"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"
Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buket Bunga
Bediri di lapangan yang luas, ada beberapa pohon, udaranya sejuk sekali. Tania sedikit bingung bagaimana ia bisa berada disana. Tidak ada rasa takut ataupun ragu di tempat asing itu. Ia melihat sekeliling, dan memandang kakinya.
"Gaun ini..." serunya mendapati dirinya mengenakan dress navy dari Joon Young. Tidak ada orang lain disana, hanya hembusan angin dan gemersik daun dari pohon yang tidak jauh darinya. Hingga entah dari mana datangnya, muncullah seorang gadis, tinggi semampai, putih asia, kurus, dan memiliki mata monolid. Ia tersenyum ramah pada Tania, yang di tatap berpikir keras tapi ia tidak mengenalinya sama sekali.
"Annyeonhaseyo eonni..." sapanya.
Kriiinggg.... dering alarmnya segera menghancurkan mimpinya yang ambigu itu dan segera ia matikan, diikuti dering ponselnya di atas nakas.
📞 Tan : Halo ...
📞 Joon : Is everything all right?
📞 Tan : Ini siapa? Hoooaaamm ... aah oh Joon Youngah.
Berusaha menajamkan matanya, agak terkejur ketika yang meneleponnya adalah Pak Dok nya.
📞 Joon : Kamu baik saja kan, Taniaya?
📞Tan : Iya aku baik, ngga ada apa apa lagi kok. Semuanya aman. Aku siap-siap dulu ya.
📞Joon : Jangan kemana-mana tanpa aku. Tunggu. Aku antar kamu bekerja.
📞Tan : It's fine Joon, aku ...
📞Joon : Tan, please..
📞 Tan : Iya iya, aku tunggu. Uri Joon Youngi heheh
📞Joon : Heehehe.. sampai nanti
Joon Young cukup salah tingkah mendengar panggilannya pagi ini, senyum-senyum tak jelas melihat langit-langit.
"Uri... Joon Youngi katanya...? Aaoohh jinjjja." rengeknya berguling-guling di atas tempat tidur.
skip
"I want to go to a nice place to night, uhm with you." seru Joon Young sedikit ragu.
"Kemana?"
"Kemana saja, asal bareng kamu."
"Bareng? Waah... kamu udah dapet kosa kata baru lagi ternyata." kekeh Tania sembari membetulkan dandanannya karena mereka sudah berada didepan gedung Holy Accessories. "Okay, nanti aku tunggu kamu di rumah sakit."
"No, jangan kesana. Bertemu orang yang hampir mencelakai kita itu rasanya sangat tidak nyaman."
Tania seketika terdiam dan mengingat kembali kejadian mengerikan yang ia alami kemarin. Punggung tangannya ditimpa tangan hangat Joon Young dan menyadarkannya kembali dari lamunannya.
"Nanti aku yang jemput kamu. Tunggu aku disini, jangan kemana-mana."
Tania tersenyum dan mengangguk.
Meski kemarin rasanya seperti diteror, tidak apa. Jika di gantikan dengan sesuatu yang manis seperti ini. Ia sangat tidak menyangka semudah ini Joon Young menghapus bayang-bayang Bryan dari hatinya. Perlahan tapi jelas.
Ddrrttt.. getar ponsel panjang, Mama di layar.
📞Tan : Selamat pagi ibunda ratu, ada apa gerangan pagi pagi sudah menelepon budak korporat ini?
📞Mama : Seger amat suaranya, ada kabar baik apa nih? Naik gaji apa promosi?
📞Tan : Ada cinta maahhh wuuu...
📞Mama : Oh, mama tutup
📞Tan : Ehhh.. maa... ntar dulu. Sensi amat sih. Aku mau ngenalin seseorang ke mama.
📞Mama : Mama udah kenal cowo kamu, ngga penting
📞Tan : Cowo yang mana dulu nih?
📞Mama : Yang itu.. si .. Hah? Gimana? Gimana? Maksudnya?
📞Tan : Hehehe, aku ketemu orang baik ma. Belum pacar sih, tapi ya gitu deh. Belajar bahasa Korea ya mah. Bye..
Bip
📞Mama : Hah? Tan.. halo.. Tania... Nathania... astaga, kebiasaan banget cerita separuh separuh...
Emery Hospital
"Lu kenapa? Tumben banget muka lu begitu. Masih pagi juga." tanya Yona melihat Bryan yang mukanya kusut sekali ketika masuk ke ruangan.
"Tania pacaran sama dokter Jung, Yon."
"Uhhuk... uhhuk... ", Yona tersedak minumannya sendiri. " Secepat itu? Astaga , gua kudu gimana ini? Aahhh belum juga gua deketin. Ahh kesel gua. Tania kok jadi begini sih?" rengeknya.
"Pokoknya gua ngga terima."
"Ntar kalo gua deketin sekarang malah di cap pelakor anjir." keluh Yona.
Bryan sudah mengusap wajahnya kasar. Frustasi dan sebagainya. "Lu kelamaan sih."
Klek... pintu ruang istirahat terbuka. Joon Young mengedarkan pandangannya, niatnya ingin istirahat, tapi melihat siapa yang ada didalam sana, ia hendak berbalik lagi.
"Lu cuma pelarian Tania, jadi jangan besar kepala dulu." seru Bryan.
Orang yang tadinya hendak membuka pintu itu mengurungkan niatnya dan berbalik.
"Kenapa? Kamu takut? atau kamu berencana kotor lagi? Mau apa? Menghamili Tania agar dia memilih kamu begitu?", frontal Joon Young.
Deg
Spontan Yona menoleh kaget ke arah Bryan yang juga membeku. Tidak menyangka Bryan akan melawannya se frontal itu.
"Dokter Bryan, sekali lagi kamu mengganggu wanitaku, kamu benar-benar habis. Oh satu lagi, bekasmu malam itu sudah ku hapus." seru Joon Young menyeringai lalu pergi dengan bangga.
Bryan benar-benar tertegun. Ia sama sekali tidak memikirkan betapa malunya ia kejahatannya di buka Joon Young didepan Yona, yang ia pikirkan adalah bagaimana Joon Young mencumbu Tania. Itu yang terbayang di otak Bryan.
"Huaahhhhh....", brakk... kesalnya menghempas seluruh benda yang ada di atas meja hingga semuanya terjatuh ke lantai. Ia benar-benar merasa kalah sekarang. Yona benar-benar takut kala itu.
Sementara di waktu yang sama pagi ini Tania dikejutkan dengan kiriman bunga yang sudah ia dapati ketika mendatangi mejanya, ruangan kantor masih kosong, hanya ia dan Khael yang baru datang, dengan kartu ucapan diatasnya yang bertuliskan,
"Sorry, Tania sayang. Kembali ke aku ya Boo, please 😣"
Dan selembar foto ...
Brughhh ia terduduk pandangannya kosong. Khael disampingnya sudah mengumpati, betapa gila dan tidak berotaknya Bryan. Bagaimana bisa ia mengirimkan hal seperti itu ketika mereka benar-benar sudah putus. Itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dan Tania.
Meski ciuman adalah hal yang wajar, tapi tetap saja rasanya sangat aneh mengumbarnya didepan orang banyak. Tania merasa ini adalah ancaman.
"Kel, boleh lu urusin cuti setengah hari gua ngga? Gua ngga bisa mikir banget."
.
.
.
Tbc ... 💜