Samuel seorang pria matang berumur 28 tahun sudah memiliki seorang istri bernama melisa mereka saling mecintai dan telah menikah selama 2 tahun, namun pernikahan mereka tidaklah seindah yang orang lihat, melisa yang berprofesi sebagai model haruslah selalu pergi keluar negri meningalkan samuel bekerja dan hidup sendiri bersama pembantu muda yang bernama villia, bagaimanakah kisah mereka bertiga nantikan ceritanya di manggatoon ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jrpv's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di tinggal berdua
2 hari telah berlalu kebiasaan aku dan istriku tetap sama, aku tak mengungkit masalah di kantor itu dan dia juga tak membujuk diriku.
Selama di kamar kami, kami sama sama diam dan saling memunggungi ketika tidur padahal jauh di dalam hatiku aku sangat merindukan belaian serta penyatuan kami di kasur.
Namun semua harapan serta rindu itu seperti hilang dan tak berminat saja untuk mengalah dan meminta hakku padanya, dan dia melisa istriku juga cuek dan malah jual mahal terhadapku. Yang membuat aku kesal sendiri dan semakin jual mahal terhadapnya.
Sesuai penjelasan dan ungkap egois istriku tadi malam bahwa hari ini dia tetap pergi keluar negara lagi untuk pekerjaan modelnya.
Aku hanya diam dengan permintaan egois dirinya tak mengiyakan dan tak juga melarangnya. Harus dia tahu dan paham maksudku bahwa aku tak mengizinkan dirinya. Tapi apa dia hanya mengikuti kemauan hatinya sendiri tanpa mau tahu atau tanpa mendapatkan izin penuh dariku itu.
"baiklah, sampai jumpa sayang .. Jangan nakal !" ciumnya pelan di pipiku salam perpisahan kami yang singkat tanpa izinku tersebut.
Aku tetap diam di kamar kami, tanpa ingin memeluknya atau mencium mesra istriku terlebih dahulu, dia telah turun kebawah mengingat apartement ku ini memang memiliki dua lantai.
Melisa sedang memberi arahan pada villia yang sedang mengemas barang bawaan lain istriku. Aku pun keluar dari kamar tanpa ada maksud atau ingin mengantarnya ke bandara.
Aku duduk di meja makan, melihat makanan yang belum ditata villia membuat dirinya panik dan segera melangkah ke dapur.
"kamu ngak mengantar aku sayang ?" tanya cemberut istriku melisa pada akhirnya.
"gak, kan ada taksi pergi saja kamu dengan itu !" ungkap pelanku masih kesal dengan sikap egois dirinya.
Dia pun hanya menghentakan kakinya kuat dengan muka masam serta cemberutnya itu, menarik kopernya keluar dari rumah dan menutup pintu rumah kami dengan kuatnya.
Villia telah datang ke meja makan dengan membawa kan piring teko dan gelas untukku, sepertinya ia ingin menanyakan di mana nyonyanya.
Namun ia tahan ketika melihatku menantinya untuk menyiapakan sarapan pagi dimeja makan tersebut, dia segera melangkah kedapur lagi membawa nampan kedua yang berisikan luk pauk yang berbeda dari tadi malam.
Villia menatanya dengan rapi, menghidangkan 3 jenis makanan kepadaku.
Melihat aku yang belum membalikkan piring dan mengambil nasiku sendiri diapun bertanya.
"tuan.. Mau saya ambilkan nasinya ?" tanyanya sopan dan tanpa sadar dia telah memberi diriku sedikit rasa di layani tersebut. Akupun hanya menganguk kecil diapun hanya tersenyum kecil padaku.
Yang membuat jantungku bergetar lagi untuk ke tiga kalinya, sikapnya sungguh sopan dan tanpa niatan atau maksud terhadapku, mungkin perhatiannya yang tak pernah ia maksud telah menganggu diriku yang tak pernah di layani atau di ambil nasi oleh istriku. Membuat aku hanya tersenyum getir.
Hanya perhatin kecil ini yang aku harapkan dari dirinya melisa istriku, tapi sayang dia tak pernah melayani diriku selain masalah ranjang saja, yang hampir tak pernah kami lakukan lagi selama 2 bulan lebih ini.
Ya kami mungkin masih egois dan keras kepala, tapi aku rasa aku telah selalu sering mengalah padanya,dan mengerti keegoisannya. Tapi dia masih saja dan tak mau berusaha untukku. Jadi inilah yang terjadi dia semau dirinya. Dan aku tetap kepada pendirianku.