Identity Of Mistress : GAIRAH PEREMPUAN SIMPANAN

Identity Of Mistress : GAIRAH PEREMPUAN SIMPANAN

Hai, Calon Imam

"Aku udah selesai sayang. Baru banget nih kelasnya kelar. Yaudah aku tunggu ya."

Kanaya - perempuan usia dua puluh satu tahun semester enam tengah memasukkan binder ke dalam tasnya.

Satu tangan dia masih memegang hp di telinganya. Model rambut layer butterfly cut, kulit kuning langsat dan tinggi 170 cm. Dia memiliki bentuk mata mirip biji almond dan bibir yang tipis dengan lipmatte warna nude kesukaannya. Kuliah mengambil jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu Universitas Swasta yang ada di Jakarta.

Penampilan yang tidak feminim dan tidak juga cuek. Suka-suka dia aja mau bergaya apa. Yang jelas dia cukup terkenal di fakultasnya karena kecantikan dia dan jualan makanan online mamanya yang super banget enak. Kanaya Shanifah Galianna Lubov.

"Yaudah tunggu lima belas menit aku sampe. I love you."

Kanaya tersenyum mendengar suara yang berada di seberang telepon. Suara disebarang tidak terdengar lagi dan tanda sudah dimatikan setelah cowok itu mengucapkan kata i love you buat dia. Terdengar buru-buru karena sudah ingin menjemput dia kampus.

"Di jemput Galan, Nay?"

"Iya biasa lah. Calon imam." Kanaya terkekeh geli.

Lasya - salah satu teman dekat Kanaya yang satu jurusan sama dia justru memasang raut muka mencibir. Suka iri dia memang melihat kemesraan hubungan Kanaya dan juga Galan. Kemana Kanaya pergi pasti akan selalu ada Galan disamping dia.

Sudah dua tahun melihat Kanaya dan Galan yang selalu bersama-sama. Bahkan rasanya Kanaya nggak pernah menceritakan Galan yang jelek-jelek. Curahan isi hati Kanaya tentang Galan semuanya baik-baik.

Lasya cuma bisa berlapang dada aja kalau udah ngedengerin Kanaya yang curhat apalagi mendengar rencana Galan yang akan melamar dia tahun depan setelah Kanaya lulus kuliah.

Rasanya menemukan Galan adalah suatu keberuntungan buat Kanaya. Tidak seperti dirinya yang selalu apes dalam menjalankan kisah cintanya. Udah ditinggal LDR, diselingkuhin eh malah dia yang di putusin juga.

Lasya benar-benar ingin mencari pasangan yang seperti Galan. Dia lelaki yang sangat tampan, memiliki karier cemerlang, perhatian dan tidak pernah aneh-aneh dibelakang Kanaya.

Lasya yakin banget kalau Kanaya memang sudah berjodoh dengan Galan.

"Awas lo nggak undang gue!"

"HAHAHAHAHA ya iyalah masa gue nggak undang lo sih, Sya. Lo kan nanti jadi panitia di acara gue. Gue bakalan tempatin lo jadi panitia konsumsi sesuai kesukaan lo yang doyan makan. Ehhhh... jangan deh! Entar makanan buat tamu-tamu bisa habis lagi." Kanaya tertawa ngakak.

Senang sekali meledeki Lasya. Dia itu cewek pintar, manis dan doyan banget makan. Kanaya suka iri kalau udah melihat Lasya yang suka makan banyak-banyak. Karena sebanyak apapun makanan yang Lasya makan rasanya dia tetap segitu-gitu aja badannya. Padahal udah Kanaya sempat suruh minum obat cacing waktu itu hihihi.

"Ihhhh rese lo, Nay! Kanayaaaaa tungguinnnn!"

"Nggak mau ah. Gue udah mau dijemput tau sama pangeran dan bentar lagi dia sampe." Kanaya buru-buru meninggalkan Lasya. Tapi pas sampai di pintu kelas, dia sempat menjulurkan lidahnya pada Lasya yang masih sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas.

"Nayaaaaaa!"

***

Model rambut pompadour undercut warna hitam, hidung mancung, alis sedikit tebal, kulit kuning langsat dan memiliki rahang yang kokoh dengan sedikit brewok tipis disekitarnya. Tinggi dia sekitar 179 cm. Mengenakan kemeja hitam lengan panjang yang digulung setengah tangannya.

Aroma vanilla lembut eksotis yang dipadukan dengan harum woody yang maskulin disertai apel membuat cewek yang berada di hadapannya tidak bisa menghentikan ciuman dia. Tapi untung aja dia masih sadar kalau dia berada di area kampus. Jadi mau nggak mau dia melepaskan bibirnya.

"I love you." tatap Kanaya melemparkan senyumannya.

Cowok yang berada di hadapannya dengan jarak yang masih dekat mengecup pipinya lagi. Dia mengusap-usap pipi Kanaya dengan lembut.

Satu tangannya seketika memperlihatkan bungkusan makanan kesukaan Kanaya. Ice cream yoghurt dengan topping longan, kiwi, mango, mochi mix dan roasted almond. Jangan lupa sauce milonya nyam, nyam, nyam.

Kanaya langsung menatapnya dengan berbinar-binar. Dia mengambil bungkusan makanannya dengan secepat kilat dari tangan Galan Farrabi Altezza.

"Makasihhhhhhh. Aku buka ya." Kanaya dengan tidak sabar lagi langsung membuka yoghurt kesukaan dia.

Padahal baru semalam dia bilang kalau dia lagi pengen banget makan yoghurt dan sekarang Galan udah membawakan aja ke hadapan dia.

Galan adalah lelaki yang sangat disyukuri oleh Kanaya. Sudah dua tahun dia menjalani hubungan bersama Galan yang super duper menyayangi Kanaya dan juga sangat perhatian sekali. Apa yang Kanaya mau pasti Galan turuti. Galan benar-benar lelaki baik bagi Kanaya.

Selama dua tahun ini dia nggak pernah merasakan yang namanya berantem hebat. Kalau berantem kecil-kecilan pasti ada lah ya, namanya juga berhubungan. Tapi biasanya kalau ribut atau berdebat cuma karena membahas Galan yang lagi cemburu.

Iyah! Sekali pun Galan perhatian, peduli, pengertian dan sangat menyayangi Kanaya tapi jangan salah kalau Galan begitu cemburuan dan juga posesif.

Galan nggak memperbolehkan Kanaya berhubungan dekat dengan cowok mana pun. Kalau teman-teman dekat biasa aja nggak masalah tapi Galan sangat membatasi Kanaya. Biasanya kalau Kanaya mau nongkrong pasti Galan akan jemput dan contohnya sekarang. Galan selalu menjemput Kanaya setiap pulang dari kuliahnya. Dia bahkan hafal jam kuliah Kanaya yang selesai jam berapa aja. Galan nggak pernah absen buat menjemput Kanaya. Paling kalau dia absen sudah pasti dia lagi ada meeting di kantor yang nggak bisa dia tinggalin.

Galan bekerja di salah hotel bintang lima sebagai General Manager. Dia sudah bekerja hampir lima tahun di umur dia yang sudah dua puluh tujuh tahun ini. Karir yang dia miliki memang bagus.

Jabatan tertinggi di hotel dengan kinerja yang dia hasilkan selalu mendapatkan performance yang sangat baik setiap tahunnya. Beberapa kali dia mendapatkan rewards trip ke luar negeri.

Tapi jangan heran kalau karir dia yang bagus sudah pasti memiliki saingan yang sengit. Ada aja yang nggak suka sama dia di tempat kerjanya. Galan pernah cerita waktu itu. Tapi untung Galan tidak mau ambil pusing. Selama dia bekerja mengikuti aturan, dia akan masa bodo sama hal yang bertentangan dengan dirinya.

"Aaaaaa." Kanaya menyodorkan suapan yoghurt ke mulut Galan yang langsung membuka mulutnya. Kanaya senyum-senyum mengunyah yogurtnya. Happy banget.

"Nanti jadi balik ke rumah?"

"Nggak jadi langsung ke apartemen aja. Soalnya besok ada tugas yang harus dikumpulin jadi takut waktunya mepet." Kanaya masih sibuk mengunyah yoghurtnya.

Selama dia sudah memasuki semester akhir, Kanaya memutuskan untuk mencari tempat tinggal di dekat kampus dia. Jarak rumah dia dengan kampus soalnya lumayan cukup jauh dan bisa menghabiskan waktu sekitar satu jam kalau nggak macet.

Jadi dia memutuskan untuk mencari tempat tinggal dekat kampus. Apalagi semester-semester ini makin banyak tugas dan udah menjelang skripsi. Tadinya Kanaya mau mencari kos-kosan aja. Tapi Galan langsung menolak dan nggak ngebolehin Kanaya yang tinggal di kos-kosan. Padahal Kanaya juga mencari tempat kos-kosan khusus wanita tapi tetap aja nggak dikasih.

Akhirnya Galan menyuruh Kanaya untuk menyewa apartemen aja. Galan berinisiatif untuk membayarkan uang sewa apartemen Kanaya tapi Kanaya nggak mau. Udah terlalu banyak merepotkan Galan selama ini. Sempat ribut juga karena Galan memaksa Kanaya untuk tidak membayarkan uang sewa. Dia sempat main transfer aja ke rekening Kanaya tapi Kanaya marah dan langsung mengembalikan uangnya.

Nah, apartemen yang di tempati Kanaya nggak terlalu jauh dari kampus. Sekitar lima belas sampai dua puluh menit kalau macet. Dan kebetulan dekat juga sama tempat kerjanya Galan. Makanya dia selalu antar jemput Kanaya setiap hari atau makan siang bareng.

"Siapa yang chat?" tanya Galan yang mendengar hp Kanaya berbunyi notif chat dari tadi.

"Bentar. Liat dulu." Kanaya mengambil hp dia dari dalam tas. Melihat notif chat dari layar hpnya.

"Siapa?"

"Temen kuliah aku Argesta. Nih." Kanaya menyodorkan hp dia. Membiarkan Galan mengecek hp dia untuk memastikan seperti biasa.

Kanaya nggak pernah menyembunyikan apapun termasuk Galan dan begitu pun juga dirinya. Selalu terbuka dalam hal apapun itu. Bahkan rasanya Galan juga udah sangat mengenal Kanaya secara luar dalam. Selalu tahu apa yang Kanaya butuhkan dan malah Kanaya juga jadi sangat bergantung sama Galan. Apa-apa Galan dan akan selalu Galan.

Sementara Kanaya masih menghabiskan yoghurtnya. Galan mengecek hp Kanaya. Ternyata benar kalau Argesta, salah satu teman kampus Kanaya yang mengirimkan chat. Dia mengingatkan tugas kelompok yang akan dikumpulkan minggu depan. Jadi Argesta membagikan materi mana yang harus Kanaya cari.

Galan melihat-lihat isi chat yang ada di hp Kanaya secara menyeluruh. Memastikan kalau Kanaya tidak mengirimkan chat kepada cowok mana pun. Kalau teman kuliah dia ya nggak masalah tapi Galan nggak mau kalau Kanaya membalas chat-chat yang nggak jelas. Karena banyak yang suka mengirim chat sama Kanaya. Alasannya mau memesan makanan tapi malah jadi chat-chat modus murahan. Ada juga yang suka chat dari nomor nggak jelas tapi biasanya Galan yang memblock nomor nggak jelas itu.

"Tapi paling minggu depan aku ada kerja kelompok bareng gitu sama dia."

"Nggak di apartemen kamu kan, Nay?" Galan memastikan.

Dia tidak mau kalau ada cowok atau teman kampus dia sekali pun yang datang ke apartemen Kanaya. Kalau ramai-ramai sih nggak masalah tapi kalau kerja kelompok berdua, Galan sudah pasti tidak akan setuju.

"Di kampus atau di coffe shop."

"Kapan?"

"Nggak tau. Belom dikasih tau kapannya soalnya aku harus cari materi dulu juga. Jadi baru nanti bahas bareng buat presentasi." Kanaya memegang perutnya yang kekenyangan. Sudah habis yoghurt yang dibawa oleh Galan. Bahkan Galan hanya makan beberapa suap dan sisanya Kanaya yang menghabiskan sendiri.

"Yaudah pokoknya kasih tau aku ya sayang nanti. Sekarang aku anterin kamu dulu soalnya aku abis ini mau meeting."

Kanaya mengangguk-anggukan kepala dia. Udah nggak sanggup berbicara lagi saking kenyang banget. Galan malah tersenyum geli melihat Kanaya. Selalu lucu melihat ekspresi dia kalau lagi kekenyangan kayak gini. Pasti kursi sandaran dia dibaringkan jadi setengah biar dia bisa merebahkan badannya.

Galan mengacak-acak rambut Kanaya dan langsung menyalakan mesin mobilnya.

***

"Kamu nggak jadi meeting?" tanya Kanaya yang sudah meletakkan tas dia di atas meja. Kanaya berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air dan meneguknya.

"Nggak jadi sayang. Dibatalin nih katanya lagi ada urgent jadi reschedule lusa." Galan meletakkan hp dia di atas meja setelah membalas chat dari salah satu vendor yang akan melakukan kerja sama di tempat kerja hotel dia.

"Jadi kamu nggak balik lagi ke hotel?" Kanaya menghampiri Galan dan meletakkan segelas air di meja untuk dia.

"Nanti aja. Lagian jam kerja aku juga udah kelar jadi paling cuma ngecek-ngecek aja kayak biasa." Galan membuka dua kancing kemeja dia dan menyandarkan badannya ke sofa. Dia menarik Kanaya kesisinya dan membuat Kanaya menyandarkan kepala dia ke bahu dia.

Mendekap di dalam pelukan Galan selalu membuat hati Kanaya merasa hangat. Dia semakin merasakan tulusnya perasaan Galan. Makin tidak sabar untuk menjadi seorang istri dari Galan Farrabi Altezza.

Tangan Galan menyusuri kerah baju Kanaya dan menyusup ke dalam. Merasakan motif bra yang dipakai Kanaya adalah model brokat. Sudah pasti pembelian dari Galan.

Sentuhan tangan Galan membuat Kanaya sedikit menggeliat dan mendongak di dalam sandaran Galan. Nafas yang Kanaya hembuskan mulai kasar. Tapi Kanaya tidak mau diam saja. Dia menghampiri mulut Galan dan menghisap bibirnya. Dan satu tangan Kanaya mulai meraba-raba halus permukaan luar celana Galan.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!