Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Silvia menahan napasnya, terdiam dengan semua perlakuan James. Pria itu seolah orang yang berbeda dari yang selama ini dia kenal. James tidak mungkin menundukkan kepalanya. Apalagi berlulut di hadapannya seperti ini.
Pria itu dengan gamblang mengatakan tidak butuh cinta. James menatap Silvia dengan memelas. Pasrah dengan apa yang akan dikatakan oleh wanita itu. Namun, dia tidak akan pernah melepaskan Silvia. Tidak setelah dia pernah kehilangan wanita yang ternyata sangat berarti dalam hidupnya.
"Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini, Silvia. Menikahlah denganku dan jadilah istriku," ucap James memecah keheningan di antara mereka.
"Tidak! Aku tidak bisa memberikanmu kesempatan, James. Aku...." Ucapan Silvia berhenti ketika James tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Beberapa kali Silvia mengatakan tidak bisa bersama dengannya. Alasan pun tidak dia katakan, walau James telah menduga kalau wanita itu masih sangat kecewa dengan perlakuan James padanya.
James membungkam bibir Silvia dengan bibirnya. Pria itu kembali mendorong Silvia hingga wanita itu terduduk di tempat tidur.
"Lepaskan aku, Ber*ngsek!" Silvia memukul tubuh James sekuat tenaga. Perbedaan tenaga di antara mereka tidak dapat dipungkiri. Alih-alih terlepas, James menekan tubuhnya pada wanita itu hingga membuat Silvia tidak dapat bergerak.
Penolakan yang dilakukan oleh Silvia membuatnya hilang kendali, pria itu akan melakukan apa pun untuk membuat Silvia kembali jatuh dalam pelukannya. Tangan kiri James mencengkram kedua tangan Silvia hingga perempuan itu pasrah dengan perbuatan James.
Beberapa kali berontak, tetap saja Silvia tidak bisa melawan James. Sisi dominan James kembali, Silvia tahu tidak ada yang dapat dilakukan oleh wanita itu.
"Si*lan! Lepaskan aku... akh...." Silvia tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika James melakukan sesuatu pada bukit kembarnya.
"Kau milikku, Silvia. Selamanya adalah milikku," ucap James sambil memberikan ciuman pada bibir Silvia.
Tubuh Silvia bergetar hebat atas hal yang dilakukan oleh James. Tidak berhenti sampai situ saja, pria itu melakukan sesuatu pada titik sensitifnya. Hal itu membuat Silvia menahan desahannya.
Air mata keluar dari bola mata Silvia, dia merasa hancur untuk kedua kalinya ketika James melecehkannya seperti ini. Namun, tubuhnya tidak kuasa untuk menahan hal yang dilakukan oleh James.
"Hentikan, James." Silvia menangis, dia menggigit kuat bibir bawahnya untuk menahan des*Han akibat perbuatan pria itu. James tersentak mendengar tangisan wanita yang dia cintai.
Tanpa sadar, dia telah melucuti pakaian Silvia. Pria itu menegakkan tubuhnya. Kewarasannya telah kembali ketika mendengar tangisan Silvia. James menangkup kedua pipi Silvia, menatap mata Silvia dengan permintaan maaf.
"Aku akan menebus semua kesalahanku, Silvia. Demi Tuhan, aku menyesali semua perbuatanku padamu. Termasuk hal yang tadi aku lakukan. Aku tidak bisa lagi kehilanganmu. Kamu adalah milikku! Aku tidak menerima penolakan darimu. Minggu ini kita akan menikah!" ucap James penuh ketegasan pada Silvia.
Silvia diam tidak membalas ucapan James. Dadanya masih terengah akibat perbuatan James padanya. Tidak dapat dia pungkiri sentuhan James membuat tubuhnya bergetar. Akan tetapi, dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan melakukan hal itu lagi bila belum memiliki ikatan resmi.
"Aku hanya akan menikah denganmu bila Nathan menerimamu. Selain itu, aku ingin mendapatkan restu dari Nyonya Sonia," ucap Silvia pada akhirnya.
James memeluknya dengan erat, dia mencium kembali Silvia dengan cepat. "Aku akan memastikan mendapatkan keduanya. Kita akan bersama kali ini, Silvia. Kau akan menjadi milikku selamanya," ucap James mendekap erat Silvia.
"Aku juga ingin kamu berjanji satu hal James," tukas Silvia mendongakkan kepala ketika berada dalam dekapan James.
"Apa itu? Aku akan melakukan apa pun untuk membuatmu kembali padaku. Apa yang harus aku janjikan?" balas James dengan cepat.
"Aku tidak ingin hal seperti tadi terulang, kita belum memiliki ikatan pernikahan. Jadi, aku harap kamu dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal itu sebelum kita menikah," ucap Silvia dengan wajah yang memerah.
James memegang dagu Silvia, dia memejamkan mata ketika harus berjanji sesuatu yang sulit dia lakukan. Telah ditinggalkan oleh Silvia selama delapan tahun membuat pria itu menahan hasratnya. Namun, apa pun akan dia lakukan untuk mendapatkan pujaan hatinya kembali.
"Baiklah, aku tidak akan melakukan hal itu, tapi aku harap kamu tidak menolak bila aku ingin menciummu," balas James.
"Hanya mencium bibirku, James," tukas Silvia seolah tahu pikiran m*sum James.
"Oh, Ya Tuhan. Baiklah, Sayang. Aku berjanji tidak akan melakukan ya sebelum kita menikah. Aku mencintaimu, Silvia," ucap James kemudian kembali mencium Silvia.
"Aku juga mencintaimu, James," balas Silvia memejamkan mata menikmati panggutan yang dilakukan pria itu.
Ciuman mereka terlepas ketika terdengar ketukan di pintu kamar hotel. Kening Silvia berkerut, dia tersenyum mendapati mata James yang masih berkabut memendam hasrat.
"Rapikan pakaianmu, Sayang. Maafkan aku. Aku akan melihat siapa yang datang, sepertinya itu adalah putra kita," ucap James sambil merapikan blouse Silvia.
"Ya, tentu aku harus merapikan penampilanku. Tidak mungkin aku berpenampilan seperti ini di depan putra kita. Kamu bisa menungguku bila tidak ingin sendirian bertemu dengan Nathan," ujar Silvia mengira James membutuhkan dirinya untuk menemui sang putra.
"Aku akan menemuinya terlebih dahulu, kamu bisa menyusul kemudian, Sayang," ucap James kemudian berjalan menuju ruang tamu di kamar hotel president suit yang diinapinya.
"Baiklah, semoga berhasil mengambil hati putramu!" balas Silvia.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa berikan like atau komentar ya, Kakak. Baca setiap babnya sampai selesai karena itu akan mempengaruhi penilaian novel ini, terima kasih. 😍