Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Bertahan Dengan Satu Cinta

"Segar sekali."

Daris menikmati udara pagi di taman mansion yang indah, dengan wangi bunga bermekaran.

Lampu kristal taman baru saja dimatikan. Kemilau embun sirna di pucuk dedaunan.

"Serasa mimpi. Tiga hari lalu aku masih tinggal di rumah petak."

Mansion ini milik keluarga Felicia, pacarnya semasa SMA.

Tiga tahun mereka menulis cerita indah. Setelah lulus, mereka hilang kontak. Felicia melanjutkan studi ke London.

Kemudian mereka bertemu dalam reuni SMA.

"Apa tidak kecepetan, Fel?" tanya Daris saat Felicia membahas soal pernikahan. "Kita baru bertemu setelah delapan tahun tanpa kabar."

"Tiga tahun di SMA sudah cukup untuk mengenalmu," sahut Felicia. "Aku tahu kau bertahan dengan satu cinta, kau hidup menjomblo sejak kepergianku."

Daris tidak tahu, bertahan dengan satu cinta atau inferior untuk mencari pacar baru. Kemewahan hidupnya tersapu bencana sehingga ia tak pantas dicintai perempuan terhormat. 

"Setelah kembali ke tanah air, aku mencari kabarmu lewat teman-teman," kata Felicia. "Kamu seperti hilang ditelan bumi, sampai aku bertemu dengan circle bestie mu semasa SMA dan menggagas untuk reuni."

Mereka inilah yang menghantarkan Daris ke pelaminan. Pesta perkawinan dilaksanakan di hotel bintang lima dan berlangsung sangat meriah.

Mereka adalah sahabat yang ingin membalas kebaikan Daris dengan drama kolosal yang berbahaya.

Daris sempat khawatir, cinta menguasai segalanya, tapi apakah mungkin mengalahkan segalanya?

Satpam datang dan mengangguk hormat. 

"Selamat pagi, Tuan."

"Ya. Ada apa?"

"Tuan ditunggu Nyonya di depan."

Tuan. Panggilan itu disematkan sejak resepsi di Luxury. Biasanya dipanggil akang.

"Kata Nyonya secepatnya."

"Ya."

"Saya permisi, Tuan."

"Ya."

Felicia seakan tak bisa jauh darinya. Padahal Daris meninggalkan istrinya belum satu jam.

Sudah tiga hari Felicia berkeramas tanpa dikeringkan, seolah ingin memberi tahu seisi rumah bahwa semalam terjadi sesuatu yang indah.

Pamer kemesraan belum hilang sejak SMA. Felicia selalu menggandeng lengan Daris bila tampil di depan umum. Ia pantas bangga menjadi pacarnya.

"Aku berharap Felicia sampai tua masih bucin." Daris tersenyum sendiri. "Laksana gurita, makin tua makin biru tintanya."

Daris melangkah sedikit cepat. Ia tidak mau Felicia menunggu lama. Istri seanggun bidadari perlu dimuliakan dengan perhatian istimewa.

Daris sebenarnya risih sepanjang hari selalu bersama. Tapi Felicia menciptakan segalanya jadi biasa, sehingga ia terhanyut dalam derasnya cinta masa lalu.

Karena Daris hanya punya masa lalu.

Tiga hari di mansion serasa tiga menit. Bukan saja indahnya kamar pengantin yang memanjakan Daris, kesempurnaan cinta juga.

Tapi pesona pengantin baru itu tiba-tiba buyar.

"Jahanam!"

Sebuah hardikan menyambut kedatangan Daris di beranda. Wajah yang sangat menawan itu tampak sangat kejam dengan bola mata bening berkilau memancarkan kemarahan.

"Kau sudah membohongi diriku! Aku benci kamu!"

Daris terkejut. "Membohongi apa, beb?"

"Jangan panggil aku beb! Aku muak dengan panggilan itu!"

Padahal Felicia biasanya marah kalau tidak dipanggil beb, panggilan mesra sewaktu SMA. Ada kejadian apa sampai ia demikian murka?

Daris sampai tidak mengenali perempuan yang berdiri di depan pintu itu.

"Kau ternyata bukan pengusaha soto mie! Kau cuma tukang soto mie di Alun-alun!"

"Aku tidak pernah mengaku pengusaha soto mie," sahut Daris pahit. "Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi kau tidak percaya."

Kesalahan berawal dari kicauan Rido yang menyebutnya pengusaha soto mie saat reuni. Teman-temannya percaya karena melihat latar belakang keluarga. Ketika Daris berusaha mengklarifikasi, mereka menganggap dirinya rendah hati seperti dulu.

Padahal kehidupannya benar-benar sudah berubah! Ia bukan lagi Daris anak miliarder! 

Mereka baru percaya menjelang akad nikah. Tapi sudah terlambat. Kepalang basah, mereka iuran untuk mengadakan pesta secara eksklusif dan tertutup untuk wartawan.

"Aku minta kau pergi detik ini juga! Dan jangan pernah kembali!"

Dengan marah Felicia mendorong travel bag yang berisi pakaian suaminya.

Travel bag meluncur deras dan berhenti membentur kaki Daris.

Daris memandang tak percaya.

"Beb...."

"Jangan panggil aku beb!" bentak Felicia gusar. "Apa perlu aku lapor polisi karena kau sudah menipu diriku?"

Daris tahu Felicia tidak main-main dengan ancamannya. Ia memiliki kekuatan untuk merekayasa kasus sehingga kehormatan keluarga terjaga.

Meski itu bukan sifatnya.

"Aku tidak pernah menipu dirimu," kata Daris sabar. "Kau sudah kena prank mereka."

"Akan kuseret semua temanmu ke meja hijau! Mereka telah memperdaya diriku!"

"Mestikah itu?"

"Jika kau tidak segera pergi!"

Daris mencoba memadamkan api yang berkobar dengan siraman sejuk sinar matanya.

"Kita baru tiga hari menikah...."

"Tiga menit pun aku tidak ragu untuk mengusirmu!"

Kehormatan adalah segalanya bagi Felicia. Ia berani berbuat apa saja demi nama baik dirinya. Apa kata orang nanti kalau puteri tunggal konglomerat mempunyai suami tukang soto mie?

Dengan segala cara Felicia akan berusaha menghapus jejaknya!

Meski itu bukan kebiasaannya.

"Seharusnya aku tahu dari pakaianmu kalau kau tukang soto mie!"

"Kesadaran datangnya selalu terlambat," sahut Daris getir. "Maafkan aku sudah mengecewakan dirimu."

"Bukan cuma mengecewakan! Kau sudah membuat aku rugi banyak!"

"Kau merasa rugi setelah percaya siapa diriku," ujar Daris tercekat. "Padahal aku sudah mengingatkan sebelumnya, tapi...."

"Tapi mataku dibutakan oleh masa lalu, pasti itu yang mau dikatakan!" sambar Felicia sengit. "Sebelum buta segalanya, aku harus mengakhiri sesegera mungkin!"

Felicia pasti sudah melihat gawainya. Ada beberapa foto dirinya yang lagi jualan soto mie di Alun-alun.

Kiriman dari teman jualan yang memfoto secara diam-diam.

Daris tidak biasa memfoto diri sendiri.

"Mau ke mana?" sergah Felicia saat Daris hendak melangkah masuk. "Aku bilang pergi dari rumahku!"

"Ijinkanlah aku untuk ganti pakaian," pinta Daris datar. "Aku pasti jadi tontonan kalau keluar dari mansion dengan tampilan seperti ini."

"Kaos crew neck dan celana kargo short sudah kebagusan untuk tukang soto mie!" dengus Felicia sinis. "Pantas bestie mu ngasih kado pakaian bermerek! Rupanya untuk menutupi belangmu!"

"Aku tidak pernah menutupi belangku," bantah Daris sabar. "Pernikahan terjadi karena kebodohanmu sendiri. "

"Oke! Aku bodoh! Aku sudah mentransfer uang ke rekeningmu untuk menutupi kebodohanku! Tapi jika berkicau pun terserah! Orang pasti tidak percaya kalau tukang soto mie pernah jadi suami puteri konglomerat! Jadi apa lagi yang membuatmu pantas masuk ke rumahku?"

"Berilah aku kesempatan untuk mengambil barang-barangku."

Daris berusaha sabar. Ia tidak mungkin bertahan untuk tinggal karena sudah diusir. Ia masih punya harga diri.

"Arloji dan gawaiku ada di kamar."

Felicia berteriak memanggil pelayan, "Ineeem!"

Seorang perempuan muda datang tergopoh-gopoh membawa arloji dan gawai.

"Kasih ke tukang soto mie!"

Inem bingung. "Tukang soto mie?"

"Yang berdiri di depanmu!"

"Tuan Muda maksudnya?"

"Jangan panggil lagi Tuan Muda!"

Dengan ketakutan Inem menyerahkan gawai dan arloji ke Daris, lalu pergi lagi ke dalam.

"Apa lagi yang kau tunggu?" bentak Felicia bengis. "Cepat pergi!"

Daris menyeret travel bag dengan separuh hati hancur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!