Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.
Ting.
Suara lift apartemen itu terhenti di lantai 4, mengeluarkan kedua sosok pasangan yang baru saja jadian.
Apit membawa Matilda ke ruang kamar nya terlebih dahulu, selain punya rumah besar Apit dikasih kamar di apartemen nya.
401 itulah nomor kamarnya.
"Masuk dulu, kamu istirahat barangkali capek, sekalian nunggu ibu disini" Kata Apit setelah membuka pintu pakai card lock yang dia pegang.
"Ibu, emang lagi kemana?" Tanya gadis itu.
Apit menatap nya dingin tiba-tiba, dia tidak menjawab pertanyaan, fokus mencari makanan untuk dia masak nantinya.
"Gue mau buat nasi goreng, lu tunggu dulu" Kata Apit, dia langsung menuju ke arah dapur untuk bersiap masak.
Sedangkan Matilda sendiri masih tak percaya melihat kondisi kamar yang begitu sangat memukau, dia juga menghampiri balkon luar yang mendadak menjerit histeris.
"Eh ada apa!" Apit terhentak menghampiri.
"Seriusan di bawah ada kolam renang?"
Apit reflek menatap arah yang dilihat Matilda, lalu dia melihat mata gadis itu yang sedang berbinar-binar, Apit ikut senang kalau kekasih hatinya juga senang.
"Boleh foto-foto?" Pinta Matilda.
"Mau nyebur kolam juga boleh" Jawab Apit
"Seriusan" Kata Matilda sambil membuka kancing seragam sekolahnya, namun di hentikan oleh apit.
"Ngapain?" Kata Apit
"Mau berenang lah" Jawab matilda
"Kolam di lantai 1 lu mau lompat dari sini? Atau lu mau nge-bugil jalan kebawah?" Licin sekali emang mulut Apit yang ga bisa di rem, Matilda langsung mencubit bagian bahu nya dengan keras.
Seketika mereka mencium bau gosong yang bukan lain penggorengan yang sedang di panaskan oleh Apit.
Seketika kamar itu penuh asap seakan di sabotase, mendadak kedua orang itu membuka seluruh jendela dan kamar.
"Lu gimana sih, kalau mau masak jangan ditinggalin dong!" Protes matilda
"Lah salah lu, kenapa main jerit ga jelas tadi" Protes Apit yang tidak mau kalah.
"Lah kok salahin gue aneh banget" Kata Matilda.
Apit pergi ke dapur untuk menyalakan exhaust yang ada disana, asap belum saja menghilang namun ibunya sudah datang duluan.
"INI ASAP APA APIT!!" Protes Bu Riana
Pandangan matanya seakan di kepung oleh asap kala itu, berasa di medan perang yang ditengah-tengah bom asap.
Seketika ibunya masuk, karena asap nya membutakan penglihatan, dia tiba-tiba menabrak seseorang.
"Aduh"
Terdengar suara yang sangat familiar di telinga Bu Riana saat itu.
"I-ini bukannya Matilda?"
Dan bener saja, ketika asap itu perlahan kabur lewat exhaust, Bu Riana melihat wajah anak gadis yang dia rindukan selama ini.
Karena pada pertemuan pertamanya, Matilda langsung kabur karena kecewa tentang pengakuan nya.
"Apit kenapa kamu bawa mati—"
Suara Bu Riana menggantung saat Matilda memeluk erat ibunda nya. "Matilda minta maaf ya Bu, Matilda ga bisa ungkit-ungkit masa lalu, yang Matilda mau sekarang ketemu ibu dan disamping ibu"
Seketika ibu dan anak itu sedang melepas rindu apit mengacaukan suasana, tercium masakan gosong yang membuat keduanya menoleh ke arah dapur.
"Eh kayanya gosong lagi masakan nya" Keluh Apit dalam gumaman kecil.
"Ya Allah Gusti Nu Agung, kamu ga bisa masak jangan sok-sokan masak Apit!!" Omel Bu Riana.
"Seriusan? Anjir gue padahal percaya lu bisa masak, pantesan asap bertebaran di ruangan" Omel Matilda.
Bu Riana ingin menggantikan posisi masak dari Apit, cuma Matilda langsung ke dapur untuk menahan ibunya.
"Biar Matilda aja ya"
Sambil menunggu Matilda masak, Bu Riana dan Rio duduk di balkon samping kamarnya, membicarakan sesuatu tentang hubungan kedua nya saat ini.
"Matilda sekarang jadi pacar Apit lagi Bu"
Bu Riana hampir tersedak saat dia meminum air yang ada botol kaleng yang dia beli.
"Seriusan?"
Apit mengangguk "Iya Bu"
"Aduh, gimana nanti kalau Mas Burhan tau? Dia pasti bakal marah banget loh" Jawab Bu Riana.
"Hm — Emang kenapa dengan Ayahnya Matilda Bu?" Kata Apit seketika menatap dingin.
"Nanti kamu bakal tau sendiri" Jawab Bu Riana sambil menaruh minuman itu di meja.
"BU, APIT AYO DIMAKAN DULU" Sahut Matilda yang sudah memasak makanan untuk mereka.
Nasi goreng spesial dengan telor ceplok urakan dan sosis siomay, kadang gadis ini pintar mengolah masakan, dari aroma nya saja sudah mengundang selera makan.
Sesuap sendok makan itu di masukan ke mulut Bu Riana, seketika matanya berbinar-binar saat menyantap makanan dari anak kandung nya yang begitu sangat profesional.
Dan Apit juga sama, saat dia menikmati makanan nya seakan ingin terbang di atas lautan yang sedang ada tsunami saat itu.
"Enak banget masakan anak gadis mamah"
"Gila sih lu gantiin chef yang ada di apartemen ini aja Matilda" Kata Apit
"Gak" Jawab Matilda.
Seketika telepon Matilda berdering, membuat kedua orang yang sedang menikmati makanan melihatnya, Matilda menggeser ke atas tombol hijau setelah lihat layar yang bertuliskan papah.
"Halo papah"
"Dimana kamu, kok belum sampai rumah?"
"Maaf pah, lagi kerja kelompok di rumah teman"
"..." Seketika kening apit mengerut.
"Papah sudah belikan kamu kamu makan, ayah mau lembur lagi malam ini, kamu jangan pulang malam!!"
"Papah jangan keseringan lembur kemarin kan penyakit papah kumat lagi"
"Apa!!" Syok Bu Riana saat mendengar ucapan Matilda.
Matilda menoleh, dia berjalan keluar kamar apartemen, dan sedikit menjauh.
Setelah panjang lebar menutup telepon pintu itu terkunci kalau sudah di luar kamar, langsung di gedor-gedor oleh gadis itu.
Apit sedikit menjahilinya.
"Suruh siapa lu keluar kamar" Kata Apit.
"Sumpah ih gue gak tau sistem pintu ini bagaimana, bukain apit gak lucu!!" Omel Matilda terus menyuarakan suara cempreng nya.
"Gak, sebelum lu bilang i love you dulu ke gue"
"Dih najis, ogah"
"Oh kemarin lu terima gue jadi pacar cuma bohongan?" Protes Apit.
"Ya Allah, Iya iya Apit i love you, buru buka setan!!"
"Yang mesra dong ucap nya"
"Buruan ah, gue gak suka lebay anjir"
Bu Riana langsung membuka pintu kamar itu, seketika Matilda masuk menatap wajah Apit dengan tatapan yang ingin menikam musuh-musuh nya.
"I-iya ampun damai beb" Kata Apit mengacungkan dua digit jari tangan.
Matilda langsung menjambak rambut Apit keras-keras "Gak ada kata damai, buru anterin gue pulang, papah gue mau berangkat kerja, gue mau belikan makan untuk papah"
Kebetulan makan sore yang di beli Bu Riana tidak ke makan gara-gara Matilda masak nasi goreng dadakan, Bu Riana langsung kasih makanan itu untuk Matilda bawa pulang.
"Buat Papah, tolong jangan bilang ini dari ibu ya sayang" Kata Bu Riana.
"Iya Bu, siap"
JADE ( Who Stole My Virginity )