"Syifa saya bilang turun sekarang"
"nggak mau Gus gue belum puas makan mangganya, kan kata Gus nggak boleh buang-buang makanan ntar mubazir "ucapnya tak peduli dengan tatapan seorang pria di bawah sana .
"mau turun atau saya cium "
para santri mendengar itu langsung kaget mereka tak menyangka gusnya ternyata sangat so sweet ini terhadap istrinya.
"hah" mata gadis itu melotot tajam
"bugh"
"auwsshhh "ringis gadis itu saat melompat dari pohon akibat mendengar ancaman gusnya syifa syeena queenza Abimanagadis cantik dan super duper bar-bar Dia terpaksa harus menikah dengan seorang gus tampan
akankah suaminya dapat merubah sifat keberbaran istrinya dan dapat meluluhkan hatinya
kalau mau lanjutannya yuk! langsung join 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALFI MARTIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sekelompok Grup hadroh punmenjalankan tugas mereka. Shalawat pun di lantunkan sehingga membuat suasana nampak meriah.
Syifa berjalan dengan santai tanpa gugup sedikit pun.
Dia nampak cantik dengan gaun pernikahannya yang syari'i wajah yang sudah cantik di hias sehingga menambah kecantikannya dengan manik mata berwarna abu abu. Dia layaknya berbie yang sedang berjalan.
"Masya allah Ning Syifa sungguh cantik luar biasa."
"Selerah Putranya Pak Rahen tidak main main."
"Masya Allah."
Kekaguman dari para tamu undangn sama sekalih tidakmembuat Syifa senang malahan dia sedikit risih.
"Nak, sabar ya." ucap Umi Ayana melihat menantunya berjalan dengan cepat sambil menaikkan sedikit bawah gaunnya.
"Tan_eh maksudnya Umi Kaki Syifa udah pegal banget jalan pelan pelan kaya tadi." Ucap Syifa yang masih melanjutkan langkah lebarnya.
Tadinya yang terlihat anggun kini para tamu di buat menahan tawanya melihat aksinya Syifa mereka pikir Syifa sudah tidak tahan menemui suaminya.
Gus Alwi yang melihat wajahcemberut sang istri di buat gemas. Dia diam diam menahan senyum.
"Kalau mau senyum senyum saja Nak. Nggak usah di tahan." bisik Kyai Rahen melihat putranya.
Gus alwi pun kembali ke mode datarnya.
"Hehehe." kyai Rahen terkekeh.
"Wah, istrinya Gus Alwi agresif banget." ucap para santri Putra dan langsung menundukan pandangan mereka.
"Sayang pelan pelan jalan_." ucap Pak Syakir
"Aaaaa. "
Hap
Hampir saja Syifa terjatuh untung saja Gus Alwi dengan sigap menahan pinggang sang Istri.
Ruangan di buat heboh.
"Ehm, ehm." Gus Alwi merasa canggung Pipinya memerah.
"Gas kenapa wajahnya merah." ucap Syifa yang sialnya di hijabnya sedang di sematkam mic kecil. Dia berfikir harus memakai itu agar suaranya besar seperti Gus Alwi saat ijab kabul tersebut.
"Haiiimph." Sekali lagi, semua tamu dibuat menahan tawa mereka. Sedangkan Gus Alwi sangat pemalu.
"Sayang kenapa kamupakai mic." tanya ayahnya bingung dengan kelakuan anaknya
"Ini pa, biar terlihat keren aja heheh." bohongnya, suaranya masih terdengar menggelegar di dalam ruangan tersebut.
Hari yang seharusnya menjadi hari yang terharu tetapi dalam sekejap di buat bagaikan acar komediam oleh Syifa.
“Duduklah nak, di samping suamimu.”
Syifa menurut mereka pun saling memasang cincin pernikahan masing masing. Dan menandatangani buku nikah.
"Selamat kalian sudah menjadi suami istri yang sah secara agamadan hukum.
Nak sekarang Syifa sudah menjadi tanggung jawabmu jadi bimbinglah dia. Ucap Kyai Rahen.
Alwin pun mengangguk.
Semua orang pun berdiri. Syifa menjulurkan tangannya kearah Gus Alwi tanpa aba aba pun langsung menariknya dan menciumnya.
Lagi lagi sikap di luar Nurul sih Syifa pun di buat syok semua orang. Pengantin ini sungguh berbeda tidak ada canggung canggung sama suaminya.
"Nak Ayo do'akan istrimu."
ucap Kyai.
"Iy_a iya Abi." Gus alwi pun meletakkan tangannya di atas ubun ubun Syifa dan mulai memanjatkan do'a.
"Allahhumma innik as-aluka khairaha wa khairaha ma jabaltaha aliyhi, wa 'auzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha alihi."
“Ya Allah, aku memohon kepadamu kebaikan istriku dan kebaikan akhlak yang Engkau pelihara padanya. Dan aku berlindung kepadamu dari keburukan istriku dan keburukan akhlak yang Engkau pelihara padanya.”
“Amiin.” ucap sirene dengan suara nyaringnya setelah melihat gerak-gerik suaminya yang telah selesai membaca doa.
Gus alwi Pun mengecup keningnya Syifa.
dan tak di sangkah di luar prediksi BMKG syifa pun berjinjit dan melakukan hal yang sama pada Gus Alwi. Dia mencium
kening Gus Alwi.
Bagus
Riuh suara tawa dan tepukan tangan menggema di ruangan itu.
Prok prok
Prok prok
"Menyalaaaa besti." teriak temannya Syifa yang duduk di bagain depan.
Syifa mengacungkan jempolnya.
Sedangkan Gus Alwi di buat terpaku tak percaya wajahnya sudah memerah bagaikan kepiting rebus.
"Gas kenapa wajahnyasemakin memerah. Gas nggak sakit kan?" Syifa menempelkan tangannya di kening sang suami.
Sungguh Gus Alwi di buat malu, apalagi dia di kenal dengan satu ekspresi datar kini sudah menambah ekspresi malu.
Para santri pun di buat menahan tawa melihat gus killer mereka itu.
"Kak Syifaaaa." panggil Ning Aisyrah putri bungsunnya Kyai Rahen.
"Kak Syifa Tengil banget deh imuttt. Aisy suka hehehe." ucap Ning kecil itu di hadiahi tawa.
