tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
3
2 tahun kemudian
"Mama, aku ini mau camping di sekolah, bukan di alam liar, kenapa Mama membeli banyak sekali makanan?" Cia menatap mobil box di depannya dengan mata yang membulat, dia tidak percaya ibunya melakukan ini.
"Mama tidak mau kau kehabisan makanan di sana, apalagi kantin di sekolahmu pasti tutup. Kau bisa berbagi dengan teman-temanmu nanti. Sudah tidak usah protes, cepat ganti seragammu, Mama akan mengantarkanmu ke sekolah."
Sepertinya Cia hanya bisa pasrah dengan kerandoman ibunya, gadis kecil yang menginjak 8 tahun itu bangkit dari duduknya kemudian pergi ke kamarnya untuk bersiap.
Setelah Cia pergi, Alena juga pergi ke kamarnya, wanita itu bersiap untuk mengantar Cia dan pergi ke makam Darius.
Ini sudah 2 tahun semenjak kematian Darius, jika ditanyakan apakah Alena masih merasa sedih tentu saja ya, dia masih merasa sedih atas kematian ayah angkatnya, bahkan setiap malam Alena selalu melalui malamnya dengan penuh penyesalan.
Tapi wanita itu selalu mencoba untuk berpikir positif, karena dia tidak ingin kembali seperti dulu di mana mengalami depresi, wanita itu berusaha menyibukan dirinya dengan mengurus restoran dan juga mengurus Cia.
Setelah memastikan tampilannya rapi, Alena langsung mengambil bunga yang sudah dia beli, kemudian dia keluar dari kamar untuk menunggu putrinya bersiap.
***
"Kenapa kau tidak turun, ayo turun," ucap Alena ketika Cia masih terdiam di mobil padahal mereka sudah sampai di sekolah.
"Mama aku malu, teman-temanku pasti akan mengolok-olok ku karena membawa makanan yang sangat banyak, bagaimana jika mereka berpikir Aku membawa snack untuk dijual kembali." Cia memberenggut kesal, hingga pada akhirnya tawa Alena meledak.
"Mana mungkin mereka menganggapmu akan berjualan. Sudah ayo turun." Alena pun turun dari mobil, kemudian dia membukakan pintu mobil untuk putrinya hingga mau tak mau Cia langsung keluar dari mobil mengikuti langkah ibunya.
Setelah mengantar Cia masuk ke dalam sekolah, Alena langsung berjalan kembali ke mobilnya, wanita itu berniat untuk langsung pergi ke makam Darius sebelum pergi ke restoran.
Saat akan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba Alena menghentikan langkahnya saat ponselnya berdering, dia mengerutkan keningnya ketika ternyata Shireen yang tak lain istri Austin menelponnya.
"Hmm, Kak, ada apa? Kau sudah kembali dari luar negeri?" Tanya Alena ketika mengangkat panggilan dari Shireen, karena memang Shireen sedang berlibur di luar negeri.
Seketika Alena menjatuhkan ponsel yang dia pegang, dia bahkan merasa tubuhnya tidak bisa digerakkan ketika mendengar apa yang kakak iparnya katakan,
"Ba-bagaimana mungkin ...."
Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Alena tersadar, wanita itu langsung mengambil ponselnya yang terjatuh lalu dengan cepat masuk ke dalam mobil, sekarang tujuannya bukan pergi ke makam Darius, melainkan pergi ke kantor Ken. Karena Alena yakin, Ken tau sesuatu.
Dan sekarang di sinilah Alena berada, dia sudah berada di depan kantor Ken, dia keluar sambil membawa tongkat baseball, Tentu saja dia berencana untuk menghajar Ken, bahkan raut wajah wanita itu tampak menyeramkan.
Ketika Masuk ke dalam ruangan Ken, ternyata Ken tidak ada di ruangannya, hingga Alena pun langsung bertanya pada sekretaris Ken, rupanya Ken sedang melakukan meeting bersama para staf, hingga dengan cepat Alena berjalan ke arah ruangan meeting.
Brak
Alena membuka ruang meeting dengan sangat keras, hingga semua yang berada di sana terkejut begitupun dengan Ken, baru saja Ken akan menghardik Alena karna mengganggu jalan meeting yang sedang berlangsung, tiba-tiba mata Ken membulat ketika Alena membawa tongkat baseball.
"Keluar kalian!" Alena berteriak, hingga para staf pun langsung mengikuti ucapan Alena dan keluar dari ruangan meeting.
Brakkkk
Ken memegang dadanya ketika Alena memukul kan tongkat baseball ke meja di depannya.
"Berani sekali kalian membohongiku selama ini!" Alena berteriak Seraya mengangkat kembali tongkat baseballnya membuat Ken dilanda ketakutan, adiknya ini memang sangat menakutkan ketika akan mengamuk.
"Kemari kau!" Teriak Alena ketika Ken berlari dan ingin kabur darinya. Wanita itu tentu saja mengejar kakaknya, hingga kini kakak dan adik itu terus memutari meja.
Setengah jam kemudian
Alena menghentikan langkahnya karena dia merasa lelah mengejar Ken dari tadi, begitupun dengan Ken dia juga menghentikan langkahnya karena dia lelah dikejar oleh Alena..
"Alena dengarkan aku, kami ....."
Tiba-tiba Ken menghentikan ucapannya, ketika Alena terjatuh ke lantai. "Kenapa kalian tega membohongi aku!" Alena berteriak dengan kencang, dan sedetik kemudian wanita itu menangis sesegukan, membuat Ken menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan ternyata selama ini .....
Hayoo terbongkar hayooooo, ga komen ga flend