Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.
Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.
Bertemulah dia dengan ayah nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Daratan besar
Burung elang putih itu di dekat kaki Xiao Yuen, sambil membawa seekor kelinci yang gemuk.
"Pek eng!, kau mengajak ku makan panggang kelinci lagi hari ini ya?" tanya Xiao Yuen.
"Kuiiiik!" elang putih itu mengangguk angguk seolah mengiyakan kan.
Xiao Yuen segera mengeluarkan pisau kecil nya untuk membersihkan kan kelinci itu.
Beberapa saat kemudian, aroma panggang kelinci pun menyebar di seantero lembah itu.
Xiao Yuen menikmati daging kelinci panggang, bersama Pek Eng si elang putih itu.
"Pek eng hari ini aku ingin kembali ke pantai, sudah lama aku tidak menemui kakak Ratu Duyung, aku ingin menemui nya, karena beberapa malam lagi purnama, semoga kakak Ratu Duyung berada di pantai!" kata Xiao Yuen bicara dengan Pek Eng.
"Kuiiiik!" ....
"Kuiiiik!" ....
Elang putih itu menyahut seolah olah mengerti omongan Xiao Yuen.
Setelah selesai makan, Xiao Yuen mulai melakukan perjalanan kembali ke pantai.
Kali ini perjalanan menjadi lebih cepat, karena dilakukan Xiao Yuen dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh nya.
Ternyata Elang Putih itu terbang mengikuti nya dari dekat ke arah pantai.
Perjalanan yang dulu nya dilakukan berhari hari, kini hanya ditempuh dalam waktu dua hari saja.
Menjelang sore pada hari kedua, Xiao Yuen sudah tiba di pantai tempat dulu dia tiba bersama Ratu Duyung.
Xiao Yuen berdiri menatap kearah lautan yang luas tak bertepi itu. Sementara Pek Eng si elang putih itu bertengger di pundak nya.
Sore itu, Pek Eng berburu kelinci kembali untuk makan malam mereka malam ini.
Setelah selesai makan, dengan daun daun dan ranting pohon, Xiao Yuen membuat pondok sederhana untuk dia dan Pek Eng tidur malam ini.
Menjelang malam hari, Xiao Yuen yang sedang berkultivasi, terkejut mendengar suara pekikan Pek Eng.
Rupanya elang putih itu mendengar ada suara kecipak air di tepi pantai.
Xiao Yuen segera berdiri dan berjalan menuju kearah suara air berkecipak itu.
Dari cahaya bulan purnama, Xiao Yuen bisa melihat ada beberapa wanita cantik yang sedang berenang dengan riang nya.
Beberapa orang gadis nampak waspada saat melihat Xiao Yuen berjalan kearah air.
"Kakak Ratu Shi Lai Yung!, ini saya Xiao Yuen!" teriak Xiao Yuen saat melihat wanita cantik jelita Ratu dari bangsa Duyung itu.
Ratu Duyung itu berenang mendekati Xiao Yuen, "adik!, beberapa puluh purnama kakak mencari mu, namun kakak tidak menemukan mu, kemanakah adik selama ini?" tanya Ratu Duyung itu.
Xiao Yuen lalu menceritakan, kemana dia pergi selama ini, dan apa saja yang dia alami.
Ratu Duyung itu sangat takjub mendengar pengalaman dari Xiao Yuen selama ini.
"Kakak!, aku mau bertanya pada kakak, dimanakah letak negeri Fangkea itu?, apakah kakak mengetahui nya?" tanya Xiao Yuen pada Ratu Duyung itu.
"Negeri Fangkea?, kau harus pergi ke Utara sejauh perjalanan dua purnama, kalau kau melihat daratan besar, itulah benua Fangkea yang kau tuju" sahut Ratu Duyung.
Xiao Yuen termenung mendengar keterangan dari Ratu Duyung itu. Harapan nya untuk ke daratan besar sirna seketika.
Melihat kekecewaan di wajah Xiao Yuen, tiba tiba rasa iba muncul dihati wanita itu, "adik mau ku carikan tumpangan?" tanya nya.
"Maksud kaka?" tanya Xiao Yuen heran.
"Aku bisa menyuruh lumba lumba untuk mengantarkan mu ke daratan besar sana!" ujar Ratu Duyung.
Tiba tiba telinga Xiao Yuen mendengar Qilin Emas sakti berbisik, "tuan muda!, kalau hanya keutara, hamba bisa mengantarkan tuan muda!" ....
"Benarkah Qilin Emas?" tanya Xiao Yuen.
"Ya tuan muda, saya bisa mengantar tuan muda ke Utara, percayalah pada hamba tuan muda!" ujar Qilin Emas lagi.
"Bagai mana adik?" tanya Ratu Duyung.
"Tidak!, tidak usah kakak Ratu, akan saya cari jalan lain, saya hanya mau berpamitan dengan kakak, mungkin saya besok akan memulai perjalanan ke Utara, terimakasih atas bantuan dan pertolongan kakak Ratu Duyung yang baik, semoga kebaikan selalu bersama kehidupan kakak!" ujar Xiao Yuen.
"Adik!, kakak juga mengucapkan terimakasih pada adik atas pertolongan adik dulu, coba kalau mahluk Lagoh itu menangkap kakak, sedah pasti kakak akan menjadi santapan mereka!"sahut ratu Duyung.
Pada malam itu, hampir satu malam Xiao Yuen bermain dengan ratu Duyung dan beberapa putri duyung lain nya di pantai sepi itu.
Saat pagi mulai menjelang, para duyung itupun pergi, kembali ke kerajaan mereka di dasar samudra.
Pagi hari nya.
"Qilin Emas!, bagai mana kita bisa pergi ke Utara sana kilin?" tanya Xiao Yuen heran.
"Tenanglah tuan muda, lepaskan gelang tuan muda, lalu lemparkan keudara" ujar Kilin Emas itu.
Xiao Yuen segera melepaskan gelang Kilin emas yang ada di pergelangan tangan nya, dan melemparkan nya keudara.
Secara ajaib, bentuk gelang itu kembali menjadi binatang Qilin namun kami ini jauh lebih besar sekali.
Dari kiri kanan tubuh nya, tiba tiba muncul sepasang sayap mirip sayap Phoenix.
"Tuan muda, naiklah ke punggung hamba, akan hamba antar tuan muda ke daratan Fangkea sekarang!" terdengar suara Qilin Emas itu meraung.
Xiao Yuen langsung melompat ke punggung Qilin Emas itu bersama Pek Eng yang bertengger di tanduk Qilin.
Qilin itupun melesat keudara, lebih cepat dari lesatan Rajawali.
Menjelang sore hari, Qilin Emas itu turun di sebuah pulau kecil yang sunyi, saat turun ketanah, sepasang sayap nya pun kembali terlipat dan menempel di tubuh nya, lalu menghilang. Sedangkan tubuh nya kembali menjadi gelang Qilin emas dan melingkar di lengan Xiao Yuen.
Saat menjadi gelang, tubuh Qilin Emas itu memanjang mirip naga atau ular berkaki empat.
Pulau ini sangat sunyi, seperti nya tidak ada berpenghuni seorang manusia pun juga.
Pek Eng segera terbang melihat lihat disekitar pulau ini, kalau kalau ada binatang yang bisa di buru untuk makan malam ini.
Namun beberapa saat kemudian, elang putih itu kembali tanpa membawa hasil se ekor pun.
"Kuiiiik!" ....
"Kuiiiik!" ....
"Kuiiiik!" ....
Suara burung elang putih itu, seolah melaporkan apa yang dia lihat.
"Tuan!, Pek Eng bilang, pulau ini kosong tidak ada apa yang bisa di buru!" ujar Qilin Emas menerjemahkan kata kata dari elang putih itu kepada Xiao Yuen.
"Sudahlah Pek Eng!, kita istirahat saja, kita masak Ginseng saja untuk sore hari ini!" ucap Xiao Yuen mengeluarkan sebuah Ginseng besar dan memasak nya di dalam tembikar.
Malam itu Xiao Yuen tidur beralaskan daun daun dan beratap kan daun pula yang dibuat sederhana.
Keesokan hari nya, perjalanan pun mereka lanjutkan kembali, dengan menumpangi Pungging Qilin Emas terbang.
Karena perjalanan dilakukan dengan ikut Qilin Emas sakti itu terbang, maka perjalanan yang harus nya berlangsung sekitar dua purnama dengan berlayar, kini hanya ditempuh dalam sepuluh harian saja.
Pada hari ke tujuh, di kaki ufuk, nampak sebuah pulau di kejauhan, itulah benua Fangkea.
Kali ini banyak pulau pulau kecil tersebar di mana mana, seperti jambrut yang tersebar di lautan.
Qilin Emas memilih salah satu pulau yang terbesar yang berada di selatan benua Fangkea sebagai tempat beristirahat malam ini.
Pulau ini ternyata di kelilingi oleh tawa rawa yang cukup luas, sedangkan pulau inti, tidak terlalu besar.
Qilin Emas turun di sebuah tempat yang sedikit terbuka, di tepi rawa rawa, di selatan pulau kecil itu.
Setelah Qilin Emas turun, Pek Eng menggantikan tugas terbang rendah diatas pepohonan, melihat situasi keadaan pulau itu.
Setelah beberapa saat terbang, Pek Eng pun kembali ke tempat Xiao Yuen beristirahat.
"Kuiiiik!" ....
"Kuiiiik!" ....
"Kuiiiik!" ....
Pek Eng memberikan laporan nya kepada Xiao Yuen.
"Tuan!, Pek Eng bilang, di sisi Utara pulau ini, ada perkampungan manusia, namun orang orang itu bukan penduduk biasa, tetapi adalah sekumpulan bajak laut yang sangat berbahaya sekali, sebaik nya tuan muda tetap di tempat ini saja" ujar Qilin Emas menerjemahkan suara Pek Eng.
Mendengar itu, Xiao Yuen yang seumur hidup nya tidak pernah berkelahi itu tidak ingin mengambil resiko, dia memilih berdiam diri di tempat itu saja.
Disamping membawa kabar itu, Pek Eng juga membawa seekor ayam jago yang dia curi dari perkampungan bajak laut itu.
Sore itu Xiao Yuen dan Pek Eng, makan ayam bakar yang didapat oleh Pek Eng dari perkampungan bajak laut itu
...****************...