Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Ella kembali ke mejanya. Raut wajahnya terlihat begitu kusut. Harry yang melihatnya mengerutkan keningnya. Pria gemulai itu langsung mendekat ke meja Ella dengan rasa penasaran yang bertumpuk.
"Ella, bagaimana tadi? Kenapa Tuan Jason menahanmu di ruangannya? Jangan-jangan dia tertarik denganmu. Ella, aku benar-benar iri denganmu." Harry terlihat gemas sendiri.
Ella kembali teringat dengan ciuman paksa yang Jason lakukan. Itu membuatnya benar-benar membenci pria itu.
"Jangan bicara sembarangan, Harry. Tuan Jason hanya ingin aku mempersiapkan semuanya dengan baik besok." Ella menjawab dengan malas. Dia tidak ingin membicarakan pria kasar itu.
"Benarkah? Ku pikir Tuan Jason tertarik denganmu, dan kalian melakukan kissing seperti di drama romantis," ucap Harry. "Tapi jika Tuan Jason benar-benar menyukaimu, kau akan mempunyai banyak musuh Ella. Banyak gadis yang ingin menjadi kekasihnya, bahkan istrinya. Tak banyak juga yang rela melempar dirinya ke ranjang Tuan Jason dengan sukarela. Kalau aku jadi wanita, mungkin aku juga akan melempar tubuhku padanya," lanjut Harry terkekeh. Dia lalu kembali ke meja kerjanya.
Ella teringat ketika tanpa sengaja melihat banyak wanita yang mencumbui tubuh Jason di kamar sebelah waktu itu. Ella bergidik sendiri, tak menyangka dirinya malah terikat pernikahan dengan pria seperti Jason.
'aku harus mencari Yumna secepatnya. Dia harus menjelaskan tentang semua ini. Jelas-jelas waktu itu dia mengatakan jika dirinya yang akan menikah dengan Jason. Ella merasa dirinya telah di jebak oleh sahabatnya sendiri.
Ella melihat jam di pergelangan tangannya. Dia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat sehingga dia bisa pulang lebih awal.
Shanum berniat untuk mencari Yumna di restoran tempat Yumna bekerja sepulang dari kantor. Dia harus menggunakan waktu sebaik-baiknya agar tidak terlambat ketika pulang nanti.
***
"Akhirnya semuanya selesai juga." Ella meregangkan ototnya setelah menyelesaikan pekerjaannya. Dia melihat jam tangannya, dan dia masih memiliki waktu untuk ke tempat Yumna bekerja.
"Kau sudah selesai, Ella? Kenapa menyelesaikannya dengan cepat, padahal aku ingin pulang bersamamu. Aku ingin mentraktir mu karena bisa pindah ke kantor pusat besok." Harry berdecak.
"Aku sedang ada urusan, Harry. Lain kali saja kau mentraktirku." Shanum segera membereskan mejanya.
"Kau mau kemana?"
"Besok akan ku ceritakan, aku sedang terburu-buru." Ella langsung pergi.
"Kebiasaan," gumam Harry lalu melanjutkan pekerjaannya.
Ella berjalan cepat keluar dari kantor dan memasuki taksi yang sudah di pesannya tadi. Tak jauh dari sana, Jason melihat Ella yang terburu-buru dari dalam mobilnya. Kebetulan Jason akan kembali ke kantor pusat.
Jason mengerutkan keningnya, dia lalu memutuskan untuk membuntuti Ella.
Taksi Ella berhenti di depan sebuah restoran. Jason hanya menunggu tak jauh dari sana sembari memperhatikan.
Ella memasuki restoran itu, salah satu pegawai restoran yang mengenal Ella langsung menghampiri.
"Ella, sudah lama tak datang. Kau mau memesan apa?" tanyanya pada Ella.
"Maaf Lin, tapi aku tidak ingin memesan. Aku ingin bertemu dengan Yumna," ujar Ella.
"Yumna? Dia sudah berhenti dari pekerjaannya satu Minggu yang lalu. Kau tidak tahu? Apa dia tidak memberitahumu?"
Ella terkejut. Ini semua seperti sudah di rancang sedemikian rupa. Mungkinkah Yumna tega melakukan ini padanya?
"Apa! Tapi dia tidak memberitahuku, Lin. Bahkan nomor ponsel Yumna juga tidak aktif sampai sekarang. Apa kau tahu dimana dia tinggal sekarang?" tanya Ella lagi.
"Maaf, Ella. Tapi aku sungguh tidak tahu dia tinggal dimana. Setahuku sebelum berhenti, Yumna mengatakan jika dia akan menikah dengan kekasihnya di Korea dan akan menetap di sana."
"Korea? Dia tidak pernah bercerita padaku. Apa nama kekasihnya itu Jason?" tanya Ella.
"Setahuku bukan, dia pernah mengajaknya kemari dan namanya...." Lin berusaha mengingat nama kekasih Yumna. "Ah, iya namanya Billy kalau tidak salah."
Ella terdiam. Dia tak percaya jika Yumna sudah menjebaknya. Yumna adalah teman pertamanya ketika dirinya menginjakkan kaki di Jepang. Dia sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri. Tapi kenapa Yumna tega padanya?
"Baiklah, Lin. Terimakasih untuk informasinya. Aku akan pulang dulu," ucap Ella.
"Jangan lupa datang lagi kemari, restoran ini memiliki resep baru. Kau bisa mencobanya."
Ella hanya mengangguk. Dia lalu keluar dari restoran itu dengan kekecewaan mendalam. Lagi-lagi dia di kecewakan oleh sebuah pertemanan.
"Apakah selama hidupku aku tidak akan pernah memiliki seorang teman. Apa aku terlalu bodoh sehingga mereka selalu memanfaatkan ku?" Ella bergumam lesu.
Ella kembali memasuki taksinya. Namun, kali ini Ella menyuruh taksi itu untuk pergi ke rumah almarhum kakeknya. Yumna ingin mengambil sesuatu di sana.
Jason yang sedari tadi memperhatikan Ella pun kembali mengikuti taksi Ella.
"Apa gadis itu memang begitu suka keluyuran kemana-mana?" gumam Jason. Jason kembali mengikuti taksi Ella karena ingin tahu apakah Ella berniat kabur atau tidak.
Jason kembali mengerutkan keningnya ketika melihat Ella turun di depan gerbang rumah besar. Jason tahu itu rumah siapa. Rumah itu adalah kediaman keluarga Yamada.
Jason melihat Ella menekan tombol di gerbang itu, dan beberapa saat gerbang itu terbuka, membuat Jason terkejut. Bagaimana bisa Ella memiliki akses masuk kedalam rumah itu?
"Menarik, siapa kau sebenarnya, Ella?" Jason masih terus memperhatikan.
Tak lama, Ella akhirnya keluar dan kembali masuk kedalam taksi. Jason terus mengikutinya.
Jason tahu jalan yang di lewati taksi yang Ella tumpangi menuju ke rumahnya. Jason lalu menyalip taksi itu karena sudah yakin jika Ella akan pulang sekarang.
Jason segera memasuki rumah setelah mobilnya sampai. Jason duduk di sofa ruang depan menunggu Ella datang. Dia tersenyum ketika melihat jam.
"Dia telat dari perjanjian," ucap Jason pelan.
Tak berapa lama, akhirnya Ella pulang. Dia berjalan cepat sembari menatap jam tangannya. 'baru lima menit, semoga pria itu tidak menggila,' batin Ella.
Ella berjalan memasuki rumah, dan terkejut ketika mendengar suara deheman seseorang. Ella melihat Jason menatapnya dengan tajam.
Jason segera mendekati dan memutari tubuh Ella. "Kau terlambat Lima menit empat puluh tiga detik," ucap Jason.
Ella sedikit merasakan ketakutan. Pria ini begitu tak terduga. Dia takut jika tiba-tiba Jason melakukan hal seperti di kantor tadi.
"Maaf, lain kali aku tidak akan terlambat," ucap Ella menunduk.
Jason tersenyum miring. Kau akan mendapatkan hukuman setiap kau pulang terlambat. Untuk sekarang aku belum memikirkan hukum apa yang tepat untukmu."
Ella menelan ludahnya dengan susah. 'hukuman? Pria ini memang benar-benar gila?'
"Tuan, Nona Anastasya sudah menunggu Anda." pelayan datang dan memberitahu Jason.
Jason mengangguk dan segera pergi meninggalkan Ella.
Sementara Ella langsung bernafas lega melihat Jason pergi dari hadapannya. "Kesalahan dalam hidupku adalah menjadi istri pria itu."
Ella berjalan menuju ke kamarnya. Dia melewati ruang tengah dimana ada Jason dan juga seorang wanita. Matanya membola melihat wanita itu menghampiri Jason dan duduk di atas pangkuannya, kemudian mencium bibir Jason.
Ella langsung memalingkan tubuhnya, tak ingin matanya ternodai oleh pemandangan itu. 'Ini benar-benar gila!' batin Ella kemudian berlari cepat pergi dari sana.
Suara sepatu Ella yang berisik membuat Jason melepaskan ciuman wanita itu dan langsung menyuruh wanita itu pergi dari hadapannya
Jason menyunggingkan senyum ketika tahu Ella telah melihatnya dan juga Anastasya berciuman.
"Pergilah, Ana! Terapi ini akan ku akhiri mulai sekarang, karena aku sudah menemukan obat dari penyakit ku ini," ucap Jason.