"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Motor Butut Kesayangan
"Suka kok Sayang" Azizah menerima dengan wajah berseri sebuah bingkai lucu dari anyaman pita yang di buat oleh Tasya.
"Syukurlah kalau Tante suka"
Kebetulan sekali hari ini Azizah masuk shift malam jadi saat Tasya diantar oleh supirnya Azizah ada di rumah.
"Tasya, besok-besok kalau mau datang ke rumah telepon Tante dulu yah, takutnya nanti pas Tasya udah di sini Tante nya lagi kerja. Untungnya kebetulan hari ini Tante mulai masuk shift malam"
Ucap Azizah dengan lembut seraya mengelus rambut Tasya, agar tidak terkesan memarahi.
"Iya Tante, maafin Tasya yah, habisnya tadi Tasya nggak sabar mau ngasih ini buat Tante"
"Iya nggak apa-apa, yang penting besok-besok kabari dulu yah sayang"
"Oke Tante. Kalau gitu Tasya pulang dulu ya Tante"
"Iya Sayang, hati-hati yah, kalau sudah sampai rumah kabari Tante yah, Tasya udah catat kan nomor telepon Tante?"
"Udah, malah sudah hafal"
"Wahh... Hebat... Hihihi anak pinter"
"Iya dong! Tasya gitu loh"
Merekapun tertawa bersama.
Tasya sungguh menggemaskan, batin Azizah.
"Ya udah Tante, Tasya pulang dulu ya... Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam... Hati-hati ya Sayang"
"Iya Tante, sampai ketemu lagi"
Tasya melambaikan tangannya, Azizah pun membalasnya dengan senyuman manis yang senantiasa menghiasi bibir mungilnya.
"Tidur dulu ah sebentar, biar nanti malam nggak ngantuk"
Ucap Azizah kemudian masuk ke dalam rumah.
Sementara itu...
"Lagi dimana Loe Xel?"
Tanya Vano dari seberang telepon.
"Dijalan, kenapa? Udah beres belum Semuanya?"
Jawab Axel seraya fokus mengemudikan mobilnya.
"Beres, Alexa udah Gue serahin sepenuhnya ke Victor, terserah mau diapain juga asal jangan di negara ini. Gue kalo di suruh jual perempuan itu ke mucikari sorry Xel, Gue nggak tega"
"Ya udahlah terserah yang penting jangan sampe itu perempuan muncul lagi dalam hidup Gue"
"Ya beres. Ngomong-ngomong Loe katanya mau ke Depok? Barusan Gue ke Kantor Loe terus kata Linda Loe lagi ke Depok"
"Iya, kenapa emang?"
"Cieee .. yang langsung inget bini... Gue sama Vano nyusul ya"
Kali ini Radit yang berbicara.
"Nggak usah! Mau ngapain?"
"Gue kangen masakan bini Loe yang yahud banget"
"Nggak ada. Udah Loe ngapain sih nyusul Gue! Gue lagi nggak pengen diganggu!"
"Nggak mau tahu, Gue sama Vano kesana sekarang!
Tut. Radit mematikan panggilannya.
"Brengsek emang mereka berdua"
Axel sudah sampai di gerbang komplek perumahan sederhana tempat dulu Ia mengasingkan istrinya, Azizah.
"Waduh ada pak Bos datang, udah lama pak nggak kesini?"
Sapa petugas keamanan di bagian gerbang.
"Halo juga pak... Iya dari kemarin sibuk. Nih pak buat beli rokok"
Axel mengeluarkan 2 lembaran merah kepada kedu penjaga itu yang langsung disambut kegirangan.
"Siap Bos... Makasih banyak bos... Silahkan masuk bos!"
"Thanks pak... Mari...."
Axel pun kembali menjalankan mobilnya masuk ke dalam komplek perumahan itu.
Axel memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumahnya karena gang perumahan itu agak sempit untuk parkir kendaraan roda empat.
"Huuuft.... Azizah lagi ngapain yah kira-kira? Pasti Dia kaget Gue dateng tanpa ngasih kabar dulu"
Axel merasa sedikit deg-degan, kurang lebih 3 bulan Ia tidak berjumpa dengan Azizah.
Pria itu kemudian melangkahkan kakinya perlahan menuju rumahnya dengan Azizah yang hanya berjarak beberapa meter saja, Ia terus memandangi bunga Lily yang dirangkai sangat cantik. Dia yakin Azizah akan menyukainya.
Sesampainya di Rumah itu, Axel segera mengetuk pintu rumah itu dengan sedikit tidak sabar.
Hingga beberapa waktu, Azizah belum juga membukakan pintu.
"Apa Dia lagi keluar? Belanja mungkin??"
Axel bertanya-tanya sendiri. Ia memperhatikan sekeliling rumah, Masih rapi dan bersih.
Sampai tiba-tiba...
"Cari siapa mas?"
Tanya Bu Willy yang kebetulan rutin membersihkan rumah Azizah itu.
"Ya Allah... Mas Axel???" Lanjutnya sedikit terkejut.
"Bu Willy?"
"Akhirnya kesini juga... Mba Azizahnya nggak ikut mas?"
"Apa?"
"Mba Azizahnya nggak ikut?"
"Maksudnya bagaimana Bu?"
Axel sungguh tidak paham dengan pertanyaan Bu Willy... Azizah tidak ikut? Ikut siapa? Ikut dirinya maksudnya? Atau bagaimana?
"Duh mas Axel ini lho, mas Axel kesini mau ambil barang-barang toh? Mba Azizahnya nggak ikut kesini? Kangen lho saya"
"Tunggu dulu, Saya beneran nggak paham dengan maksud Bu Willy. Saya kesini mau ambil barang-barang? Barang apa?"
Melihat Axel kebingungan, Bu Willy malah lebih bingung lagi.
Akhirnya Bu Willy mengajak Axel untuk berbicara lebih lanjut di kediamannya saja.
"Gini aja mas, sebaiknya kita bicarakan masalah ini di rumah saja. Kebetulan ada amanah dari mba Azizah yang mau saya kasih ke sampean"
Axel di serang rasa panik, itu berarti Azizah Tidak di rumah ini lagi?
Apa itu artinya Azizah telah pergi? Meninggalkannya?
Axel kembali menoleh ke rumah minimalis itu, berharap tiba-tiba Azizah membukakan pintu seperti biasa untuknya...
****
"Zizah berangkat dulu ya Bi"
Azizah berpamitan kepada Bibinya sebelum berangkat menuju pabrik.
" Iya nduk, hati-hati. Kalo capek istirahat. Inget sama jabang bayinya"
"Iya bi... Pasti.. Ya sudah Zizah pamit, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Azizah pun berjalan menuju gang depan biasanya akan ada bis jemputan untuk karyawan di wilayah ini.
Azizah melihat sudah ada beberapa karyawan pabrik seperti dirinya tengah berdiri dan menunggu dipinggir jalan.
Wanita itu pun ikut berdiri tak jauh dari para karyawan itu. Jujur Azizah sedikit sulit bergaul dengan orang asing. Makanya Dia selalu menjaga jarak.
Selama beberapa hari bekerja di garmen itu, temannya hanyalah Nayla. Dan 2 orang lagi bernama Bu Siti dan Bu Yuni. Dua wanita kira-kira berusia 45 tahunan.
Di tengah-tengah penantiannya, tiba-tiba seseorang menyapanya...
"Ojek mba..."
"Nggak pak... Saya nunggu... mas Abi??"
Azizah kaget saat melihat Abimana dengan motor butut kesayangannya ada di depannya
"Oh jadi Kamu nungguin saya?"
"Hahaha, enggak maksdnya Aku mau bilang..."
"Udaah nggak usah di jelasin. Ayo Aku anter"
Tawar Abimana dengan senyum sumringah.
"Nggak baik bumil lama-lama berdiri, kasihan dedek bayinya"
Lanjut Pria tampan dengan brewoknya itu.
Azizah menatap Abimana dengan sedih... Pria lain bahkan peduli dengan bayinya, tapi Ayahnya sendiri malah ingin melenyapkannya.
Astaghfirullah. Azizah mengucap istighfar dalam hati setiap teringat kata-kata kejam dari mulut Axel.
"Hai cewek... Malah ngelamun"
"Hehe, maaf mas... Nggak usah mas, aku naik jemputan aja. Mas Abi juga besok harus kerja kan? Pulang aja, istirahat"
Azizah menolak secara halus.
"Maaf, tapi seorang Abimana pantang di tolak hehehe, jadi Aku memaksa! Ayo Aku antar sampai tujuan dengan selamat"
"Tapi mas..."
"Kalo Kamu nggak enak sama aku. Cukup pikirkan bayi Kamu. Jangan bikin Dia tambah capek karena sebentar lagi mau diajak kerja"
Azizah kembali mengulas senyum, Kemudian mengangguk setuju.
"Jangan khawatir Zizah, biar butut, motor ini bisa banget diajak balapan"
Ucap Abimana bangga.
"Hahaha, siapp... Makasih ya motor butut"
"Katanya , Sama-sama!!"
Seru Abimana diiringi gelak tawa membuat wanita yang kini membonceng di belakangnya ikut tertawa.
Abimana Diam-diam sangat bersyukur, berkat motor butut ini Ia bisa mengantar jemput Azizah setiap hari. Motor kepunyaan security-nya itu akan menjadi motor butut kesayangannya mulai saat ini. Demi untuk bisa dekat dengan Azizah sesering mungkin di sela-sela kesibukannya, Abimana bersedia melakukan apapun.
Azizah benar-benar membuatnya jatuh cinta, karena hanya Dialah yang tidak mengambil kesempatan untuk dekat dengannya karena fisik dan hartanya. Yang lebih penting, Azizah tidak mengetahui siapa Dia sebenarnya, tapi begitu tulus menyayangi Tasya, keponakan tercintanya...
Bersambung...
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️❤️❤️❤️
luuv banyak-banyak ❤️
balikan lg sdh pisah ,
berikan jodoh yg lain lebih baik..