Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya pelaku di temukan
Mendengar kabar bahwa hana telah mengalami musibah yakni adanya rencana pembunuhan terhadap Hana, Stela bahagia bukan main, Ia terus saja tertawa bahagia.
'ha..ha..ha,rupanya banyak juga ya musuhmu wanita j*lang, aku gak harus bersusah payah untuk menyingkirkan mu, rupanya sudah ada tangan orang lain yang menginginkan kematianmu, aku penasaran, siapa orang itu? Kalau aku kenal, akan ku ajak kerja sama untuk bisa menghancurkan wanita j*lang yang bernama Hana,' batin Stela begitu puasnya.
"terima kasih atas infonya dokter Johan, Aku sangat bahagia mendapatkan kabar ini," ujar Stela begitu bahagianya dalam sambungan telepon bersama dokter Johan.
"nanti kalau ada info yang menarik tentang Hana,saya pasti akan kabari anda nona Stela!" jawab dokter Johan.
"Ku tunggu kabarmu dengan senang hati dokter Johan, Kau boleh cek rekeningmu, sudah ku transfer uang bonus untukmu, jika kamu bisa memberikan info yang lebih bagus lagi ,kau akan ku berikan bonus dua kali lipat!" janji Stela kepada dokter Johan.
"baiklah nona Stela, terima kasih sebelumnya,kalau begitu saya akhiri teleponnya, nanti saya kabari anda lagi!"
Telepon pun terputus.
Ternyata dokter Johan adalah dokter pribadi keluarga Stela, dia adalah dokter yang di percaya oleh keluarga Stela lebih dari sepuluh tahun.Saat dokter johan mengetahui ada Samudera di rumah sakit dimana iya sedang praktek di sana, dengan segera iya memberikan informasi kepada Stela.
......................
Malam ini Hana di temani oleh Al dan juga bu Suketi di rumah sakit, tidak tangung-tanggung, Samudera menempatkan Hana di kelas VVIP.
"wah Han, Ibu gak nyangka bosnya Hana baik banget ya? Kalau gak salah yang waktu itu malam-malam pernah ke rumahnya kamu kan Han?" tanya bu Suketi
"iya bu, waktu itu ponselnya Hana ketinggalan, terus tuan Samudera yang menemukannya dan langsung di antarkan ke rumahku!" jawab Hana
Lalu, bu Suketi malah mengulum senyumnya dan sengaja menggoda Hana."kok mau-maunya ya, seorang bos yang kaya raya mau nganterin ponsel bawahannya ke rumah, aneh gak si Han? Apa jangan-jangan!"
Perkataan dari bu Suketi langsung di potong oleh Hana
"jangan-jangan apa bu? Hayo, pasti punya fikiran yang aneh-aneh kan?" sindir Hana
Sedangkan Al hanya menyimak percakapan mereka berdua,sampai-sampai Al mengantuk dan tidur di atas kursi sofa.
"Al sepertinya kelelahan Han, Kasian dia sejak dari sore menghawatirkan kamu Han!"
"iya bu, saya sangat kasihan dengan Al, sekarang Hana selalu sibuk dan jarang ada waktu bersama Al!" terang Hana.
Bu Suketi kemudian mendesah kasar.
"ya, wajarlah Han, kamu kerjanya bukan seperti dulu lagi, udah naik kelas sekarang!" puji bu Suketi.
"Ibu ini bisa saja, yasudah ibu istirahat gih sana, Sepertinya besok hatna sudah di perbolehkan pulang!"
Bu Suketi pun akhirnya tidur di kursi sofa, bersebelahan dengan Al.
......................
"Lapor kombes pol Angga, Saya dan Bripda Catur telah berhasil menemukan tempat persembunyian tersangka, dan kami sedang memantau tempat tersebut karena lokasi di sini cukup ramai oleh warga setempat!" kata AKBP Tommy langsung dari lokasi TKP, dimana tersangka Nabila berada di sana
"Baiklah, pastikan jangan sampai membuat warga sekitar panik karena aksi penggrebegan ini, usahakan situasinya sepi dan kondusif, kau kerahkan anak buahmu untuk terus memantaunya,jangan sampai pelaku tahu!" perintah Kombespol Angga.
"Siap 86 pak!"jawab AKBP tommy dari sambungan telepon
Dengan segera, Kombespol Angga langsung meluncur ke TKP untuk memastikan penangkapan pelaku berjalan dengan mulus, karena Kombespol Angga mencurigai jika pelaku telah bekerjasama dengan seseorang untuk melindungi dirinya, dan dari pemantauan selama kurang dari 24 jam, ternyata pelaku meminta bantuan seorang preman yang cukup di takuti di daerah tersebut.
"Bang Jek amankan aku sembunyi di sini?" tanya Nabila yang masih merasa ketakutan
sambil menghisap roko minek jinggo, bang Jek malah tertawa dengan pertanyaan dari Nabila.
"Ente tenang aje, seekor kecoak pun gak akan nemuin ente, Percaya dah sama bang Jek!" jawab Jek begitu percaya dirinya.
Nabila pun merasa lega dengan ucapan dari bang Jek!! Iya yakin jika bang Jek bisa di percaya.
saat Kombespol Angga menuju lokasi penggrebekan, ia langsung menghubungi Samudera, karena ia sudah berjanji akan memberikan informasi tentang pelaku.
Dengan segera Samudera pergi ke lokasi dimana pelaku berada, ia ingin menangkap langsung orang yang telah berani menyakiti Hana, bahkan mencoba ingin membunuh Hana.
"Kita berangkat sekarang tuan?" tanya Frans
"ya iya Frans, pake nanya lagi! Udah tahu aku ingin menangkap langsung wanita iblis itu, masih saja nanya!!" protes Samudera.
"Maaf tuan!"
'Hem, anda sangat menyebalkan sekali tuan, sepertinya anda sudah terkena penyakit cinta, Buktinya anda akan melakukan apa saja demi nona Hana, persis seperti apa yang anda lakukan kepada mendiang istri anda dulu! ' batin Frans menduga-duga
sesampainya di tempat penggerebekan, Samudera langsung merapat ke sebuah tempat dimana tidak akan mudah di curigai oleh pelaku maupun warga setempat.
"anda yakin pak, mau ikut operasi penggrebekan ini?" tanya Kombespol Angga kepada Samudera.
"saya sangat yakin pak Angga, Saya ingin melihat langsung wajah si pelaku ketika berhasil di tangkap oleh polisi!" jawab Samudera begitu percaya dirinya.
"tapi ini sangat beresiko pak, Soalnya si pelaku telah melibatkan preman yang menguasai daerah ini!" tegas Kombespol Angga.
lalu Samudera mengeluarkan senjata api dari balik jas miliknya.
Sontak Kombespol Angga menatap sinis Samudera.
"tenang saja pak Kombespol Angga, Saya sudah mengantongi surat ijin atas kepemilikan senjata api ini, jadi anda tidak perlu hawatir, Saya juga pernah latihan menembak dan memiliki sertifikasi, jika anda masih tidak percaya anda bisa cek sendiri pak Kombespol.
Akhirnya Kombespol Angga mengijinkan Samudera untuk ikut operasi penggrebekan, tidak lupa Samudera mengenakkan rompi anti peluru.
"Wah, anda keren sekali tuan, sudah seperti polisi sungguhan saja!" puji Frans sembari mengacungkan kedua jempolnya
"ssttttt! Bukan saatnya kau memujiku seperti itu Frans, Kau juga ikut denganku!"ajak Samudera.
"siap tuan, rasanya saya sudah tidak sabar main perang-perangan seperti ini.' decak Frans
Sontak kombespol angga dan polisi lainnya menatap aneh Frans.
'Hey, tadi kau bilang apa, Perang-perangan? Anda ini sangat lucu, Sepertinya anda menganggap ini seperti mainan saja ya, Sungguh menyebalkan! 'batin Kombespol Angga cukup geram.
AKBP Tommy dan polisi lainnya, mereka memakai pakaian preman, dan mereka segera memasuki area yang cukup berbahaya, dimana sudah ada komplotan preman yang sedang bermain kartu, tepatnya kartu remi dan sejenisnya.
susana di tempat tersebut sudah sepi oleh warga biasa dan hanya tersisa preman-preman yang sok jagoan masih berkeliaran di tempat tersebut.
"AKBP Tomy dan Bripda Catur, anda masuk ke tempat ini dari arah selatan, kau tambah dua personil lagi untuk mengikuti mu dari belakang, sedangkan saya akan masuk dari arah utara bersama pak Samudera dan pak Frans,lalu Briptu Jhony bersama tiga rekannya masuk dari arah barat, dan untuk arah timur saya percayakan kepada Bripda Haris dan Bripda Arta! Kita kepung tempat itu malam ini juga, jangan sampai pelaku lolos, mengerti kalian! perintah Kombespol Angga.
"mengerti pak!" jawab anggota polisi setempat secara serempak.
Akhirnya mereka berpencar sesuai dengan instruksi yang di berikan oleh Kombespol Angga.
'Siap-siaplah tubuhmu aku cincang! Aku tidak akan segan untuk menghabisi mu wanita brengsek!' batin Samudera mendengus kesal.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸