NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:471.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertandingan Jenius Kota Bulan Perak

Saat Lei Nan berjalan-jalan di kota, dia merasakan banyak pandangan tertuju padanya. Itu bisa dimaklumi, mengingat perubahan yang terjadi pada dirinya setelah menggunakan metode Kultivasi Dewa Petir Kehancuran. Wajahnya semakin tampan, membuat banyak orang tak bisa mengalihkan pandangan mereka.

Namun, ada sepasang mata yang memperhatikan Lei Nan dengan intensitas yang berbeda. Mata itu tampak mengamati setiap gerakan Lei Nan, meski kemudian menghilang. Lei Nan sebenarnya menyadari tatapan itu, tetapi dia tidak menganggapnya serius.

Di tempat lain, tepatnya di kediaman keluarga Shu, seorang pemuda bergegas menuju bagian dalam rumah besar itu. Dia berjalan dengan langkah cepat, namun tetap menjaga kesopanan saat mendekati pintu utama kediaman Shu.

"Tok, tok," suara ketukan pintu yang lembut namun tegas terdengar.

"Tuan, ini saya, Lei Bei," ucap pemuda itu, memperkenalkan dirinya dengan sopan.

Dari dalam ruangan, terdengar suara lelaki yang memberi izin masuk. "Masuklah."

Saat Lei Bei masuk, dia melihat dua orang di dalam ruangan itu. Mereka adalah Lei Wei dan Shu Ming, yang duduk berdampingan. Suasana ruangan terasa tegang, mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.

"Aku sudah memerintahkanmu datang kepadaku jika terjadi sesuatu yang buruk. Jadi, ada apa kau datang ke sini?" ucap Lei Wei dengan nada emosi.

Lei Bei menunduk sedikit, merasa cemas. "Maaf, kakak Wei, ini memang berita buruk," jawab Lei Bei dengan suara terbata-bata.

Lei Wei semakin tidak sabar. "Apa? Cepat jelaskan berita buruk itu," perintahnya dengan nada yang lebih tinggi.

"Itu, kakak Wei, aku tadi melihat Lei Nan di jalan kota," ucap Lei Bei, membuat suasana ruangan semakin tegang.

Mendengar itu, Lei Wei terkejut. Bahkan Shu Ming yang biasanya tenang, menunjukkan ekspresi kaget. "Apa! Bagaimana mungkin lalat itu masih hidup?" ucap Lei Wei sambil mengebrak meja dengan marah.

"Tenanglah, Gege," ucap Shu Ming mencoba menenangkan Lei Wei. Perlahan, Lei Wei duduk kembali di kursinya, mencoba mengendalikan emosinya.

"Aku tidak menyangka dia bisa lolos dari pembunuh organisasi Iblis Surgawi," ucap Lei Wei dengan nada kesal.

Shu Ming tersenyum kecil. "Gege, apakah kau ingat bahwa sebentar lagi pertandingan Kota Bulan Perak akan diadakan?" tanya Shu Ming dengan nada yang lebih tenang dan penuh arti.

Lei Wei tampak berpikir sejenak. "Iya, aku tahu. Tapi apa hubungannya lalat itu dengan pertandingan Kota Bulan Perak?" tanyanya, masih kebingungan.

Shu Ming menjelaskan dengan tenang. "Gege, kamu pasti tahu jika ayahku memiliki hubungan baik dengan ketua Sekte Sembilan Guntur," ucap Shu Ming dengan senyum licik.

Lei Wei mulai mengerti. "Jadi, yang kau maksud adalah jika aku membuatnya cacat, itu tidak akan membuat perwakilan Sekte Sembilan Guntur marah," jawab Lei Wei dengan pandangan penuh pengertian.

"Benar. Jika Gege ingin membuatnya lebih menderita, itu memungkinkan. Bahkan, jika tidak sengaja membunuhnya, mungkin itu juga bisa," ucap Shu Ming dengan senyum licik.

Lei Wei tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, sayang, kau memang jenius," ucap Lei Wei dengan penuh kekaguman.

Mereka berdua melanjutkan pembicaraan mereka dengan hal-hal lain, merencanakan strategi yang akan mereka gunakan. Sementara itu, Lei Nan kembali ke rumahnya, merasa lelah setelah berjalan-jalan.

"Ming, aku kembali," ucap Lei Nan dengan suara lembut saat membuka pintu rumahnya.

Seketika, sosok kecil menerjang Lei Nan dengan penuh semangat. Dia adalah Ming, seorang gadis kecil yang setia pada Lei Nan. "Hua... Tuan muda, kemana saja? Ming khawatir," tangis Ming sambil sesenggukan dalam pelukan Lei Nan.

"Maaf, Ming, aku hanya berjalan-jalan," ucap Lei Nan, mengelus kepala Ming dengan lembut.

Namun, di tengah tangisannya, Ming merasakan ada sesuatu yang berbeda. Dia merasa ada yang salah, tapi tidak tahu apa itu sampai dia merasakan sentuhan di kepalanya. "Apa! Tuan muda, tanganmu!" ucap Ming terbata-bata.

"Ya, seperti yang kau lihat," jawab Lei Nan dengan tenang.

Ming mencubit pipinya sendiri, mencoba memastikan bahwa ini bukan mimpi. "Ini bukan ilusi, kan? Ark..." ucap Ming dengan suara terkejut.

"Cepat bawakan aku makan, aku lapar," ucap Lei Nan dengan nada tenang.

"Baik, tuan. Ming akan segera kembali," ucap Ming, bergegas pergi untuk menyiapkan makanan.

"Huf..., bocah itu," gumam Lei Nan sambil menuju kamarnya.

Sampai di kamarnya, hal pertama yang dilihatnya adalah lukisan ibunya. Kenangan pahit dari satu tahun yang lalu kembali membanjiri pikirannya. Lei Nan terdiam sejenak, mengenang masa lalu dengan perasaan campur aduk.

Setelah lama melamun, Lei Nan berganti baju karena hanya mengenakan jubah tebal yang membuatnya tidak nyaman.

"Tuan, makanannya sudah siap," ucap Ming dari luar kamar.

"Ya, aku kesana," jawab Lei Nan, beranjak keluar dari kamar.

Lei Nan segera menyantap makanan yang disiapkan di depannya. Meskipun seorang kultivator sebenarnya tidak membutuhkan makanan, tapi makanan bisa memberikan kenyamanan tertentu, terutama dalam keadaan seperti ini. Setelah selesai makan, Ming yang sejak tadi penasaran akhirnya bertanya.

"Tuan Muda, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ming dengan mata penuh rasa ingin tahu.

Lei Nan terdiam lama, berpikir apa yang harus dia katakan. Meskipun Ming adalah pelayannya, dia merasa sekarang belum saatnya untuk menceritakan segalanya. "Ahh... waktu itu saat aku berjalan-jalan di luar kota, aku tidak sengaja bertemu seorang biksu yang memberikan ramuan kepadaku," jawab Lei Nan, mencoba menyederhanakan ceritanya.

"Hm... benarkah?" ucap Ming dengan nada ragu, memelototi Lei Nan.

"Ah... aku ada urusan di luar," ucap Lei Nan, segera bangkit dan pergi dari tempat itu, menghindari pertanyaan lebih lanjut.

Saat itu sudah menunjukkan sore hari, pemandangan di kota Bulan Perak sangat indah. Banyak orang berlalu lalang, menikmati waktu santai mereka. Lei Nan berjalan perlahan, menikmati suasana. Dia terhenti ketika tidak sengaja menabrak seseorang.

"Bruk."

"Maaf, tuan, apakah kau baik-baik saja?" ucap Lei Nan, menyodorkan tangannya.

Namun, orang berjubah di depannya hanya diam, tidak menjawab, dan segera berdiri lalu berlalu pergi. Sekilas, Lei Nan melihat bibir merah seperti ceri dari balik jubah itu.

"Apakah dia punya masalah? Dasar orang aneh," gumam Lei Nan, melanjutkan perjalanannya.

Lei Nan tahu bahwa sebentar lagi akan diadakan Pertandingan Kota Bulan Perak. Menurutnya, ini adalah kesempatan untuk melihat dunia luar dan mungkin menemukan keberadaan ibunya. Hingga saat ini, dia bertahan di keluarga Lei karena berharap bisa menemukan ibunya yang hilang.

"Ibu, sebenarnya dimana dirimu?"ucap Lei Nan sedih melihat suasan sore itu.

Dia tahu bahwa para penculik ibunya adalah orang-orang kuat. Hanya bisa berharap bahwa ibunya masih hidup. Bahkan ayahnya, yang seorang kepala keluarga Lei, tidak berani bertindak apa-apa saat mendengar penculik itu.

Karena itu, Lei Nan sangat membenci ayahnya yang merupakan kepala keluarga Lei sekarang. Apa yang tidak diketahui Lei Nan adalah bahwa sosok yang menculik ibunya adalah sosok yang bahkan tidak bisa di bayangkan Lei Nan.

karena asik melamun Lei Nan sampai tidak menyadari jika di depanya ada sosok yang berdiri depannya, karena dia tidak menyadarinya akhirnya Lei Nan menabraknya.

"Bruk"

"Hei apa maksudmu, apakau ingin berkelahi, ais.., bukanya ini tuan muda dari keluarga Lei."ucap orang itu saat melihat plakat yang berada di pingang Lei Nan.

1
nanonano
mantap
Aswar Hkt123
mohon maaf author penjelasan tentang tinkatan kultivasi di mnh😅
Uswatun Hasanah
lanjut
rama
lanjutkan
Derajat
Menarik sekali.... waktunya ikut campur dan Panen
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Oh my god...
Junaidi Abdullah
Lumayan
Junaidi Abdullah
Kecewa
Evelyns Ade
Luar biasa
Idk!
bagus, tolong di lanjutkan 🙏 aku tunggu
Idk!
ini pas seru seru nya lho!
Idk!
up terus
Sofyan Muchtar
terlalu bertele-tele, membosankan
Sofyan Muchtar
MC nya lemah, penakut
Era Rakinah
Luar biasa
Era Rakinah
Lumayan
luky
visualnya bagus ka
Uswatun Hasanah
lanjut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Makasih sdh up.. kembali dan Gas Pol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!