NovelToon NovelToon
Setelah Talak Tiga

Setelah Talak Tiga

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Cerai / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Setelah menjatuhkan talak pada Amira, Reifan menyesalinya. Reifan ingin merujuk Amira, setelah dia tahu kalau perceraian mereka terjadi hanya karena kesalahpahaman. Selama ini Amira hanya di fitnah oleh ibu mertuanya. Dan setelah Reifan mengetahui hal itu, Reifan menyesal dan ingin menebus kesalahannya dengan merujuk Amira. Namun tanpa sadar Reifan telah mentalak Amira sebanyak tiga kali, sehingga tidak bisa membuat mereka rujuk lagi kecuali Amira menikah lagi dengan lelaki lain dan bercerai dengan lelaki itu.
Apa yang akan Reifan lakukan untuk bisa kembali dengan Amira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pura-pura

Tin tin tin...

Suara klakson terdengar dari luar rumah. Aditya melangkah ke depan untuk membuka pintu. Di depan pintu sudah ada Amira dan Reifan yang menggendong Kayla. Aditya menatap Kayla yang sedang terlelap di dalam gendongan Reifan. 

"Kayla tidur? biar aku yang bawa Kayla ke kamar," ucap Aditya. Aditya mengambil Kayla dari tangan Reifan. Setelah itu dia membawa Kayla ke kamar. 

Amira menatap Reifan. 

"Makasih ya Mas. Sudah nganter aku dan Kayla sampai rumah."

"Iya. Sama-sama Amira. Kalau begitu aku pulang dulu ya. Dan ini kunci mobil Aditya aku kembalikan sama kamu."

"Terus kamu mau pulang pakai apa Mas?"

"Aku mau naik taksi Amira."

"Iya Mas. Hati-hati ya."

Setelah berpamitan, Reifan kemudian pergi meninggalkan rumah Amira. Sementara Amira, menutup pintu depan dan melangkah ke kamar Kayla. 

"Kayla sudah nyenyak Mas?" tanya Amira pada Aditya.

"Iya. Dia sudah nyenyak. Biarkan dia istirahat," ucap Aditya.

Aditya bangkit dari duduknya. Setelah itu dia mengajak Amira ke kamar mereka. Aditya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Begitu juga dengan Amira. 

"Kenapa kamu sampai malam Amira?" tanya Aditya. Tampaknya Aditya cemburu dengan kedekatan Amira dan Reifan. Namun Aditya sadar diri kalau dia hanya muhalil untuk Amira.  Aditya tidak akan meminta lebih pada Amira, walau sebenarnya Aditya sudah mulai punya perasaan cinta yang mendalam untuk Amira. 

"Maaf ya Mas. Aku sudah melampaui batas aku. Tidak seharusnya aku sampai malam seperti ini."

Aditya menghela nafas dalam. 

"Amira, lain kali kamu hubungi aku dulu kalau kamu mau pulang malam. Walau bagaimanapun, aku ini masih suami kamu Amira. Dan kamu sekarang sedang mengandung anak aku. Aku tidak mau sampai terjadi apa-apa sama anak aku." 

"Kamu tenang saja Mas. Aku bisa jaga anak kita." 

Amira meraih tangan Aditya dan menggenggamnya erat. 

"Maafkan aku ya Mas, karena sudah membuat kamu kesal."

"Sudahlah, lupakan saja Amira."

Aditya bangkit dari duduknya. Setelah itu dia naik ke atas ranjangnya. Sementara Amira, dia ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Setelah itu Amira naik ke atas ranjang mengikuti Aditya. 

"Apa Reifan sudah tahu kalau kamu hamil?" tanya Aditya.

"Dia belum tahu Mas."

"Kenapa kamu nggak mengatakannya?" 

"Aku belum sempat Mas."

"Amira, kalau kamu nggak mau bicara tentang kehamilan kamu, Reifan pasti akan mendesak aku untuk menceraikan kamu atau sebaliknya , dia akan mendesak kamu untuk bercerai denganku. Dan jika dia tahu aku menghamili kamu, dia pasti akan marah besar. Tapi aku akan menerima apapun konsekuensinya." 

Amira diam. Dia bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi, dia masih punya perjanjian dengan Reifan. Di sisi lain, untuk saat ini dia tidak bisa bercerai dengan Aditya karena kehamilannya. 

Hoek... Hoek...

Aditya terkejut saat tiba-tiba Amira mual-mual. Amira turun dari ranjangnya dan berlari ke kamar mandi. Aditya tidak tinggal diam. Dia mengikuti Amira sampai ke kamar mandi. 

Amira mengusap mulutnya dengan air. Setelah itu dia mendekat ke arah Aditya. 

"Aku mual lagi Mas."

"Apa aku bilang. Kamu nggak boleh terlalu capek Amira. Kamu sekarang sedang hamil. Kamu jalan-jalan seharian pasti kamu lupa minum obat kan? kalau tahu akan seperti ini, harusnya aku tidak mengizinkan kamu pergi."

"Aku lupa bawa obat Mas. Obatnya aku taruh di laci waktu aku mau pergi."

Aditya merangkul bahu Amira. Setelah itu dia mengajak Amira duduk. 

"Sebelum tidur kamu harus minum obat dulu. Aku akan ambilkan kamu air putih untuk kamu minum obat."

Amira mengangguk. 

Aditya keluar dari kamarnya untuk mengambilkan Amira air putih. Setelah itu dia masuk kembali dengan membawa segelas air putih. 

"Ini airnya. Kamu harus minum obat." 

"Makasih ya Mas."

*

Sesampainya di depan rumah Reifan turun dari taksi. Setelah itu dia buru-buru masuk ke dalam rumahnya. 

Reifan melangkah ke kamar Bu Rianti untuk melihat keadaan Bu Rianti. Reifan terkejut saat melihat Bu Rianti sedang berbincang dengan Desti. 

"Mama, mama katanya pingsan?" 

Desti menoleh ke arah Reifan. Dia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Reifan. 

"Dari mana aja sih Kak. Kenapa lama sekali. Tadi mama pingsan. Tapi sekarang dia sudah sadar lagi. Tadi aku panik, nungguin kakak lama banget. Ya udah, aku suruh tetangga gotong tubuh Mama ke kamar." jelas Desti.

Reifan melangkah mendekati ibunya. Dia kemudian duduk di sisi ranjang. 

"Mama nggak kenapa-kenapa?" tanya Reifan. 

"Kamu nggak perlu khawatirkan Mama. Mama seperti ini juga gara-gara kamu," ucap bu Rianti sembari membuang muka. 

"Apa maksud Mama. Aku nggak pernah melakukan apapun sama Mama. Kenapa gara-gara aku."

"Reifan, mama itu pengin kamu bertunangan dengan Hana. Mama sudah punya rencana minggu depan untuk menggelar acara pesta  pertunangan kamu dengan Hana. Tapi kalau kamu ngga mau, lebih baik Mama mati saja. Mama nggak suka dengan anak yang suka membantah orang tua," ucap Bu Rianti menatap Reifan tajam.

"Ma, maaf Ma. Aku nggak bisa bertunangan dengan Hana. Aku pengin merujuk Amira dan menikahi Amira lagi "

"Apa! kenapa kamu masih mengharapkan wanita kampungan itu Rei... kenapa...!" ucap Bu Rianti dengan nada tinggi. 

"Ma, berhenti menjelek-jelekkan Amira di depan aku. Amira itu ibu dari anak aku. Dan Kayla itu anak aku. Mama tidak bisa membenci mereka Ma."

"Reifan, kenapa kamu sekarang membela dia. Racun apa yang sudah dia berikan ke dalam fikiran kamu. Apa jangan-jangan Amira itu sudah guna-guna kamu. Agar kamu berani melawan Mama."

"Ma, cukup Ma cukup! Jangan fitnah Amira terus. Kalau Mama masih memfitnah Amira dan menuduhnya macam-macam, aku nggak akan memberikan Mama dan Desti uang bulanan lagi." 

Bu Rianti terkejut saat mendengar ucapan Reifan. Selama ini Bu Rianti dan Desti hanya mengandalkan uang dari Reifan untuk kebutuhan hidup mereka. Setiap bulan Reifan menjatah ibu dan adiknya dengan memberikan sejumlah uang untuk kebutuhan hidup mereka. Seandainya Reifan tidak memberikan uang untuk mereka, mungkin Bu Rianti dan Desti tidak akan bisa makan. Karena mereka menganggur dan tidak mempunyai usaha apapun.

Reifan terkejut saat tiba-tiba saja Bu Rianti memegangi dadanya. 

"Ma, Mama kenapa?" tanya Desti panik. 

"Dada mama sakit. Ini semua karena kakak kamu. Dia yang nggak mau nurut sama Mama. Kalau kamu masih mau membantah Mama, lebih baik Mama mati saja Reifan. Percuma Mama hidup, kalau Mama harus punya anak pembangkang seperti kamu," ucap Bu Rianti. 

Rifan bangkit dari duduknya. Setelah itu dia menatap ibunya tajam.

"Ma, kenapa Mama harus mengurusi hidup aku. Mama kan punya anak satu lagi, kenapa Mama nggak mencarikan jodoh untuk Desti. kenapa harus aku Ma. Dan kenapa Mama selalu menargetkan Amira. Apa salah Amira sama kalian." 

"Salah Amira, karena dia tidak layak menjadi istri kamu Reifan. Kamu tampan, kaya raya, kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Amira seperti Hana," ucap Bu Rianti.

"Tapi aku nggak cinta sama Hana. Aku hanya cinta sama Amira. Apapun yang terjadi, aku akan tetap mempertahankan Amira. Aku akan merujuk Amira dan menikahi dia lagi."

Reifan tampaknya sangat marah pada ibunya. Sudah sering kali Bu Rianti berpura-pura sakit agar Reifan mau menuruti keinginannya. Namun Reifan sudah hafal dengan akting ibunya. Reifan tidak mau memperdulikan ibunya lagi. Dia lebih memilih pergi meninggalkan Bu Rianti. Reifan tidak mau terlalu lama berdebat dengan ibunya. 

1
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
lah kmu gimn sih mir, klo emng mau rujuk ya kmu hrs melakukn HB sm suami yg bru ga cm asal stuts nikah² aja,🙄
Putri Chaniago
jgn bilang Aditya ada rasa dg Amira, jgn bilang pula Aditya yg d jadikan muhalil antara Amira n suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!