Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.
Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?
Yuk baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Mata mereka membulat sempurna saat mendengar kembali percakapan mereka tentang pria dihadapannya, wajah mereka seketika merah padam menahan malu.
Ke empat wanita disamping Riana benar-benar dibuat malu saat itu, jika bisa, mungkin mereka sudah menyembunyikan wajahnya diketiak masing-masing.
Hanya Riana yang memasang wajah datar disana.
"Kalian denger ya, saya gak akan memperkerjakan tukang gosip seperti kalian" ucapnya dengan sorot mata tajam.
"Rama!!"
"Iya Pak" jawab seorang pria yang kini berdiri disampingnya.
"Bawa mereka semua pergi dari ruangan ini, saya butuh seseorang yang serius ingin berkerja, bukan tukang gosip seperti mereka"
Darren Hadiwijaya, seorang pemuda dengan julukan bos yang gila kerja, ia tak pernah suka dengan karyawan yang tak serius dalam bekerja, tak pernah ada satu pun tukang gosip yang berhasil masuk keperusahaan itu.
***
Keempat wanita yang ketauan bergosip itupun keluar dari ruangan itu dengan raut wajah kecewa, belum juga melakukan wawancara mereka sudah lebih dulu diusir dari tempat itu.
"Kamu!! Ngapai masih disini, kamu juga keluar sekarang juga!!" Teriak Darren sambil menunjuk arah pintu keluar.
"Loh? Kenapa saya ikut-ikutan diusir juga? Saya kan gak ikutan bergosip seperti mereka?" Riana mengerutkan dahinya.
"Kamu gak baca ya? Apa saja persyaratan untuk menjadi sekertarisku?" Darren mulai terpancing emosi
"Baca Pak, maka dari itu saya memberanikan diri untuk melamar kerja disini dan ikut wawancara" jawab Riana tegas.
"Kamu yakin mau menjadi sekertarisku dengan tubuhmu yang seperti itu? Kamu bahkan tak akan mampu hanya untuk sekedar menaiki tangga darurat, kamu tau kan kalau syarat untuk menjadi sekertarisku harus .. "
"Cekatan dan pekerja keras kan Pak? Dan saya yakin saya punya semua itu" jawab Riana memotong perkataan Darren dan berhasil membuat semua orang yang masih tersisa disana menganga lebar, sebab sebelumnya tak ada satu orang pun yang berani memotong ucapan Darren.
"Dan satu hal lagi yang perlu kamu tau, saya paling benci jika ada orang yang memotong pembicaraan saya" Riana membuat Darren semakin murka.
"Rama!!, tunggu apa lagi, cepat usir si gendut itu dari ruangan ini" suara Darren kembali menggema diruangan itu.
"Baik Pak" jawab Rama cepat.
Tapi belum sempat Rama beranjak dari tempatnya, Riana sudah lebih dulu bersimpuh dikaki Darren.
"Saya mohon Pak, saya butuh sekali pekerjaan ini, meskipun saya gendut, tapi saya akan melakukan apapun untuk perusahaan ini, saya janji Pak" Riana berkata dengan penuh permohonan.
"Maya, singkirkan dia dari kakiku sekarang juga, aku benci sekali sama dia" ucap Darren pada Maya.
"Baik Pak" Maya pun meraih lengan Riana "Pak Darren tidak menerima anda bekerja disini, jadi anda harus segera pergi" ucap Maya sambil menggiring tubuh Riana menjauh dari Darren yang kini masih menatapnya tajam.
"Tolong izinkan saya berkerja disini bu, setidaknya berikan saya kesempatan untuk menunjukan kinerjaku, setelah itu anda boleh memutuskan mau menerima saya atau tidak" Riana berkata dengan wajah memelas.
"Tapi keputusan Pak Darren sudah bulat, jadi saya mohon agar anda mengerti"
"Cepat keluarkan si gendut itu dari tempat ini" teriakan Darren kembali menggema.
Riana yang mulai kesal karena terus dipanggil gendut oleh Darren segera melangkah lebar menghampri Darren hingga wajah mereka kini hanya berjarak beberapa centi saja dan detik itu juga.
Bughhh!!!
Riana menendang kemaluan Darren dengan lututnya.
"Tidak asetku" Darren berkata diiringi rasa sakit yang tak tertahankan.
"Meski pun aku gak diterima kerja disini tapi aku merasa cukup puas karena sudah berhasil memberi pelajaran pada seorang bos yang sombong sepertimu" Riana berkata dengan kesal dan segera pergi dari ruangan itu.
"Aku akan membunuhmu jika bertemu denganmu lagi" Darren berusaha berteriak meski harus menahan sakit.
Riana terus mengumpat setelah keluar dari kantor yang menyebalkan itu, dia yang serius ingin bekerja tapi harga dirinya malah diinjak-injak.
Riana berjalan gontai menjauh dari kantor itu, ia bingung akan nasibnya kedepannya, kini ia sedikit menyesal karena tak bisa menahan emosinya tadi, seharusnya ia bisa lebih bersabar dan lebih memohon lagi agar diterima ditempat itu.
Disaat Riana tengah mengacak rambutnya frustasi tiba-tiba saja ia mendengar suara teriakan seseorang.
Jambret!!!
Dengan cepat Riana membalikan tubuhnya lalu memukul wajah si pengendara yang kini tengah membawa hasil rampasannya.
Bruukkk!!
Si pengendara kini kehilangan keseimbangannya dan menabrak pagar pembatas ditepi jalan.
Riana segera berlari menghampiri dan kembali mengayunkan tasnya untuk memukul si pengendara itu.
"Dasar menyebalkan, kamu pikir mencari uang itu mudah hah!!, seenaknya saja merampas hak orang lain" Riana yang sedang kesal melampiaskan kekesalannya pada jambret itu dengan terus memukulnya secara membabi buta.
Si jambret kini terkulai lemas tak berdaya, dengan cepat Riana mengambil tas milik seorang wanita paruh baya yang tadi berteriak.
"Terima kasih Nak, kamu hebat sekali bisa mengalahkan jambret itu" ucap si pemilik tas.
"Sama-sama Bu, kebetulan saya sedang kesal pada pemilik perusahaan itu, jadi aku melampiaskannya pada jambret tadi" jawab Riana sambil menunjuk sebuah kantor dibelakangnya. "Mentang-mentang saya gemuk, masa dia gak mau menerima saya berkerja disana, padahal saya udah memenuhi semua persyaratan, menyebalkan sekali" tanpa sadar Riana terus menggerutu dihadapan ibu itu.
"Kamu habis melamar kerja disana?" Ibu itu menunjuk kantor dibelakang Riana.
"Iya benar, dan Bos disana menyebalkan sekali, kalau gitu saya pamit pulang dulu Bu" Riana meraih tangan Ibu itu lalu mencium punggung tangannya begitu saja.
"Tunggu sebentar Nak" Ibu itu merogoh beberapa lembar uang merah dari tasnya lalu menyodorkannya pada Riana namun dengan cepat ditolak olehnya.
"Saya menolong Ibu tanpa pamrih, tadi hanya kebetulan saja saya sedang kesal, jadi yang tadi itu bukan apa-apa, saya berterima kasih atas kebaikan Ibu" ucap Riana dan hendak berlalu dari tempat itu.
"Tapi saya ikhlas memberi ini, kalau bukan karena kamu, mungkin saya sudah kehilangan banyak barang berharga milik saya"
"Sungguh tidak usah Bu, saya juga ikhlas menolong Ibu, dan tadi hanya kebetulan saja, jadi sekali lagi terima kasih banyak"
"Baiklah kalau bagitu, terima kasih atas bantuannya ya Nak" ibu itu mengusap lembut bahu Riana.
"Iya Bu sama-sama, kalau gitu saya pamit dulu" Riana segera berlalu dari tempat itu.
"Ibu mengenal wanita itu?" Ucap Rama yang menghampiri Bu Windy, seorang wanita paruh baya yang sudah melahirkan Darren.
"Wanita itu yang tadi sudah menolongku dari jambret, jika bukan karena dia, mungkin aku sudah kehilangan semua barang berharga ku. Oh iya, aku dengar dia tadi melamar kerja dikantor Darren dan tidak diterima, apa benar?" Tanya Bu Windy.
Rama membisikan sesuatu ketelinga Bu Windy yang membuat Bu Windy seketika tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun, benar begitu? Aku baru tau kalau ada orang yang berani melakukan hal seperti itu pada Darren, dia benar-benar wanita yang pemberani" Bu Windy menggelengkan kepalanya.
"Rama!!"
"Iya Bu"
"Cari tau dimana alamat wanita itu, dia wanita yang jujur dan pemberani, dia sangat cocok untuk menjadi sekertaris Darren, aku juga melihat kalau dia seorang wanita pekerja keras dan pantang menyerah, aku yakin dia bisa membandingi gilanya putraku" ucap Bu Windy.
"Tapi Bu, Pak Darren akan sangat marah jika mengetahui hal itu, dia bahkan berkata akan membunuh wanita itu sangking kesalnya, beliau tak menyukai wanita itu karena tidak sesuai dengan kriterianya. Pak Darren akan membunuhku jika membawa wanita itu kembali kehadapannya" bisa tamat riwayat Rama jika membawa Riana kembali kehadapan Darren.
"Biar aku sendiri yang akan membawanya kehadapan Darren, kamu cukup lakukan saja perintahku dan bawa wanita itu kerumah besok"
"Baik Bu"
Rama tak punya pilihan lain selain menuruti perintah Bu Windy.
*****
*****
coba penulis dan pembaca siapa yg pingin pasangan Jihan Rendi bahagia?
aku sih terserah saja
tapi kalo dikampung kami pasangan pelakor oenghianat itu kita minta baik-baik untuk meninggalkan kampung demi kebaikan warga dan kebaikan pelaku zina tsb
kalo bahagia itu kan tergantung usaha
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
tokohnya berat buat jujur