NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Prince Of PKL

Pagi-pagi Daris sudah ada di basement Alun-alun membersihkan etalase untuk persiapan jualan. Lima hari ditinggal banyak debu halus hinggap.

Basement masih sepi. Biasanya Hilda paling rajin. Orang-orang belum datang, ia sudah sibuk meracik minuman. Hidup menjomblo membuatnya tak punya tugas ekstra di rumah.

Yang selalu datang telat adalah Elsa. Ia mampir di Lapas sebelum jualan ketoprak. Suaminya kena kasus narkoba.

"Dunia terasa damai tanpa burung cucak rawa," kata Daris.

Berjualan di antara gadis ting ting dan istri kesepian, kuping jadi bising. Pengunjung kadang menambah mumet dengan kegenitannya. Tua muda sama saja.

Berwajah ganteng tidak selalu menyenangkan.

Hilda dan Elsa kumpul di tempatnya kalau pembeli lagi sepi. Mereka seperti roti kismis, mengundang lalat untuk berkerubung. Akhirnya jadi ramai kayak pasar loak.

"Tumben mereka akur."

Pagi ini gadis ting ting dan istri kesepian muncul bareng. Biasanya tiap hari ribut. Bukan berebut pelanggan, tapi berebut perhatian Daris.

Lima hari tidak berjualan ternyata ada hikmahnya.

"OMG!" seru Hilda dengan wajah secerah matahari. "The Prince of PKL sudah jualan lagi!"

"Kapan datang dari kampung?" buru Elsa. "Istri gak dibawa?"

Mereka tahunya Daris menikah dengan gadis kampung, dijodohkan kakeknya. Kalau ia berterus terang menikah dengan seorang CEO, basement PKL pasti kena tsunami!

Daris jadi bisa mengarang cerita sesuka hati.

"Istriku ingin tinggal di kampung," kata Daris. "Aku terpaksa mengalah."

Elsa terbelalak kaget. "Jadi kau mau pindah ke kampung? Terus yang menghibur kegersangan hatiku siapa?"

"Kau pikir ia badut Alun-alun?" sambar Hilda. "Kalau mau cari hiburan, pergi ke pinggiran kota, banyak topeng monyet!"

"Wajahnya membuat hati adem," sahut Elsa dengan raut muka persis anak SMA dapat contekan. "Kayak masuk ruangan ber-AC."

"Suami dikemanain?"

"Dikantongin ... dikantongin polisi!"

"Suami masuk bui gak ada sedih-sedihnya."

"Mendingan masuk bui ketimbang jadi beban. Di rumah kerjanya molor terus, tahu-tahu datang polisi. Sukur deh."

"Parah!"

Daris mulai menyiapkan racikan soto mie. Ia mengeluarkan bahan bumbu dari kantong plastik besar. Ada dua kantong lagi berisi mie kuning dan daging sapi.

"Jadi betul kamu mau pulang kampung?" tanya Hilda penasaran. "Dunia jadi ricuh tanpamu!"

"Ya pulang dong," sahut Daris sambil mencuci cabe merah di wastafel. "Kan punya kampung."

"Maksudku tinggal di kampung bersama istri," sambar Hilda gemas. "Sudah beristri lemotnya belum hilang."

Padahal Daris malas diinterogasi. Ia terpaksa jadi pengarang dadakan. Sempat terpikir untuk jujur, tapi banyak yang dipertaruhkan.

"Jadi gimana?" desak Hilda.

"Gimana apanya?"

"Ya amplop! Loading-nya lemot banget sih? Aku itu nanya, kamu mau tinggal di kampung sama istrimu?"

"Lagian kepo banget," sindir Elsa. "Mau tinggal di kampung, di kamp pengungsi, masalah buat lu?"

"Maksudku begini, Nenek Sihir!" geram Hilda. "Kalau tinggal di kampung, kan sayang usahanya ditinggal! Harus mulai dari nol lagi!"

"Kayak POM bensin mulai dari nol."

"Bukan! Kayak otak lu! Isinya nol!"

Selesai mencuci cabe, Daris menyiapkan blender, lalu memasukkan cabe ke dalam cup dan menghidupkan blender. Bunyi bising membuat dua cucak rawa itu berhenti berkicau.

Setelah itu Daris menaruh cabe yang sudah halus di sebuah wadah, dan menemukan mata Hilda tak berkedip memandangnya.

"Ada yang aneh?" tanya Daris. "Aku benar kan? Yang dihancurkan cabe, bukan cintamu?"

"Cintaku hancur begitu mendengar perkawinanmu!"

Daris merasa keceplosan. Jadi panjang urusannya.

"Perjodohan itu alasanmu saja kan, biar aku rela melepasmu? Gadis kampung itu pasti hamil duluan! Jadi kamu terpaksa nikah dadakan!"

Daris bengong, hingga tak sadar daun jeruk yang mestinya dipotong malahan dikunyah.

"Jangan berlagak bego deh!" sergah Hilda.

"Maksudnya?"

"Ngapain kamu makan daun jeruk kayak kambing?"

Daris gelagapan, buru-buru dilepehnya. Lidahnya terasa pahit, tapi lebih pahit omongan jomblo itu.

"Gadis itu mengancam bunuh diri kalau kamu tidak bertanggung jawab! Basi banget!"

"Rempong banget deh!" omel Elsa. "Ia lagi kerja, digangguin terus! Mendingan pergi ke outlet mu, siapkan bahan buat bikin es kopyor!"

"Nah, kamu sendiri bukan nyiapin bahan buat bikin ketoprak! Hus! Hus! Pergi sana!"

Selesai memotong daun jeruk dan daun serai, Daris mengiris bawang putih.

Hilda dongkol. "Lama-lama aku iris kupingmu."

"Kenapa sih jadi sewot gitu?" toleh Daris sekilas. "Oh, aku belum jawab pertanyaanmu ya. Kan sudah jelas jawabannya, aku lagi mengiris bawang."

"Jadi kamu pindah ke kampung cuma gimmick?"

"Maksud omonganku tadi adalah aku terpaksa mengalah hidup sendiri di kota."

"Thank you so much." Hilda memeluknya dengan gembira. "Aku sempat syok kayak dengar harga beras naik lagi."

Elsa segera melepaskan pelukannya, seraya mengingatkan, "Sudah punya istri."

"Aku khilaf."

"Khilaf sama gengges gak ada bedanya."

Daris berharap mereka segera pergi dari kedainya. Ia ingin melupakan perkawinan kilatnya dengan menyibukkan diri bekerja. Hatinya terasa penat.

Tapi nyamuk pergi lalat ijo datang. Play boy of PKL itu melelang rayuan kepada Hilda yang keluar dari kedainya.

"Good morning, bidadariku," sapa Ijang. Tempat dagangnya di deretan ujung, tapi setiap pagi mampir di etalase Hilda. "How are you today?"

"Fuck you!"

Buru-buru Hilda menutup pintu kecil dan memasang plank bertuliskan: cowok jelek dilarang masuk.

"Masa aku belum handsome juga?" Ijang mengusap-usap rambutnya yang klimis. "Padahal sudah beli mobil baru."

"Memangnya aku cewek matre?"

"Inilah yang aku suka dari my darling."

"Darling ... modar ditampiling maksudnya?"

"Jangan galak-galak atuh my darling."

"Sudah ngasih selamat belum sama Daris? Tuh orangnya ada!"

Ijang menoleh ke kedai sebelah. Senyumnya merekah lebar kayak bank emok menangkap basah emak-emak.

"Ada pengantin baru rupanya," kicau Ijang. "Pantesan ada baunya. Coba ceritakan perjuangan di malam pertama buat modal aku sama my darling."

Daris pura-pura kaget. "Eh, kamu Jang. Katanya habis kecelakaan."

"Gara-gara my darling. Aku lagi kejar-kejaran sama my darling. Eh, di belakang ada copet. Aku jadi korban salah sasaran."

"Pantesan mukamu jadi ancur begitu."

"Bawaan sejak lahir," sambar Hilda. "Ibunya ngidam jambu monyet."

"Makanya marry me untuk memperbaiki keturunan."

"Biar aku secantik bidadari susah memperbaikinya."

"Bidadari kecebur sayur asem?" ejek Elsa. "Keringat saja bau asem ngaku bidadari."

"Yang wangi mukanya gak komersil."

"Jangan ribut," lerai Ijang sok bijak. "Kalian sama-sama cantik, nasib saja jelek."

"Enak saja bilang nasibku jelek!" bentak Hilda.

"Oh iya, aku lupa. Sebentar lagi kamu kan jadi my wife."

Elsa menahan tawa.

"Ayo cerita dong," desak Ijang pada Daris. "Malam pertama gimana?"

Daris memotong daging dengan gemas. Ijang bergidik ngeri, ia merasa seolah lehernya dipotong-potong, bergegas ia pergi.

Dari anak tangga basement muncul seorang perempuan berpenampilan glamor. Kontras sekali dengan perempuan yang ada di basement.

Ijang terpukau. "Amazing! Ada bidadari turun dari tangga! Istrimu, Ris?"

Daris berhenti mencincang daging. Matanya memandang tak percaya. Ada apa sekretaris CEO itu datang ke tempatnya?

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!