Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Mawar melihat pantulan dirinya di cermin, ia menatap wajahnya yang nampak sangat cantik dengan riasan tipis dan sebuah mahkota di kepalanya.
MUA yang mendandani Mawar nampak tersenyum puas, saat melihat Mawar yang sangat cantik. "Nona kau sangat cantik, pasti calon suami mu akan langsung terpana." Ucap MUA dengan senyuman di wajahnya.
Mawar hanya membalas dengan senyuman tipis, setelah semuanya siap. Mawar bersama dengan Dewi berjalan keluar dari ruang ganti, pernikahan yang ia dan Arga lakukan hanyalah sebuah pernikahan sederhana yang di datangi oleh teman-teman Arga dan beberapa orang kepercayaan pria itu.
Rangga yang melihat Mawar tampil cantik dengan busana pengantin, tersenyum senang. Ia berlari kecil ke arah Mawar, dan memberikan sebuah buket bunga berwarna putih untuk di bawa oleh Mawar.
Arga melihat sosok calon istri kontraknya, ia terdiam dengan mata yang tidak bisa berkedip. Wanita di depannya memang sangat cantik, tatapan Arga kembali berubah seperti biasa.
Kini keduanya berada di Alta pernikahan, sebuah pernikahan yang terdengar sangat sakral namun hanya sebuah kontrak di atas kertas. Sebuah pernikahan yang hanya menjadi hiburan bagi seseorang, dan tidak berarti bagi orang yang menjalankan.
Hari ini dan detik ini pula Mawar telah menjadi istri dari seorang Arga, namun hanya sebuah istri di atas kertas yang terikat dalam sebuah kontrak pernikahan.
Melihat Arga dan Mawar yang kini sudah sah menjadi sepasang suami istri, Rangga sangat senang. Akhirnya ia memiliki sebuah keluarga yang lengkap.
Kini Arga dan Mawar berada di dalam sebuah kamar, keduanya saling menatap satu sama lain.
"Mawar." Terdengar suara Arga yang terdengar sangat lembut, namun membuat bulu kuduk Mawar merinding.
"Ada apa?" Tanya Mawar yang berusaha menahan rasa gugup di hatinya.
"Ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak, tapi ingat. Kau harus tetap bersikap seperti seorang istri, terlebih kau harus menjadi ibu yang baik untuk Rangga." Jelas Arga, yang kembali menjelaskan status pernikahan mereka berdua.
Mawar tersenyum mengejek, ini sudah keberapa kali pria itu terus mengingatkan dirinya tentang pernikahan ini. Dan dia juga bukan wanita tua yang sudah pikun, ingatannya sangat bagus dan tidak perlu di ingatkan lagi.
"Iya aku tahu, ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak. Status kita hanya di atas kertas saja, dan tugas ku tak lebih dari seorang pengasuh dan ibu untuk Rangga. Dan kau tidak perlu terus mengingatkan hal itu kepada ku, aku bukan orang pikun." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Arga tersenyum tipis, ia lalu bangkit dan berjalan ke arah balkon kamar yang kebetulan tengah terbuka.
"Iya, aku suka dengan wanita yang tahu posisinya." Jelas Arga dengan tegas, pria itu lalu menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.
Arga lalu berbalik menatap ke arah Mawar, Mawar bisa melihat tatapan Arga yang nampak mempesona dan wajahnya yang terlihat jelas di bawah sinar rembulan. Dan kancing bajunya yang sengaja di buka satu, sehingga menunjukkan kesan seksi.
"Jika bukan karena Rangga menyukai mu, aku tidak ada niatan untuk menjadikan mu sebagai istri ku." Jelas Arga dengan senyuman mengejek.
Mawar langsung menarik semua pujiannya tentang Arga di dalam hatinya, meski memiliki wajah yang rupanya. Tapi ucapan pria itu sangat tajam dan selalu menyakitkan.
"Terserah kau saja." Jawab Mawar, wanita itu langsung bangkit dan mengangkat gaun pengantin nya. Ia berjalan ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan baju tidur.
Di dalam kamar mandi Mawar sangat kesal jika membayangkan setiap kata-kata yang di lontarkan oleh Arga kepadanya, "Arg.. Ingin sekali ku robek mulut pria itu, lalu ku jahit dengan tangan ku sendiri. Agar dia tidak bisa bicara lagi." Maki Mawar.
Mawar lalu berusaha membuka resleting pakaiannya, tapi sangat susah. Berkali-kali ia berusaha tapi sangat sulit, hingga ia hanya bisa menjerit karena kesal dan frustasi.
"Apa yang kau lakukan, apa kau sedang menggila?" Terdengar suara Arga di balik pintu, membuat Mawar sedikit terkejut.
"Bukan urusan mu." Jawab Mawar dengan nada kesal, pria itu selalu membuat mood nya langsung hancur. Terlebih mereka kini harus tinggal sekamar.
Mawar selalu berpikir, kenapa juga dia harus tinggal sekamar dengan pria itu. Jika hanya untuk mengelabuhi Rangga itu bukan perkara yang sulit. Rangga hanya anak kecil, dia tidak akan pernah mengerti hal seperti itu dan jika pun mereka tinggal di kamar yang terpisah. Rangga sama sekali tidak akan pernah mempertanyakan hal itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Arga seraya mengetuk pintu kamar mandi.
Mawar yang sangat kesal, pun terus berusaha untuk meraih resletingnya tapi tetap tidak bisa. Ia lalu melihat ke arah pintu, seraya menghela nafas ia membuka pintu. Matanya menatap ke arah Arga yang berdiri tepat di depan pintu.
"Jika kau ingin menggila jangan lakukan di rumah ku, kau bisa pergi ke hutan saja." Ucap Arga dengan tatapan dingin.
"Mulutmu itu memang sangat manis sekali." Ucap Mawar dengan senyuman kesal.
"Bantu aku." Ucap Mawar yang langsung berbalik badan, ia menyingkapkan rambutnya agar tidak menghalangi resleting.
Arga hanya diam saat Mawar kini berdiri membelakanginya, seraya bagian leher belakang terlihat sangat jelas.
"Apa yang kau tunggu, cepat bantu aku membuka resleting pakaian ku." Pinta Mawar dengan kesal.
Arga tersadar dari lamunannya, ia lalu membuka resleting pakaian Mawar secara perlahan. Hingga akhirnya resleting itu terbuka dengan sempurna, Mawar langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengucapkan terimakasih kepada Arga.