Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan Berpartisipasi
Setiap kali membahas masalah Evan, Dwi selalu mengalihkan pembahasan.
"Meta akan di temani Rusdi tentunya" jawab Andri, ia harus ke lapangan besok. Dan ia juga tidak ada pengalaman, untuk berada di tengah-tengah perwakilan perusahaan lain.
Sedangkan Dwi jaga markas, wkwkwk.
"Semua bahan sudah siapkan? Aku yakin kalian pasti bisa, ingat... Bonus besar menanti, untuk di cairkan." senyuman di wajah Meta dan kedua temannya mengembang
"Semoga kita memenangkan tender ini, aku ingin mengajak ibu umroh." ucap Meta
"Aku ingin mengajak istri dan anakku berlibur, anakku ingin berlibur ke Bali." ucap Rusdi
"Aamiin" ucap mereka serempak
"Kamu ga ada cita-cita kak Andri?" tanya Aca
"Nabung buat masukin adikku ke Universitas, sebentar lagi ia kelulusan. Pasti membutuhkan banyak biaya, aku ingin membantunya meraih cita-cita yang ia inginkan." jawab Andri tersenyum
"Aamiin aamiin... Semoga semua impian dan keinginan kalian, di ijabah." balas Dwi
"Ca, emangnya kamu ga ada kegiatan si sekolah?" tanya Meta
"Ada, semua sedang sibuk mengurus Pensi yang akan si adakan lusa. Oya kak, ada bazar loh. Kakak main ke sana kan?" jawab Aca, ia pun mengajak kakaknya untuk ke sekolah.
"Lusa siang?" Aca mengangguk
"Kayanya bisa, nanti kita main ke sana ya." ucap Dwi pada ketiga rekannya
"Boleh, kebetulan kita sibuknya juga besok." jawab Andri
"Terus, kenapa kamu di sini Ca? Ga ikutan sibuk?" tanya Andri, Aca menggelengkan kepalanya
"Aku kan ga ada urusannya, ga ikut organisasi apapun juga. Hanya sebagai penikmat saja" jawab Aca
"Tapikan biasanya, setiap kelas harus menampilkan bakat. Atau ikut berpartisipasi dalam bazar, emang ga ada?" tanya Rusdi
"Ada, cuma Aca ga ada minat buat gabung. Masih banyak murid lain, biar mereka saja yang memikirkan semuanya. Lagian Aca juga tidka akrab dengan mereka, ga ada yang minta tolong juga ke Aca." jawab Aca
"Makanya jangan judes-judes jadi orang Ca, jadi pada segan mereka mau bicaranya sama kamu juga." ucap Meta
"Dih, mana ada Aca judes." elak Aca
"NGGAK SADAR DIRI" ucap Meta, Andri dan Rusdi serempak. Dwi terkekeh mendengar nya, Aca memang ceria. Tapi, sulit untuk menerima orang baru.
Ini saja bisa sedekat ini dengan Meta dna yang lain, karena Dwi juga dekat.
Aca tak peduli dengan ucapan ketiga teman sang kakak, justru sekarang ia sibuk dengan gadget nya.
Saat sedang iseng membuka akun palsunya, di medsos. Ponselnya menerima pesan, ia pun membuka pesan tersebut.
'Maaf Ca, ini gue Rangga ketua kelas. Lu bisa ke sekolah ga? Kita butuh orang yang mau berpartisipasi, buat tampil nanti di PENSI. Lu mau kan? Gue denger lu bisa main piano, sambil nyanyi solo.' isi pesan tersebut
"Baru juga si bahas, ga ada yang ngajakin. Ehh.. Sekarang malah ada yang ngajakin" gumamnya pelan
"Kenapa Ca?" tanya Dwi, tanpa menjawab Aca memberikan ponselnya pada Dwi.
"Ikut aja, ga ada salahnya ikut berpartisipasi. Bukankah bagus, jadi ada kenangan di masa putih abu-abu." ucap Meta, yang ikut baca pesan tersebut
"Gitu ya?" Meta mengangguk
"Tapi ini beneran? Kamu bisa main piano Ca?" tanya Meta, Aca mengangguk
"Dulu waktu di sana, Aca memang mama daftarin les piano dan gitar. Kalo kalian liat dia main gitar, beehh... Keren banget." ucap Dwi
"Serius Ca, wahhh... Kapan-kapan kita ke studio Ca, kakak bisa main drum.' ajak Andri
"Wahh... Boleh tuh kak, nanti kita atur waktu." jawab Aca, ia pun melakukan tos dengan Andri
"Ya udah gih sana ke sekolah, jawab dulu itu pesan." ucap Dwi
"Iya iya, bawel." Aca membalas pesan tersebut dan berpamitan pada sang kakak, juga yang lainnya.
.
.
Aca pun sampai di sekolah, ia langsung masuk ke kelas.
"Akhirnya yang di tunggu datang juga, gimana Ca? Lu mau kan tampil mewakili kelas kita?" tanya Rangga
"Memang ga ada yang lain?" tanya Aca, sebelum ia menyetujui tawaran tersebut
"Ga ada yang bisa, semua sibuk mempersiapkan buat ikut di bazar. Dan yang lain sibuk dengan organisasi mereka masing-masing." jawab Via, salah satu teman sekelas Aca
"Kalian tau gue bisa main piano darimana?" tanya Aca lagi
"Dari pak Nugraha, wali kelas. Beliau punya profil lu kan?" Aca mengingat, bila di sana ia juga mengisi hobinya.
"Baiklah, lagu apa yang akan dibawakan? Biar nanti gue latihan di rumah." tanya Aca
"Apa aja terserah lu, ga ada patokan juga." jawab Dimas
"Ok kalo gitu, masih ada yang mau dibahas ga? Kalo ga, gue mau ke kantin. Laparrr" tanya Aca lagi
"Nggak ada kayanya, tapi ga papa nih. Waktunya mepet banget Ca, sori." ucap Rangga
"Nggak apa-apa santuy aja, lagian di rumah juga gue sering latihan sesekali. Jadi ga kaku, kalo gitu gue pamit ke kantin ya. Ada yang mau ikut?" jawab Aca, seraya mengajak
"Nggak deh Ca, kita mesti beresin hias kelas buat konsep bazar nanti. Kita kan ambil makanan kekinian, jadi kita juga mau bikin tempat yang bisa dinikmati anak-anak sekarang." Aca mengangguk
"Kalo gitu nanti gue pesenin pizza ma minumannya, sori ya gue ga ikutan bantu." ucapnya
"Widiiihhhh.... Ga kaleng-kaleng sponsor nya, boleh Ca." ucap Budi
"Nggak ngerepotin Ca, lu mau ikut partisipasi aja. Udah lebih dari cukup, ga usah kaya gitulah." ucap Desta
"Santuy aja ma gue mah, nanti beres makan gue balik lagi. Mandorin kalian, bener kagak kerjanya." jawab Aca tersenyum
Teman sekelasnya pun tertawa, ternyata Aca ga kaku orangnya.
"Oke deh, gue ke kantin ya." yang lain pun mengangguk, meraka melanjutkan kegiatan mereka.
.
"CAAA... " panggil seseorang di belakangnya
"Sen.. Lu ga balik?" tanya Aca
"Nggak, gue juga kan panitia. Mereka mau pake lukisan aku nanti, buat di jadiin pameran kecil." jawab Senja antusias
"Wiiidddihhhh.... Keren kamu Sen, awal yang baik buat seniman kita. Gue yakin lukisan kamu disukai banyak orang, aku aja suka." ucap Aca
"Semoga ya Ca, aku seneng banget waktu mereka bilang kalo lukisan aku mau dijadikan salah satu isi acara. Dan makin buat semangat adalah, mereka akan menyediakan ruangan di aula. Kyaaaaa.... Seneng banget aku tuh" ucap Senja, Aca memberikan selamat.
"Terus kamu ngapain di sini? Bukannya tadi udah balik?" tanya Senja
"Ketua kelas minta aku buat partisipasi di PENSI nanti, jadi ya ok aja." jawab Aca
"Serius? Kamu mau tampil?" tanya Senja, Aca mengangguk
"Tampil apa?" tanya Senja penasaran
"Aaaada deeeehhhh" jawab Aca, ia pun melanjutkan langkahnya ke kantin
"ACAAAA.... ihhh, kasih tau." ucap Senja merengek
"Nanti juga kamu tau, mau ikut ke kantin ga?"
"Ayo... Aku juga lapar" mereka pun berjalan sembari membahas masalah pensi, jauh di sana. Ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya, tak lama ia menghembuskan nafasnya pelan.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🤗🤗🤗...