Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.
kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.
Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.
sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DA-6
Sosok manusia yang berdiri dengan tatapan minat membu-nuh itu tersenyum seringai, lalu dengan gerakan cepat ia melemparkan tombak yang ujungnya runcing terbuat dari logam besi dengan kekuatan yang begitu besar.
Sssssstttsss...
Tombak melayang diudara tepat menuju bagian jantung Yudi yang kini seolah pasrah andaikan ia harus menjadi sate dengan tusuk tombak ditubuhnya.
Ia memejamkan kedua matanya dengan berbagai doa yang ia lantunkan untuk keselamatan dirinya dengan harapan yang begitu kecil.
Ujung tombak sudah berada didekatnya dan siap menggores kulitnya yang berjarak hanya 5 cm saja.
Wuuuuuuuuussss....
Sekelebat sosok anggun menangkap ujung tombak dengan begitu cekatan, sembari memotong jebakan yang menjerat pergelangan kaki pemuda itu.
Kreeeeees...
Satu goresan membuat Yudi terlepas dari mautnya. Sosok anggun itu membawanya turun ke tanah dengan tombak yang hampir membu-nuhnya.
Yudi mengerjapkan matanya. Ia hampir hilang kesadaran saat menatap.begitu cantiknya wanita yang saat ini sedang membawanya turun. Ia berdecak kagum dan deguban dijantungnya berdetak lebih kencang bersamaan dengan denyutan dianunya yang tak tahan melihat betapa mempesonanya sosok wanita yang tiada berjarak mendekapnya.
Sssssssttts....
Sosok cantik itu mendarat dengan begitu anggun, lalu melepaskan dekapannya pada sang pemuda.
Wanita cantik itu menggunakan ajian Bayu Bajrah untuk membuatnya dapat melayang dengan ringan diudara.
Sedangkan pria bertubuh tinggi dengan kulit gelap yang tadi mencoba menghabisinya menatap dengan sorot mata penuh amarah.
Ia mengambil senjata lainnya yang berupa sumpit dengan anak sumpit yang dibubuhi racun.
Belum sempat Yudi pu-as memandang wajah nan ayu rupawan itu, sosok manusia yang tak lain adalah suku primitif sudah meniupkan sumpitnya, tetapi lagi-lagi Yudi beruntung, karena sosok wanita yang tak lain adalah Dewi Asih menangkisnya dengan menggunakan tombak milik lawannya dan dengan kesaktian yang dimilikinya, sumpit itu berbalik mengenai sang empunya.
Srrrrrrrrttss...
Ujung sumpit mendarat sempurna dileher lawannya.
Seketika.manusia primitif itu tercengang, lalu diam membatu, dan perlahan da-rah kental keluar dari ujung mulutnya yang berwarna merah kehitaman, karena bercampur racun.
Sesaat tubuh itu ambruk ketanah dan tak bergerak lagi.
Yudi menggigil ketakutan setelah melihat reaksi racun yang begitu cepat. Bagaiamana jadinya jika ia terkena racun tersebut, maka dipastikan ia akan pindah alam.
Melihat salah satu lawannya telah tewas. Sosok wanita itu menatap Yudi. Kali ini ia terlihat kikuk dan salah tingkah, tetapi sesaat ia terdiam ketika sang wanita mengarahkan tongkat itu tepat dihadapannya.
"Heei, jangan bu-nuh aku! Aku ini makhluk paling tampan dihutan ini," ucapnya dengan nada bergetar.
Akan tetapi sang wanita tak mendengarkannya, ia menendang perut pemuda itu dengan kuatnya.
Buuuugh...
Yudi terpental ditanah sembari meringis.
"Aaaarrgh, kau serius menendangku!" omelnya dengan rasa sakit tepat dibagian bokongnya.
Sang gadis melemparkan tombak dengan cepat dan mendarat tepat diujung kaki pemuda konyol itu.
"Heeei, aku....," belum sempat Yudi melanjutkan ucapannya, tampak wanita cantik tersebut mencabut sebilah pedang yang ada dipinggang sebelah kanan dari sarungnya.
Melihat hal tersebut, dengan refleks Yudi mencabut tombak yang ada dihadapannya, lalu berdiri dengan sikap siaga.
Wanita cantik itu menyerangnya, dan Yudi berusaha untuk menahan serangan sehingga suara dentingan benda logam itu terdengar diudara saat beradu.
Tiiing... Tiiiing... Tiiiing...
Suara dentingan terus berlanjut, hingga sang wanita anggun berhasil mendaratkan sebuah tendangan yang mengenai lengan kanan Yudi.
Buuugh...
Yudi terhuyung kebelakang, dan berhasil menyeimbangkan tubuhnya dengan menancapkan ujung tombak diatas tanah, belum sempat Yudi bernafas, wanita itu kembali memberikan serangan yang tak terduga, dan dengan refleks Yudi menca-but senjatanya dan membalas serangan tersebut.
Srrrrrrttttss....
Ujung tombak berhasil mengenai ujung pakaian sang wanita dibagian lengan. Melihat hal tersebut, sang wanita tersenyum tipis, lalu melesat menghilang meninggalkan sang pemuda dengan cepat.
Yudi tercengang melihatnya. Ia tak dapat menyimpulkan apakah wanita itu manusia atau jin yang sedang bergentayangan.
Nafas pemuda tersengal, karena baru saja melayani wanita itu bertarung. Ia tak mengerti mengapa sosok itu begitu misterius, setelah membantunya, lalu menyerangnya, dan kini justru meninggalkannya.
Sesaat ia teringat akan Darmadi dan juga rekan lainnya. Ia bergegas beranjak meninggalkan tempat itu, dan tak lupa ia membawa tombak milik pria primitif yang saat ini tampak membusuk dengan begitu cepat.
Ia menyusuri jalanan setapak yang mana ia yakini akan membawanya ke tepi pantai, tempat dimana para sahabatnya saat ini sedang menunggunya.
Ia mendengar suara beberapa orang yang sedang berbicara tak jelas, entah bahasa apa.yang mereka gunakan, yang pastinya ia mengingat itu bahasa pulu-pulu pada series sebuah kartun yang sering ia tonton.
Ia berjalan mengendap-endap, dan menyibak sesemakan.
"Hah!" alangkah terkejutnya ia saat melihat apa yang sedang terjadi. Saat ini ia melihat Darmadi tertangkap oleh tiga orang yang berperawakan sama seperti sosok yang tadi menyerangnya.
Dua manusia primitf itu sedang menggotong Darmadi menggunakan sebatang kayu yang mana kedua tangan dan kakinya diikat pada batang kayu yang membuat tubuh Darmadi terbalik laksana sebuah hasil buruan. Sedangkan satu orang lainnya sebagai pemandu didepan.
Yudi merasakan ini sangat mengerikan. Mereka tidak sendirian dipulau ini. Ada penghuni lain yang lebih dulu tinggal dipulau yang tidak diketahui namanya, mungkin juga pulau tanpa nama.
Sesaat Darmadi melihat jika Yudi ada dibalik semak. Kini mereka saling menatap, lalu saling memberikan isyarat.
Seketika Yudi teringat akan tombak yang ada ditangannya. ketika rombongan itu melewatinya, ia menyelinap dari arah belakang, lalu memberikan serangan kepada pemanggul yang ada dibelakang.
Sssrrreeeek...
Ujung tombak menghujam tepat dipunggung manusia primitif itu, lalu mencabutnya, dan menarik tubuh itu kebelakang, dan menjatuhkannya. Kemudian ia dengan cepat mengambil alih pemanggulan.
Ia memberikan pisau lipat miliknya pada tangan Darmadi yang terikat. Dengan satu isyarat, mereka harus dapat memotong ikatannya, sedangkan Yudi bertugas memotong ikatan pada pergelangan kaki rekannya.
Keduanya saling mengangguk, dan....,
Kreeees..
Keduanya memotong ikatan tali yang menggunakan akar tersebut secara bersamaan.
Buuuuuuuugh...
Tubuh Darmadi terjatuh ditanah dan membuatnya terguling.
Seketika dua orang primitif yang tersisa tersentak kaget melihat hasil buruan mereka melepaskan diri, dan sialnya lagi, jika salah satu diantara mereka sudah tewas tanpa disadari.
"Huh..huh. Huh...!" ucap pria primitif yang mana tubuhnya lebih tinggi.
Darmadi berusaha berdiri, dan salah satu manusia mengerikan itu mencoba menyerangnya menggunakan tombak, tetapi Yudi menghalanginya menggunakan senjata yang sama.
Traaaaang....,
Suara dentingan ujung tombak beradu. Darmadi hampir saja menjadi sate mentah, lalu ia bergegas berguling kebelakang untuk menghindari serangan yang selanjutnya, dan mencoba berdiri untuk dapat menahan serangan atau balik menyerang.
Traaaa
kok berhenti ceritanya...
mna lanjutannya????
𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠..
hahaha 4 biji masih di bagi lagi hahahahaa
dan mereka daoat nyebrang dengan selamat..
❤❤❤