Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 29
Rosa terkejut saat pria itu berada di depannya, "Maaf Pak Xavier, saya izin pulang terlebih dahulu." Ucap Rosa dengan senyuman, ia tetap bersikeras sopan kepada Xavier terlebih pria itu adalah keluarga dari Boenavista.
"Bukankah tidak seru, jika kau datang jauh-jauh ke sini. Tapi kau langsung pulang." Ucap Xavier yang berjalan mendekati Rosa.
Lalu Xavier mengulurkan tangannya, "Bolehkah pria malang ini mendapatkan kesempatan untuk bisa berdansa dengan mu." Ucap Xavier dengan senyuman di wajahnya.
Rosa terdiam sejenak, ia lalu melirik ke arah Alan yang masih asik dengan Melisa.
"Baik." jawab Rosa yang menerima uluran tangan Xavier.
Xavier membawa Rosa ke lantai dua, lantai dua yang sangat sepi namun rapi. Meski begitu Rosa masih bisa mendengar suara alunan musik yang sangat merdu.
perlahan Xavier menarik tubuh Rosa, ia memegang pinggang wanita itu. Dan Rosa pun secara perlahan meletakkan tangan kanannya di pundak Xavier, dan tangan kirinya saling bersentuhan dengan tangan Xavier.
Xavier berdansa dengan sangat lembut, seakan ia menikmati setiap alunan musik. Semakin lama tubuh Rosa merasa semakin rapat pada tubuh Xavier.
Tangan kanan Xavier mengelus lembut tangan Rosa, terpasang cincin pernikahan di jari manis wanita itu.
Dengan perlahan Xavier menghentikan kegiatannya, tangannya masih memegang tangan Rosa dan melihat cincin pernikahan wanita itu. Xavier tahu, cincin yang Rosa pakai adalah cincin dengan kualitas terburuk.
"Cincin ini sudah usang, bagaimana jika kau mengganti nya dengan yang baru?" Tanya Xavier dengan senyuman di wajahnya, sebuah kata-kata yang terdengar biasa. Namun memiliki makna yang ambigu.
"Aku akan menggantinya suatu saat nanti, tapi sayang nya. Aku belum menemukan cincin lain yang cocok untuk ku." Jawab Rosa.
Mendengar hal itu Xavier tersenyum tipis, ia kembali mengajak Rosa berdansa bersama. Langit malam kini tengah di terangi oleh cahaya bulan, keduanya terus berdansa. Seakan tengah saling menikmati, Rosa tersenyum manis.
Untuk pertama kalinya, ia senang berdansa dengan seseorang. Matanya lalu melirik ke luar balkon yang berbuka dengan lebar, Rosa bisa melihat bulan tengah berada pada posisi yang paling sempurna.
"Bulan nya bersinar sangat indah." Ucap Rosa dengan senyuman di wajahnya, dari dulu. Ia paling menyukai malam hari, dimana terdapat bulan ataupun bintang.
Baginya hal itu adalah sesuatu yang sangat indah, yang bisa ia lihat secara gratis.
Xavier tersenyum, ia memegang dagu Rosa dan mengarahkan wajah wanita itu agar menatap dirinya.
Tapi tanpa Rosa duga, Xavier tiba-tiba mencium bibirnya dengan lembut. Saat itu terjadi, Rosa seakan menjadi sebuah patung yang tidak bergerak sama sekali, rasa keterkejutan yang ia dapatkan membuat dirinya hanya diam.
Tapi setelah Xavier menghentikan ciumannya, Rosa mulai sadar. Ia menjauhkan dirinya dari Xavier, tapi pria itu langsung menarik pinggang Rosa dan membawa wanita itu masuk ke dalam pelukannya.
"Pak Xavier, sebaiknya anda jangan bersikap kurang ajar! Saya sudah memiliki suami." Jelas Rosa yang berada di pelukan Xavier.
Rosa bisa merasakan setiap otot yang ada di tubuh Xavier, ada rasa kagum di hati Rosa. Kenapa pria sesempurna ini bisa di ciptakan.
"Suami? Suami apa yang tengah kau bicarakan. Apakah pria seperti itu layak menjadi suami mu, Rosa." Ucap Xavier dengan senyuman di wajahnya.
Ia kembali mendekatkan wajahnya pada Rosa, Xavier bisa melihat wajah cantik wanita itu. Apalagi wajah Rosa yang nampak semakin cantik di bawah sinar rembulan.