Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah tragedi penculikan, akhirnya Inez dan Angga setuju membagi kekayaan pada Papah dan mamahnya, dengan jabatan di Perusahaan, Angga tetap jadi CEO muda.
Papah nya menjadi Direktur utama, dan Ibunya di beri Rumah di kawasan pegunungan.
Arya tetap di kontrakan bersama Citra, dan Sinta sang ibu mertua ingin tinggal bersama Angga.
Arya, Sinta dan Citra di bebaskan dari kasus penculikan demi nama baik perusahaan.
Sinta pun datang ke rumah Wijaya,
"Aku kembali! aku rindu kamarku" Ungkap bahagia bagi Sinta.
"Ingat mah! aku izinkan mamah tinggal karena atas rasa berbakti ku, jika mamah memulai masalah lagi, dan mamah membuat masalah pada Inez, aku tidak akan segan segan, menyuruh mamah jauh dariku". Tegas Angga melindungi Inez, meski Angga Yakin mulai sekarang Mamah nya tak akan berani mencari masalah, karena Inez, cucu orang yang lebih kaya dari mertuanya.
"Tenang saja, mamah Udah sayang sama Inez, dia bukan cewe gembel, jadi dia sehati dengan mamah" ucap Terus terang Sinta atas Strata dan jabatan itu penting.
Sinta tersenyum pada Inez dan Ines membalas senyum Ibu mertuanya.
Atas dasar berbakti, Angga dan Inez menerima ibunya hadir di rumah mereka. Meski sekarang Sinta sudah menjadi baik pada Inez ,tetap saja sifat Sinta yang mata duitan, tetap ada meski dia di beri musibah seperti kemarin. Sinta tahu, Inez lebih kaya dari Angga, makanya dia mulai sering berbicara halus pada Inez.
Ibu mertua Kasar dan sombong menjadi lemah lembut, kata kata kasar tidak ada dari mulut Sinta, bahkan pagi pagi, dia membuat Sarapan untuk anak dan menantunya itu.
"Selamat pagi , untuk anak anak kesayangan Mamah"
"Selamat pagi mah" ucap Angga dan Inez.
"Mamah bawakan sarapan untuk kalian"
Sinta sudah menyiapkan sarapan bersama bu Meri, pagi pagi bu Meri di marahi, sejak kedatangan Sinta, Meri tidak bisa sesantai biasanya.
"Mah, aku mandi dulu ya, soalnya ga enak makan belum mandi, aku sudah terbiasa mandi"Inez langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Sebenarnya Sinta kesal merasa tidak di hargai, tapi demi tinggal di rumah mewah ini, dia akan berusaha bersikap baik pada Inez ,meski palsu.
"Ayo Angga makan" ucap Ibunya.
"Maaf mah, Sama seperti Inez aku juga mau mandi dulu, taruhlah di meja, nanti kami makan, tapi sebaiknya nanti lagi tak usah di bawa ke kamar, sebaiknya makanan di meja makan saja di bawah"
"Oh, baiklah, mamah mengerti, maafkan mamah ya?"
Ibu Meri tersenyum, melihat Sinta di ingatkan Anaknya.
"Ya Sudah Mamah keluar dulu"
Sinta pun keluar penuh dengan kekecewaan, tapi dia harus sabar, semua nya bertahap, Sinta ingin rumah mewah ini.
Karena jengkel pada pagi hari, Sinta pun pergi ke butik bajunya, bisnis dia yang sudah lama di tekuninya, sejak Arya berselingkuh dengan Citra.
Semuanya karena Sinta sendiri, dia sering menggunakan jasa lelaki muda, dan Arya mengetahui hingga dia marah dan berselingkuh dengan Sekretarisnya sendiri yaitu Citra. Sekarang Arya lebih memilih Citra karena dia sedang hamil muda.
Sementara itu Doni menjadi buronan setelah menganiaya Anita.
Dia saat ini bersembunyi di apartemen Wina.
Karena ternyata Wina hamil anak Doni.
"Gimana ini Don?"
"Aborsi lah, bego kali gue harus punya anak dari lo"
"Eh , kenapa lo ga mau tanggung jawab? "
"Pertama, Lo itu cewek yang suka jajan, dan kedua gue ini ga mau punya anak! Dan yang ketiga, gue sekarang buronan, emang lo mau punya suami Buronan?"
Ucap Doni dengan sebatang rocok di jarinya.
"Bener juga sih, gue juga ga mau punya suami kaya lo! Bisa habis harta gue"
Wina membereskan bajunya di masukan ke dalam koper.
"Mau kemana lo?"Doni kaget melihat Wina membereskan bajunya, dan terlihat ingin pergi.
"Gue mau pergi, gue ga mau serumah sama lo! Biarin gue gugur kan kandungan gue keluar negeri, di sini bisa di pidana"
Doni sedikit mencegah. Karena sumber uang dan kehidupan Doni diberi dari Wina.
"Jangan pergi!" larang Doni, karena dia gak mau hidup susah dan gembel.
"Ya udah lo ikut saja sama gue, keluar negeri. Gue buatkan Visa buat lo" Mendengar tawaran Wina Doni pun setuju, karena dia juga belum pernah keluar negeri.
"Ya sudah ,ayo berangkat Gue udah bikin Visa buat lo!"
"Cepetnya"Doni merasa bahagia karena di akan meninggalkan kota ini, karena dirinya sudah tak aman dan jadi incaran polisi.
Doni memakai masker, kacamata dan topi, dia berada di bandara untuk melakukan prosedur pertama penerbangan yaitu data diri.
Dengan pede, Doni mengantri. Bagian maskapai langsung memencet tombol merah, tandanya ada buronan mau kabur.
Tiba tiba terdengar dari pintu masuk, suara tongkat
Trok
Trok
Trok.
Nenek tua bersama Kak Didi tidak lain adalah, nenek Ainun. Dia menghampiri Doni.
Wina yang sudah duduk belum merasa Aneh.
"Kamu mau kemana Cu?" tanya Ainun.
"Apa urusanmu nek, nanya nanya"
Nenek Ainun tertawa,
"he, he , he hehe"
5 orang langsung menangkap dan memborgol Doni.
"Bawa dia ke bangunan kosong, kita beri dia pelajaran sebelum kita bui"ucap nenek Ainun sambil membenarkan kacamatanya.
Melihat Itu Wina langsung diam dan menutup wajahnya, sempat Doni meminta tolong, tapi Wina menolak dan menggelengkan kepalanya.
Selama perjalanan, Doni di bekap dan kepalanya di tutupi kain hitam.
Saat sampai, Doni langsung di seret dan di ikat di kursi. Penutup kepala pun di buka, Doni langsung menghina hina.
"Anj*ng, goblog, B*bi, bangsat, nenek tua, apa yang kau lakukan?" Doni meronta ronta berusaha melepaskan diri.
Ainun langsung mendekatinya dan melayangkan tongkat ke pipinya Doni.
Buuuukkkk!
Pipi Doni otomatis berdarah.
"Pukuli dia!" perintah Ainun.
5 lelaki berbadan besar langsung meninju menendang dan menampar Doni, hingga dia babak belur dan matanya besar bengkak seperti bola ping pong.
Doni mau pingsan tapi langsung di siram air se ember.
Byuuuuuurrrrr.
"Siapa kau nenek gila?"
"Aku? Ibu dari wanita bernama Anita"
Mendengar hal itu, Doni tertawa.
"Ha, ha ,ha ,ha, oh jadi lo ibu nya Anita, kemana saja selama ini lo? Anita mati bukan karena gue! Tapi lo!" bentak Doni sambil tertawa terbahak bahak.
"Jangan menyalahkan aku, tidak ada seorang ibu yang akan menghancurkan Anaknya"
Ainun menyangkal Fitnah dari Doni.
"Dosa lo, nenek tua! Lo membunuh Ayahnya Anita! Di depan mata Anita"
Dalam hati Ainun."kurang ajar anak itu, berani beraninya dia buka aib ku" .
"Kenapa ? Diam? Takut?"
"Tadinya, aku mau memenjarakanmu dan tak membunuh mu, tapi kau terlalu tahu banyak soal rahasiaku, jadi jangan salahkan aku, lebih baik kau mati"
Ainun memberi Isyarat. Bensin satu jerigen di guyurkan ke badan Doni.
"Tidak, tidak aku tidak mau mati"
Nenek Ainun membuka korek Api.
"Kamu akan hangus dan jadi abu di sini, rasakan panas api ini"
WushhhHhHHHHhHH
Api menyambar tubuh Doni.
Doni bergeliat geliat dan kepanasan ,dia berteriak teriak tapi tak akan ada yang mendengar karena gedung kosong ini ada di sekitar hutan.
"Aaaaaaaa, aaaaaaaas, panaaaaaaaas"
Teriak Doni.
Ainun pun pergi.
"Awasi Si Doni pastikan dia sudah jadi Abu, dan abunya buang ke laut, biar jadi makanan hiu"ucap Nenek Ainun.
"Baik nek" ucap Didi.
Siapa nenek Ainun?
Kenapa dia bisa begitu kejam?