Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Romantis
Saat malam tiba, Alwi dan Salma kini sudah berada di sebuah restoran dengan nuansa romantis yang lokasinya berada di atas gedung pencakar langit.
Mereka duduk di kursi couple sambil di temani alunan lembut musik piano akustik yang membuat hati mereka berdua menjadi semakin tenang.
Dua piring steak menemani makan malam mereka berdua saat ini.
Sambil menikmati makanan, mereka selalu melempar senyum karena momen seperti ini jarang mereka rasakan.
"Mas, lihat deh di depan sana! Kayanya nyaman banget ya mereka berdansa seperti itu."
Ucap Salma sambil menunjuk ke arah depan yang terdapat sekumpulan pasangan yang sedang berdansa di atas lantai.
"Kamu mau?"
Jawab Alwi sambil menatap Salma sedikit serius.
"Enggak ah malu Mas, lagian aku mana bisa dansa kaya gitu."
Salma menggelengkan kepala kemudian menunduk karena jadi sedikit malu.
"Kita coba yuk, pegangan kaya gitu saja, tuh lihat seperti pasangan yang di sebelah kiri yang berbaju merah. Mas juga sama kok nggak ngerti, tapi kayanya enak sih."
"Hmm. Tapi kalau kita nantinya jadi kaku, nggak akan sampai ada yang ngetawain kan ya?"
"Nggak tahu juga sih, yuk ah kita coba!"
Alwi pun berdiri memberikan tangannya kepada Salma.
"Hmm."
Salma sedikit menghela nafas tapi akhirnya membalas uluran tangan Alwi.
Mereka berdua pun berjalan mendekat ke arah sekumpulan pasangan yang sedang berdansa.
Kini mereka berhadapan dengan jarak sekitar setengah meter, Alwi menekuk siku kanannya dan menempelkan tangannya di belikat kiri Salma, Sedangkan tangan kiri Salma memegang pundak Alwi, lalu Salma menatap Alwi dengan raut muka sedikit tegang.
Walaupun sama-sama tegang, Akhirnya Alwi menggenggam tangan kanan Salma dan mengayunkannya sambil menggerakkan kaki ke kanan dan ke kiri.
Kini mereka saling menatap sambil melempar senyum.
"Sal, kamu cantik sekali malam ini."
"Em, dulu ketika mas jauh dari aku, aku selalu merindukan momen-momen seperti ini."
"Maafin mas ya sayang, mas belum bisa sepenuhnya membahagiakan kamu, mas selalu jauh dari kamu. Saat ini juga masih banyak kekurangan dari diri mas yang harus segera mas perbaiki."
"Nggak ada yang kurang ko, waktu itu kan mas memang sedang berjuang untuk membahagiakan aku. Mungkin sekarang sudah saatnya kita mendapatkan momen seperti ini. Satu hal yang harus mas tau, dari dulu aku selalu menganggap mas ini adalah cinta sejati aku. Dulu aku sempat berjanji dengan diri aku sendiri, kalaupun mas nggak bisa aku miliki, aku akan selalu simpan cinta sejati aku di sini di dalam hati, karena mas lah orang yang pertama menyentuh hati aku."
"Hmm. Mungkin dulu mas belum bisa sepenuhnya mencintai kamu, tapi untuk saat ini mas jamin, cuma kamu yang ada di hati mas sepenuhnya. Kita jaga semua ini ya sayang, mas ingin selamanya hidup sama kamu."
"Aku juga ingin selamanya, terima kasih ya mas untuk semuanya."
"Mas yang seharusnya bilang terima kasih sama kamu sayang, kamu selalu setia menunggu mas, selain selalu menjadi istri yang setia, kamu juga selalu menyayangi ibu dengan setulus hati. Akan sangat berdosa jika mas sampai menyakitimu walaupun sedikit saja."
"Hmm. Mas juga suami yang sangat aku idamkan, perjuanganmu selama ini tidak pernah mudah, aku harap kedepannya tinggal sisa kebahagiaan kita, aku nggak mau ada kesedihan dan ada perjuangan yang begitu perih lagi menemani hidupmu, sekarang ada aku di sini istri kamu yang akan selalu setia di saat apapun itu."
Mereka pun terus berdansa dan saling mengungkapkan semua yang ada di hatinya.
"Sal, kayanya orang yang pacaran pun kalah ya sama kita saat ini."
"Pastinya mas, tapi ngomong-ngomong aku masih laper tahu."
Jawab Salma sambil sedikit cemberut.
"Astaghfirullah, yaudah kita lanjut makan ya."
"Iya ayo!"
Mereka pun kembali duduk dan melanjutkan makan.
"Sebenarnya aku itu pengen banget makan sesuatu, tapi malu bilangnya."
Tanya Salma yang membuat Alwi sedikit kebingungan.
"Mau makan apa sayang? Aneh banget pake malu segala."
"Em, aku pengen makan durian hehe."
Sontak Alwi pun kaget dan sedikit tersedak.
Uhuk.
Alwi langsung minum karena tersedak.
"Kamu ini aneh, masa di tempat kaya gini minta durian."
"Tuh kan ah, makanya aku malu bilangnya hmm."
"Lagian kan sekarang nggak musim durian sayang, walaupun ada juga pasti nggak seenak durian musiman."
"Tapi aku mau ih!"
Balas Salma dengan suara yang sedikit kesal.
Alwi semakin terheran di sini.
"Bentar, bentar, kamu ngidam bukan?"
"Nggak tahu, yang jelas mau durian titik!"
"Yaudah yaudah, habis dari sini kita cari sayang ya, jangan marah-marah gitu, kan mas Alwi nggak tahu."
"Hmm.. "
Setelah selesai dari tempat ini, Alwi dan Salma pulang.
Di perjalanan, Salma kembali mengingatkan Alwi bahwa dia sangat ingin sekali buah durian.
Alwi sangat kebingungan dan terus mencari di maps dimana toko yang menjual buah durian, sementara musim durian sudah berakhir beberapa bulan yang lalu.
"Permintaannya nggak bisa di ganti memang?"
Tanya Alwi yang sudah hampir menyerah.
"Nggak bisa, orang aku pengennya itu ah!"
Jawab Salma sambil menghentak-hentakan kakinya.
"Besok lagi ya, besok mas Alwi cari deh, sekarang kan sudah malam, kalaupun ada pasti sudah tutup tokonya."
"Hmmm."
Salma kini cemberut sambil mengalihkan pandangannya ke samping mobil.
Di sini Alwi baru pertama kali melihat Salma seperti ini. Tapi karena ingin memenuhi kemauan istrinya, dia terus mencari sambil melihat-lihat ke arah sekitar. Bahkan Alwi sengaja memakai jalan yang melewati pasar tradisional.
Tapi dengan usahanya, tanpa di duga ada salah satu pedagang yang masih menjual buah durian, dia menjualnya menggunakan mobil pickup di pinggir jalan.
Di sini Salma langsung tersenyum kegirangan dan ingin cepat-cepat turun dari mobil.
Alwi sempat terheran kenapa istrinya bisa tiba-tiba seperti ini. Saat turun dari mobil pun Salma langsung memilih buah durian sendiri sambil tersenyum-senyum.
"Memang kamu tahu durian yang bagus yang mana?"
Tanya Alwi yang sebenarnya masih kebingungan dengan tingkah istrinya.
"Nggak tahu sih, tapi yang ini bagus kayanya."
"Jangan ngasal nanti jelek nyesel coba."
"Aku yakin ko, terus aku pengen nanti kamu yang kupas sendiri di rumah."
"Hmm. Ada aja permintaannya. Yaudah ambil cepetan kalau bisa dua belinya biar ada cadangan."
"Yaudah, Abang aku mau yang ini ya sama satu lagi yang ini nih!"
Ucap Salma sambil menunjuk durian kepada sang penjual.
Setelah membeli durian, mereka pun langsung pulang. Kini Alwi sedikit tenang karena sudah mendapatkan apa yang istrinya mau.
Saat di rumah, Salma langsung menyuruh Alwi untuk mengupas buah durian yang tadi mereka beli.
Ibunya pun heran dengan tingkah Salma yang tiba-tiba begini. Bahkan setelah buah di kupas, Salma sangat lahap sekali memakan buah durian tersebut sampai Alwi dan ibunya jangan dulu mencicipi.
Alwi : "Sayang, besok kita periksa ya!"
Tanya Alwi sambil bengong melihat Salma lahap memakan buah durian.
Ibu : "Memang Salma sakit apa Wi?"
Alwi : "Nggak sakit Bu, tapi aku jadi curiga aja dia isi perutnya."
Ibu : "Salma kamu hamil sayang?"
Tanya Ibu yang jadi sedikit panik.
Salma : "Nggak tahu Bu, baru telat enam hari sih."
Alwi : "Tadi waktu kami makan di resto, dia tiba-tiba pengen buah durian, Alwi sampai kebingungan harus nyari kemana, jadi malam ini tuh waktunya habis hanya untuk mencari buah durian Bu. Hmmm."
Ibu : "Ya Allah, bisa tiba-tiba gitu. Yaudah biarkan saja Wi yang penting Salma senang dan buah duriannya dapat. Sehat-sehat terus ya sayang!"
Ucap ibu sambil mengusap perut Salma.
Salma : "Iya Bu "
Alwi : "Besok Alwi cuti dadakan deh sehari, kita periksa ya besok."
Ibu : "Besok ibu ikut ya kalau mau periksa, ibu jadi nggak sabar pengen tau yang sebenarnya. Mudah-mudahan saja beneran isi ya Allah."
Salma : "Aamiin."
Salma terus memakan buah tersebut sampai sudah mau habis satu buah.
Alwi : "Udah sayang jangan banyak-banyak ah, nanti panas perutnya, udah ya besok lagi!"
Salma : "Satu biji lagi ah, nih terakhir emmm."
Sambil menggelengkan kepalanya, Salma memakan buah yang terakhir. Dia sangat menikmati buah durian tersebut.
Alwi : "Udah ah sini mas simpan buat besok lagi, sekarang kamu cuci tangan, terus mulai sekarang harus hati-hati ya kalau mau ke kamar mandi."
Salma : "Hmmm. Iya sayangku."
Singkat cerita kini Salma dan Alwi hendak beristirahat untuk tidur.
Alwi masih heran sebenarnya, kini Alwi menatap Salma sambil mengusap rambutnya.
"Sayang, lain kali kalau mau sesuatu jangan mendadak gitu ya, untung saja tadi ada yang jual, kalau nggak ada kan mas Alwi pasti nggak akan bisa tidur nyenyak malam ini."
"Aku juga nggak tahu, orang tiba-tiba terbayang gitu saja di pikiran aku."
"Hmm. Ya udah nggak usah di bahas lagi deh."
"Maafin aku ya, gara-gara durian makan malam kita jadi sedikit terganggu tadi."
"Iya nggak papa, yang penting kamu senang akhirnya."
"Yaudah gini aja, karena tadi romantisnya sedikit terganggu, sekarang kita lanjut di sini saja ya romantisnya."
"Kita mau dansa lagi maksudnya?"
"Ih enggak ah, kaya gini aja liatin aku dari dekat."
"Nggak mau ah kalau di liatin doang,"
"Ya sambil ngobrol romantis kaya tadi atuh mas hmm."
"Nggak mau ah, capek ngomong terus."
"Hmm. Terus Mas mau apa? Ayo mau apa?"
Sambil menunjuk ke arah muka Alwi
"Ya itu lah, sayang banget kan istri mas udah cantik gini kalau nggak di apa-apain."
"Ih serem ah kata-katanya.. Nggak mau! Salma mau ngumpet ah dah hihi."
Salma sengaja mengumpat di balik selimut, Hingga Alwi kesusahan untuk menangkapnya, mereka jadi bercanda sampai tertawa lepas hingga Alwi berhasil menangkap dan memeluknya.
Mereka pun mengakhiri malam yang romantis ini dengan menyatukan rasa cinta.
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/
mengandung bawang nih ceritanya🥺