Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
"Dasar sekretaris gak becus," sungut Mirna.
Riana saat ini sedang mencak-mencak di dalam kamar nya, hampir saja dia menangis karena tidak sanggup menahan kekesalahan di hati nya.
"Padahal aku udah bersiap diri untuk menyatakan perasaanku sama kamu, An, Tetapi karena sekretaris sialan kamu itu, semua jadi kacau, Arrrg awas aja kamu Chelsee! Aku bakalan pecat kamu."
***
Malam sudah larut, Andreas memilih menggendong Chelsee dan mencari bantuan, setelah berjalan beberapa meter akhir nya dia menemukan sebuah rumah yang kebetulan penghuni nya masih berada di luar.
"Pak, bu, tolongin saya." Pinta Andreas memohon.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya laki-laki yang ada di rumah itu.
"Ayo bawa masuk kedalam! Bapak ih nanti aja di introgasi nya," sahut si ibu.
Chelsee lalu di bawa ke dalam kamar si pemilik rumah.
"Bapak keluar dulu! baju nya basah dia pingsan pasti karna kedinginan" Titah bu Retti, si pemilik rumah. Andreas ingin ikut keluar akan tetapi di tahan oleh Retti.
"Eh, kamu mau kemana?" Tanya bu Retti.
"Saya?" Andreas tampak bingung.
"Iya kamu, kamu suami nya kan?" Tanya Bu Retti lagi, Andreas linglung.
"Iya, kalian ini sebenar nya siapa? Dan tadi ada masalah apa? Kalau misalkan ada masalah polisi kan kami juga yang akan kena." timpal pa Hasan. Belum lagi Andreas menjawab Hasan sudah menambahkan pertanyaan membuat Andreas melongo.
"Hubungan kamu dengan gadis ini apa? Jangan-jangan kamu penjual anak perawan lagi," imbuh Hasan.
"Saya..."
"Suami nya kan? Kamu pasti suami nya kan?" Bu Retti menimpali, Andreas tidak punya pilihan lain. takut jika terlalu lama kedinginan kondisi Chelsee semakin bahaya, lelaki itu hanya bisa mengangguk pasrah.
"Nah, kalau suami nya, kamu disini aja gimana sih?"
Andreas mengangguk kaku, baju nya juga basah akibat guyuran hujan yang deras.
Bu Retti membuka baju Chelsee lalu mengenakan sarung di tubuh gadis itu, Andreas memalingkan pandangan nya.
"Eh, kamu sini! " Titah Bu Retti, Alex mendekat.
"keringkan badan istri kamu!"
Andreas bingung dan segan untuk melakukan apa yang di perintah Bu Retti.
"Aduh, kamu kan suami nya kenapa harus malu-malu begitu? " Bu Retti geleng kepala.
"Kalau ada orang mah, malu-malu kucing, bu." Sahut Hasan dari luar, rumah yang sangat sederhana tidak bisa kedap suara.
Andreas tidak menyahut, lelaki itu hanya tersenyum tipis.
"Ayo cepet! Kasihan istri kamu kedinginan." Titah Bu Retti.
"Mungkin dia mau hangatin versi diri nya, bu." Lagi lagi Hasan menyahut dari luar, Andreas hanya bisa tersenyum kaku.
Di tempat lain, Di kamar Rania gadis itu sedang mengamuk semua bahan kosmetik yang tersusun rapi di depan cermin berjatuhan di lantai.
"Kamu yang tenang, sayang!" Mirna mencoba menenangkan Rania.
"Kamu udah setuju menikah dengan Andreas. Jadi mommy pastikan dia pasti akan menerima perjodohan ini," imbuh Mirna, pikiran Rania masih belum tenang. Akan tetapi dia sudah duduk diatas sofa.
"Lihat aja, An. Kamu pasti akan jatuh ke tanganku," batin Riana
Kembali ke pasangan bos dan sekretaris yang sedang berada di kampung orang. Chelsee sudah tampak mengenakan baju daster yang di pinjamkan oleh bu Retti.
"Ini, kamu olesin ke badan istrimu," Retti memberikan minyak angin agar badan Chelsee segera pulih. Bu Retti memberi tahu bagaimana tahap-tahap mengurut.
"Bisa?" Tanya Bu Retti setelah dia menjelaskan.
"Bisa, bu." Jawab Andreas cepat, bu Retti keluar dari dalam kamar.
"Hadeh, baru kali ini aku di suruh ngurut orang." Andreas berdecak, tetapi dia tetap mengoleskan minyak kayu putih ke kepala Chelsee lalu berpindah ke tangan gadis itu. Satu menit Andreas mengurut tangan sekretaris nya, gadis itu mengerang lalu menggenggam tangan Andreas dengan erat. Lelaki itu mengangkat alis nya sebelah.
"Jangan-jangan dia cuma pura-pura pingsan," gumam Andreas menaruh curiga. Lelaki itu menutup hidung Chelsee selama satu menit, tetapi tidak ada pergerakan, Andreas langsung menarik tangan nya.
"sadar, An! Dia beneran pingsan." Ucap lelaki itu kemudian.
Andreas beralih ke tangan Chelsee yang lain. Lelaki itu akhir nya merasa ngantuk dan tertidur di sebelah Chelsee.
Pagi hari telah tiba, Chelsee terbangun dari pingsan nya. Dia melihat ke arah sekitar merasa bingung dengan kondisi di sekitar nya dan yang paling buat dia terkejut ketika padangan nya tertuju kepada tubuh lelaki yang ada di samping nya.
"Haahh. Kamu ngapain disini? " Pekik Chelsee, Andreas terbangun mendengar teriakan sekretaris nya, mata lelaki itu memicing.
melihat ke arah baju nya yang kini sudah berganti menjadi daster, Chelsee kembali teriak dan memukul Andress dengan keras.
"Aaa, kurang ajar kamu! Dasar otak mesum, kamu ngapain aku, ha?" Pekik Chelsee orang-orang yang berada di luar rumah mendengar terikan gadis itu, sehingga memunculkan rasa curiga tetangga sekitar. Beberapa tetangga pun masuk ke dalam rumah.
"Sst, diem! Kamu mesti nya berterimakasih sama saya! Tadi malam kamu tu pingsan," bisik Andreas
"Bohong! Terus kenapa baju saya ini ganti? Dasar," Chelsee menimpuk wajah bos nya dengan bantal. Bersamaan dengan itu pemilik rumah dan beberapa tetangga kini masuk ke dalam kamar melihat kedua nya sedang berantem.
"Kalian kenapa, nak?" Tanya Retti.
"Sebenar nya kalian ini beneran suami istri atau bukan?" Tanya Hasan, Chelsee menerjab mencoba berpikir apa yang terjadi tadi malam, tetapi otak nya tidak mengerti.
"Wah, mereka ini pasti cuma pasangan mesum yang mau cari tempat tidur geratis, pak." Sahut tetangga.
"Gini pak, sebenar nya tadi malam itu dia pingsan maka nya saya bawa kesini dan..." Andreas ingin menjelaskan tetapi dipotong oleh tetangga.
"inti nya kalian suami istri atau bukan," timpal tetangga. Andreas dan Cheksee saling pandang, tetapi gadis itu menatap penuh tanya. Para tetangga menatap penuh rasa curiga.
"Iya dong, kami ini suami istri," jawab Andreas menyakinkan seraya merangkul bahu Chelsee, gadis itu menerjab bingung.
"Mana buku nikah nya? Mana bukti nya," tetangga masih belum yakin. Andreas tidak berpikir jika akan di tanya tentang buku nikah.
Andreas terdiam sebentar, memikirkan apa yang harus dia ucapkan agar para warga ini bisa percaya kepada mereka. Biarlah berbohong, toh, dia berbohong karena ingin menyelamatkan sekretaris nya begitu pikir Andreas.
"itulah pakk, kami gak pernah bawa buku nikah kalau bepergian. Karna kami pikir yang terpenting kami ini udah sah, di mata agama dan negara, iya kan sayang?'' tanya Andreas mengedipkan sebelah mata nya.
"Iya, betul pak." Sahut Chelsee menerjab
"Kalau soal tadi istri saya teriak, itu karna dia kaget berada di tempat asing," imbuh Andareas berkilah