Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
INGIN MENIKAHI PANGERAN KESEMBILAN
Qin Ruyue tersenyum tipis, dia segera membungkuk di hadapan kaisar, "Yang mulia, si kecil tidak berani meminta berkat apapun kepada anda,"
Kaisar terkekeh, "Adipati Zhenbai sangat pandai mengajari putri-putrinya, benar-benar cantik, berbudi luhur dan beretika."
Adipati Zhenbai berdiri, dia juga membungkuk di depan kaisar. "Menteri tidak berani mengambil pujian dari anda, yang mulia."
"Baiklah, aku merasa sangat puas dengan calon menantu ini. Nona tertua, apakah anda sudah siap untuk masuk ke istana dan menjadi seorang permaisuri putri?" tanya kaisar.
Qin Ruyue berlutut, dia menundukkan wajahnya, "Yang mulia, mohon ambil kembali berkat anda. Gadis kecil ini merasa sangat tidak pantas untuk bersanding dengan pangeran."
Kaisar mengerutkan dahinya, "Nona tertua, apakah anda merasa bahwa putra-putraku tidak cukup baik untuk menjadi calon suamimu?"
Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Kembali kepada yang mulia, gadis kecil ini tanpa sengaja telah jatuh hati pada seseorang, mohon yang mulia menjatuhkan hukuman."
Kaisar tertawa, "Nona tertua sangat pemalu, kaisar ini telah mendengar bahwa anda jatuh cinta pada pangeran ketiga."
Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Itu tidak benar yang mulia, gadis kecil ini mengetahui bahwa adik kedua dan pangeran ketiga saling menyukai, namun tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya. Karena alasan itulah si kecil berusaha untuk mempermalukan dirinya dan mendekati pangeran ketiga. Yang mulia, si kecil ingin memohon agar anda memberikan pernikahan untuk adiknya,"
Kaisar tertegun, dia tidak menyangka bahwa Qin Ruyue akan mengatakan hal itu. Bahkan pangeran ketiga terlihat sangat terkejut, gadis yang selama ini selalu berusaha untuk mendekatinya, ternyata hanya ingin agar dia lebih dekat lagi dengan Qin Yanran.
"Nona tertua! Mungkinkah anda merasa rendah diri karena pangeran ini tidak pernah merespon apapun yang anda lakukan, sehingga memutuskan untuk memberikan pernikahan pada Nona kedua?" tanya pangeran ketiga, nadanya sedikit masam. Dia tidak pernah di tolak oleh gadis manapun, namun seorang gadis biasa tiba-tiba saja menunjukkan ketidak tertarikannya, sehingga membuat dia merasa harga dirinya terluka.
"Pangeran ketiga, ini tidak seperti yang anda bayangkan. Sejak lama nona ini telah memiliki seseorang di hatinya dan hanya ingin membantu adik kedua untuk mendapatkan orang yang diinginkannya. Walau bagaimanapun, dia juga putri dari keluarga Adipati." ucap Qin Ruyue dengan tegas.
Pangeran ketiga mencibir, "Nona tertua, jika anda ingin memasuki istana pangeran ini, berdasarkan wasiat yang ditinggalkan oleh kakek kekaisaran, pangeran ini tidak akan menolaknya."
Qin Ruyue melirik dengan ujung matanya, dia semakin membenci Mu Jingxuan yang tidak tahu diri, bahkan setelah mempermalukannya berkali-kali, namun masih begitu tebal muka untuk menjadikan dia sebagai istrinya.
"Pangeran ketiga, nona ini tidak mungkin menikah dengan anda. Meskipun ada perjanjian antara kakek dengan Kaisar lama, namun dalam dekrit tersebut tidak tertulis, pangeran mana yang harus menikah denganku? Jadi aku masih memiliki kesempatan untuk memilih." ucap Qin Ruyue.
Kaisar mengangguk, "Itu benar, kaisar lama memang tidak mencantumkan nama pangeran yang akan menikahi anda, jadi nona tertua, diantara putra-putraku, siapa yang sudah mencuri perhatian anda hingga rela berdebat di acara jamuan makan?"
Qin Ruyue kembali menundukkan kepalanya, "Yang mulia, si kecil tidak berani untuk berbicara. Mohon anda memberikan hukuman!"
"Nona tertua, apakah menurutmu kaisar ini tidak bisa memberimu keadilan? Bicaralah!" ucap kaisar, lagi pula diantara kesembilan orang putranya, hanya anak bungsu lah yang paling tidak kompeten. Qin Ruyue tidak mungkin tertarik padanya, meskipun pemuda itu memiliki wajah yang sangat tampan dan bentuk tubuh yang sempurna.
Qin Ruyue terdiam, dia terlihat ragu-ragu untuk mengatakannya.
'Sial! Kaisar ini benar-benar sangat berbisa, dia terus menyudutkanku untuk menikahi putranya. Tunggu saja, sebentar lagi kau pasti akan menyesal, jika aku menjatuhkan pilihan pada pemuda yang sama sekali tidak bisa kau atur pernikahannya. Apalagi orang itu telah menolak begitu banyak nona muda yang ingin memasuki istananya.'
"Nona tertua?" panggil kaisar.
Qin Ruyue mengangkat kepalanya, "Yang mulia, mohon kebaikan anda untuk mengirimkan gadis ini ke kuil dan menjalani kehidupan sebagai seorang biksu."
"Nona tertua, anda sepertinya sangat yakin, bahwa orang itu akan mengabaikan perkataanku! Bicaralah, aku akan memberikan keadilan pada anda!" ucap kaisar.
Qin Ruyue menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan, dia melirik ke arah kursi para pangeran kemudian kembali menundukkan kepalanya.
"Yang mulia, si kecil telah jatuh hati pada pangeran kesembilan," ucap Qin Ruyue sambil menundukkan wajahnya semakin dalam.
Seketika semua orang yang hadir di aula tercengang, mereka tidak menyangka bahwa orang yang ingin di nikahi oleh Qin Ruyue adalah Mu Ruochen yang terkenal sangat tidak kompeten.
"Apakah nona tertua dari kediaman Adipati sangat bodoh? Diantara semua pangeran yang berbakat, dia malah memilih pria yang paling tidak bisa diandalkan!"
"Apaaa? Pangeran kesembilan? Aku tidak tahu bagaimana Adipati Zhenbai akan menelannya! Putri tertua jatuh hati pada pangeran yang tidak di sukai oleh kaisar!"
"Bahkan gadis lain juga akan berpikir dua kali untuk menjadi istri dari pangeran ke-9, namun dia benar-benar sangat gegabah, sepertinya Nona tertua berniat untuk tidak menikahi salah seorang pangeran, dia tahu bahwa pangeran ke-9 tidak pernah menyukai seorang wanita."
Kedua tangan pangeran ketiga terkepal, meskipun dia sangat tidak menyukai Qin Ruyue, namun mendengar gadis itu memilih pangeran yang bodoh, membuat harga dirinya seketika langsung terjatuh, dia ingin memberi pelajaran pada gadis itu.
'Brengsek! Dia benar-benar ingin mempermalukanku! Bahkan jika dia tidak ingin menikah denganku, masih ada pangeran lain yang lebih berbakat, mengapa harus memilih seorang pemuda idiot seperti pangeran ke-9? Ini benar-benar tamparan bagi harga diriku!'
Batuk!
Kaisar menatap Qin Ruyue yang masih berlutut di lantai, kemudian melirik ke arah pangeran ke-9 yang duduk dengan acuh tak acuh di kursinya.
"Chen'er! Bagaimana menurutmu? Gadis ini sudah mengakui perasaannya di hadapan banyak orang, apakah kau bersedia untuk menikahinya?" tanya kaisar.
Mu Ruochen berdiri, dia berjalan ke tengah-tengah aula, kemudian berlutut di samping Qin Ruyue. Mata pemuda itu masih memandangi sosok cantik yang masih menunduk di sampingnya.
Jantung Qin Ruyue tiba-tiba saja berdegup dengan sangat kencang, dia takut jika semuanya tidak sesuai dengan apa yang dia rencanakan.
'Tolak! Cepat tolak!'
'Ayo pangeran kesembilan, kau harus segera menolaknya, agar aku bisa berpura-pura patah hati dan tidak perlu menikahi salah seorang pangeran!'
"Kembali kepada yang mulia, Erchen bersedia.'' ucap pangeran kesembilan, membuat aula kembali hening untuk beberapa saat.
Tidak hanya para tamu, bahkan Qin Ruyue hampir saja terjengkang, dia tidak menyangka bahwa pria yang dirumorkan tidak menyukai wanita tersebut, akan bersedia untuk menerima pernikahan dengannya.
'Sial! Apa yang di lakukan oleh pangeran kesembilan? Bukankah seharusnya dia menolak permintaanku?'