Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 21
"Shhtt.. Aduh, kakiku lemas sekali." Ucap Linda yang berjalan pincang.
Saking brutalnya adegan ranjang tadi, Linda merasa lemas dan susah untuk berjalan. Bukan hanya itu, area miliknya bahkan sangat perih.
"Tau sakit begini, aku gak mau ngelakuinnya. Tapi... Lama-lama sih emang enak." Gumamnya pelan di akhir kata.
Ceklek
Linda membuka pintu rumahnya.
"Tumben langsung pulang!?" Celetuk seseorang yang tiba-tiba berdiri tepat di depan Linda.
"Yakkk, apa-apaan sih, ibu?!! Bikin jantungku copot tau!!" Pekiknya kesal sambil menatap sang ibu.
Ya, itu adalah Novi sang ibu. Novi nampak terlihat sedang berdiri sambil melipatkan kedua tangannya di dada dan menatap Linda yang baru saja pulang.
"Ayo mandi dulu, kita makan bersama. Ibu sudah menyiapkan tumis cumi asin kesukaanmu." Ucapnya tiba-tiba.
Linda terkejut mendengar sang ibu yang tiba-tiba memasak makanan kesukaannya. Dan dirinya berfikir, apakah ibunya sedang merasa senang atau ada sesuatu yang tak ia ketahui?
"Bu, apa ada sesuatu yang ibu sembunyikan?" Tanya Linda dengan raut wajah penasaran.
Novi menoleh dan menyunggingkan senyumannya. "Ah, apa itu terlihat jelas di wajah ibu?"
"Tentu saja, ada hal baik apa hari ini?"
Novi membalikan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya dengan pelan.
"Apa kau tahu? Hari ini abangmu ada meeting dengan seseorang. Dan seseorang tersebut yang tak lain adalah Naura." Ucapnya menjelaskan maksud dari sesuatu yang membuatnya senang hari ini.
"Hm, mbak Naura? Lalu, apa yang membuat ibu sangat senang?" Tanyanya karena bingung.
Saat itu juga Novi memutar bola matanya malas. "Ibu melihat mereka sedang di restoran mewah. Ya.. Meski itu hanya melakukan meeting di sana, dan tebak, apa yang ibu lakukan?"
Linda semakin penasaran dan dahinya pun mengerut.
"Ibu memotret kebersamaan mereka dan mengirimkannya pada isteri abangmu."
"Ehh..." Terkejut mendengar ucapan Novi.
Saat itu juga, Linda pun menyeringai. Dirinya ikut merasa senang setelah mengetahui hal tersebut.
"Bu, tadi pagi aku ke rumah abang. Dan tau gak apa yang di lakukan wanita gila itu padaku?!"
Novi menoleh dan ekspresi wajahnya terkejut. "Hei, ngapain kamu kesan....."
"Aku di tampar oleh dia, bu. Lihatlah.. Pipiku masih terasa panas juga. Dia benar-benar menamparku dengan keras."
Mendengar itu sang ibi melototkan matanya. Dia terkejut ketika mendengar jika Intan sudah menampar puterinya. Dalam hatinya juga, Novi menggerutu. Berani-beraninya Intan melakukan itu pada Puterinya, dan tentu saja dirinya merasa emosi saat itu juga.
"Sialan.. Jalangg itu berani sekali, hah?! Lihatlah, aku akan membuatnya lebih menderita!!"
*****
Di kediaman Intan.
Ceklek
"Huft..."
Indra menghela nafasnya sejenak.
Saat ini, dirinya merasa cukup lelah dengan berbagai macam fakta yang mengejutkan. Bukan hanya itu, dia merasa fakta tersebut membuat dirinya merasa aneh.
"Kenapa Naura memakai nama itu untuk anaknya? Bukankah kita sudah tak bersama lagi!?" Gumamnya dengan merasa bingung. Saking bingungnya, Indra bahkan sampai menggigit ujung kuku tangannya.
"Ah, atau mungkin.. Dia menyembunyikan sesuatu selama in......."
Ceklek.
Indra terkejut lalu menoleh ke arah suara pintu yang terbuka.
"Eh, mas. Kamu sudah pulang?" Tanya Intan yang baru saja keluar dari kamar.
Indra pun mengerutkan dahinya saat melihat Intan tiba-tiba keluar dari kamar tamu. "Lho, kenapa kamu keluar dari kamar sana?"
Deg
Intan merasa panik saat mendengar pertanyaan Indra. Dia dengan cepat berfikir untuk menjelaskan hal tersebut sebelum Indra curiga.
"Itu... Aku habis mengambil sesuatu yang tertinggal kemarin-kemarin. Oh iya, tumben kamu pulang jam segini? Apakah sudah selesai Meetingnya?"
Saat itu juga, Intan mengalihkan pembicaraannya dan beralih bertanya balik pada sang suami. Bahkan Intan menekan kata Meeting untuk mengetahui sesuatu.
"M-meeting? Dari mana kamu tahu kalau aku ada meeting?" Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ah, aku hanya menebak saja. Apakah tak ada pertemuan dengan siapapun hari ini?"
"T-tidak.. Aku hanya sibuk di kantor mengurus berkas-berkas yang belum selesai." Ucapnya sedikit terbata-bata.
Mendengar penjelasan Indra, Intan memasang wajah datarnya. Dia tahu, kalau suaminya ini sedang berbohong. Dirinya mengira, kalau Indra akan berbicara jujur padanya.
"Hm, begitu ya.. Tunggu sebentar, lalu apa ini, mas?" Ucap Intan tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari tangannya dan memperlihatkan sesuatu yang menarik pada Indra.
Ya, itu adalah sebuah foto. Foto dimana Indra dan Naura yang sedang duduk di restoran mewah.
Deg
"I-ini...."