok yang mirip dengan Galan jadi bikin dia merasa halusinasi beneran. Bagaimana pun dia sendiri tidak yakin kalau Galan bisa berbuat demikian.

"Kamu beneran liat aku di sana? Gantengan mana sama aku?" goda Galan yang masih tertawa.

Kanaya masih diam melihat Galan yang tertawa di hadapan dia. Tertawa sambil mengusap-usap bahu Kanaya. Lucu banget lihat muka Kanaya yang hanya diam-diam bengong seperti ini. Akhirnya Galan berhasil menangkap apa penyebab Kanaya sampai menghilang kayak tadi. Padahal malah tadi Galan mikirnya kalau Kanaya lagi suntuk aja sama tugas-tugas kuliah dia.

"Kalo kamu memang liat aku beneran seharusnya kamu panggil aku sayang. Biar kamu nggak kayak gini." ucap Galan kemudian. Dia tidak mau Kanaya sampai curiga cuma karena kesalahpahaman atau sekedar halusinasi bayangan dia aja.

"Tapi kamu nggak ada perempuan lain kan, Gal?"

"Ada. Aku punya empat. Mama aku, tante aku, mama kamu dan kamu. Mereka perempuan penting yang ada di dalam hidup aku. Dan kamu... kamu bukan hanya sekedar mengisi hidup aku, Nay. Tapi kamu selalu merasuki jiwa dan hati aku sampai kapan pun." tatap Galan dalam-dalam.

Rasa menghargai dia terhadap perempuan selalu terlihat besar. Apalagi saat dia menyayanginya pasti Galan akan selalu berkorban lebih dalam meletakkan perempuan yang ada dalam hidup dia.

"Aku sayang kamu, Galan. Aku tau kamu beda. Maafin aku karena udah sempat mikir kamu yang bukan-bukan. Aku cuma takut kalo aku akan kehilangan kamu karena perempuan lain."

"Nggak ada yang bisa geser posisi kamu, Nay. Kamu nggak akan kehilangan aku sayang dan begitu pun aku yang nggak akan kehilangan kamu. Kita akan selamanya. Menikah, punya anak, punya menantu, punya cucu, cicit dan sampai mati..."

Kanaya tersenyum berkaca-kaca mendengar ucapan Galan. Impian dia dan Galan yang segera terwujud. Rasanya tidak sabar untuk hidup bersama dengan Galan. Kecurigaan Kanaya menghilang seketika. Dia memang percaya tentang Galan yang selalu berbeda dengan masa lalu dia atau seperti mantan-mantan teman dekat dia. Bukan bilangan angka lagi dalam menaruh kepercayaan pada Galan sekarang.

"I love you, Galan Farrabi Altezza." Kanaya mencondongkan badannya dan mencium bibir Galan.

Aku tidak akan pernah meragukan seorang Galan dalam hidupku. Kepercayaan aku sudah sangat besar tentang segala perasaan yang dia punya. Mungkin pikiran aku sedang melayang kemana-mana. Entah lah tapi aku yakin kalau aku memang sedang berhalusinasi dan mungkin karena aku yang kelelahan oleh tugas-tugas kuliah aku yang menyebalkan itu ~Kanaya

***

"Aku ada tambahan kelas pagi ini. Jadi dosennya ada nambah jam di jam pertama karena minggu depan dia halangan masuk."

"Yaudah aku anterin. Kamu tunggu ya."

"Nggak usah kan kamu masuk shift pagi hari ini. Aku naik taksi aja."

"Mau di jemput siapa kamu?!" nada Galan seketika berubah mendengar penolakan yang dilakukan oleh Kanaya.

"Taksi lah kan tadi aku bilang. Ini kan Senin dan biasanya juga kamu ada weekly meeting. Orang cuma hari ini aja kok aku masuk pagi. Nanti juga siang lagi pas lusa minggu depan." Kanaya berusaha menjelaskan agar Galan juga mengerti alasan kenapa dia menolaknya.

"Yaudah tapi aku yang pesenin. Jangan ditutup teleponnya."

"Oke. Aku sambil siap-siap ya. Aku loudspeaker." Kanaya meletakkan hp dia di atas tempat tidur.

Dia memasukkan binder dan bahan presentasi dia ke dalam tas. Ada yang perlu dibahas lagi sama Argesta soalnya. Kanaya juga menyiapkan laptop yang akan dia bawa nanti. Galan masih sibuk memesankan taksi online buat Kanaya sepertinya. Iya dia memang seperti itu jika tidak bisa mengantar atau menjemput Kanaya.

Galan selalu mau kalau dari hp dia yang memesankan taksi online agar dia tahu Kanaya sudah sampai sekaligus memantau keberadaan Kanaya.

"Bentar ya sayang tadi abis di cancel. Ini aku lagi pesen lagi."

"Ihhh kamu di tolak." Kanaya setengah teriak karena dia berada di kamar mandi. Mencuci muka biar nggak ngantuk di kelas. Padahal tadi udah mandi cuma kalau masuk kelas pagi rasanya tetap aja mengantuk.

"Rese deh!" Galan menggerutu mendengar Kanaya yang meledeki dia. Pasti Kanaya senang kalau melihat Galan yang mendapatkan pesanan taksinya di cancel. Karena biasanya Galan suka ngedumel-dumel. Dikasih orderan tapi malah di cancel. Nolak rezeki kalau kata Galan.

Kanaya cekikikan di kamar mandi. Dia mengambil handuk dan mengusap wajahnya. Kanaya kembali ke kamar dan dandan sedikit. Memakai mascara dan juga lipmatte nude kesukaan warna dia.

"Kamu lagi ngapain? Switch video call ya."

"Haiiiii... Aku lagi pake mascara." Kanaya langsung menerima permintaan video call dari Galan. Dia meletakkan hp dia di atas meja dan menghadapkan dirinya yang tampak setengah badan. Memudahkan Galan melihat aktifitas yang Kanaya lakukan.

"Cantik banget sih." puji Galan dengan senyumannya.

"Emang!" Kanaya menjulurkan lidahnya dan kembali memakai mascara di sebelah kiri matanya sekarang. Galan tertawa melihat tingkah Kanaya yang membuat dirinya selalu semangat.

"Aku udah dapet nih taksi onlinenya. Cuma masih lima belas menit katanya macet."

"Yaudah nggak apa-apa kan aku masuknya juga masih empat puluh menit lagi. Nanti kalo telat dikit juga nggak apa-apa kok. Dosennya baik yang ini."

"Cowok?"

"He-eh."

"Suka kali sama kamu." ledek Galan. Bikin Kanaya langsung menyipitkan ke arah layar hp dia.

"Maksud lo?! Bapak-bapak tua itu ya!" Kanaya merengut kesal. Dia mengambil catokkan dan merapikan sedikit rambut dia. Biasa gaya Kanaya suka di curly sedikit di bagian-bagian ujungnya. Galan tersenyum geli melihat Kanaya yang udah pasti langsung merengut.

"Dafandra chat lagi nggak?" tanya Galan kemudian. Pengen tahu karena dia yakin kalau Dafandra tidak akan menyerah begitu saja. Lebih tepatnya dia akan keras kepala meski udah tahu Kanaya yang telah memiliki calon suami.

"Nggak. Lagian aku juga nggak akan bales mau dia chat aku atau apapun." Kanaya meyakinkan sambil menyelesaikan catokan rambut dia. Sama sekali udah nggak ada perasaan apapun sama Dafandra. Karena isi perasaan dia sekarang hanya lah untuk Galan.

"Awas ya kamu bales pokoknya!" Galan sedikit memberikan ketegasan pada Kanaya. Tapi dia yakin kalau Kanaya juga sudah tidak memiliki rasa apa pun sama Dafandra. Tapi tetap aja dia harus waspada mengingat Dafandra adalah kenangan yang pernah membuat Kanaya merasakan kebahagiaan selama tiga tahun.

"Iya!" Kanaya terlihat gemas sekali.

Memasang raut muka galaknya tapi malah jadi lucu. Galan tersenyum melihat ekspresi Kanaya yang sangat menggemaskan. Lima menit sudah berlalu dan Galan memberitahu kalau taksi onlinenya sudah mau sampai. Kanaya langsung bergegas ke bawa untuk menemui taksi online yang sudah di pesan oleh Galan. Tapi video call bersama Galan masih tetap berlanjut sampai Kanaya tiba di kampusnya.

***

Jam kuliah yang cukup padat hari ini membuat Kanaya kelelahan. Gara-gara ada tambahan mata kuliah di pagi hari sudah membuat Kanaya kembali mengantuk. Padahal udah cuci muka berkali-kali tapi tetap aja rasa kantuk dia nggak hilang-hilang. Kanaya menyeruput es teh manisnya di kantin kampus. Mengecek bahan-bahan presentasi dia yang udah hampir mau jadi. Mungkin sama sekali belum jadi kalau Galan nggak memberikan buku-buku referensi terbaik yang dia kasih buat Kanaya.

"Cieee udah mau jadi tuh bahan presentasi minggu depan." suara Lasya yang meledek bikin cewek cantik bermata cokelat itu menoleh ke arah dia. Kanaya tersenyum sambil menjentikkan rambut dia ke belakang. Mau sombong di depan Lasya yang langsung cemburut karena iri.

"Iya lah berkat..."

"Berkat Galan! Udah, udah nggak usah diterusin!" Lasya merengut iri karena sudah tahu dibalik kerja Kanaya selalu ada nama Galan. Beruntung banget memang Kanaya.

"Hahahahahaha... makanya cari pacar lagi." Kanaya semakin meledeki Lasya. Biar dia makin cemburut. Kanaya senang banget menjahili Lasya yang masih trauma pacaran. Takut diselingkuhi lagi tapi selalu mengeluh kalau jomblo. Bingung kan?

"Eh lo kemaren jadi kerja kelompok sama Argesta? Gue belom lagi nih. Si Bayu males banget diajak kerja kelompok. Pasti deh tuh anak mau terima jadi aja." Lasya menggerutu. Bayu teman satu kelompok dia kerjaannya cuma main game online aja. Diajak kerja kelompok cuma bilang nanti-nanti aja. Katanya masih lama padahal udah tinggal empat hari lagi dan Lasya belum mulai sama sekali.

"Jadi lah. Sorry ya kelompok gue paling terdepan untuk presentasi sekarang." Kanaya menyombongan dirinya. Ingat waktu presentasi bulan lalu dia kalah sama Lasya karena kebetulan kelompok dia dapat anggota yang super lemot banget. Alhasil Kanaya banyak mengerjakan sendiri tapi kembali lagi untung dia bantu oleh Galan hehehe. Lasya mencibir sambil menyeruput es jeruk dia yang baru datang.

"Lo kemaren ke Lippo Garden Village, Nay?" tanya Lasya kemudian.

"Iya. Kok lo tau? Pasti lo liat gue ya sama Argesta ya. Mantan gebetan yang gagal." Kanaya setengah berbisik pada Lasya. Cekikikan karena mengingat Lasya yang sempat menyukai Argesta. Sayang aja pas mendekati Argesta, Lasya nggak tahu kalau dia udah punya pacar. Lagian kirain Argesta juga suka sama dia mengingat sikap Argesta yang selalu ramah. Ternyata dia memang ramah ke siapa aja. Lasya aja yang kegeeran.

"Ihhh rese lo ya!"

"HAHAHAHAHAHAHAHHA..." Kanaya tertawa keras banget. Lasya memukul bahu Kanaya tapi tetap aja dia nggak bisa menghentikan tawanya.

"Gue tuh nggak liat Argesta tapi yang gue liat Galan!" Lasya merengut kesal melihat Kanaya yang senang banget kalau udah menjahili dia tentang Argesta.

Galan??? Kanaya langsung menghentikan tawa dia seketika. Dia menoleh ke arah Lasya yang menyeruput es jeruknya sampai habis.

"Galan?" tanya Kanaya memastikan kalau dia memang tidak salah dengar.

"Iya yang gue liat itu Galan dan bukan Argesta! Puas lo!" Lasya memperlihatkan muka kemenangan kalau kali ini Kanaya salah menebak dirinya.

"Dimana?"

"Di Lippo Garden Village kemarin. Gue liat dia di depan toilet perempuan nungguin lo. Mau manggil tapi gue buru-buru karena taksi online gue udah sampe."

"Nungguin gue?" Kanaya jadi bingung mendengar kata-kata Lasya yang seperti melihat Kanaya bersama Galan.

"Iya lah siapa lagi yang dia tunggu di toilet perempuan kalo bukan lo. Dimana ada Galan pasti ada Kanaya dan dimana ada Kanaya pasti ada Galan." Lasya semakin menambahkan keyakinan dia. Sudah tahu sekali pasangan yang selalu membuat dia iri banget.

Sementara Kanaya jadi terdiam mendengarkan penjelasan dari Lasya. Jadi Lasya lihat Galan juga kemarin di Lippo Garden Village. Kalau Lasya bisa melihat Galan yang berada disana itu artinya Kanaya memang tidak halusinasi. Kanaya kembali mengingat perempuan yang dia lihat bersama Galan. Apa Galan di depan toilet karena menunggu perempuan yang kemarin Kanaya lihat di toko bakery?

"Lo yakin, Sya?" tanya Kanaya memastikan.

"Ya gue yakin karena gue kenal juga sama Galan. Dia kemaren pake kemeja blue denim gitu kan? Gue liat dia berdiri di depan toilet cewek lagi megang hp dan satu tangannya megang plastik bakery. Kok lo jadi bingung gini sih, Nay?" Lasya jadi ikutan bingung melihat ekspresi Kanaya yang jadi linglung dan sekarang dia malah diam dengan pikirannya yang kosong.

Kanaya hanya diam dan menarik nafasnya yang menjadi berat. Penjelasan Lasya tidak bisa diragukan lagi. Bahkan dia menjelaskan dengan detail warna pakaian Galan dan Galan yang juga membawa bungkusan bakery. Semua persis apa yang Kanaya sudah lihat dengan mata kepala dia. Lantas siapa yang harus dipertanyakan oleh Kanaya sekarang? Lasya dengan penjelasan yang meyakinkan? Atau Galan dengan penjelasannya yang tidak bisa meyakinkan dia lagi?

Aku bahkan tidak pernah percaya kalau seorang Galan bisa berbohong apalagi melukai hati aku... 

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!