NovelToon NovelToon
Berawal Dari Dendam

Berawal Dari Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam / CEO / Berbaikan / Nikah Kontrak
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lindasarie

" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "

" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."

Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.

" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.

" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."

Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.

" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "

" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip murahan

Daisy sudah selesai sarapan dan ia berpamitan kepada mama nya untuk berangkat ke sekolah.

" Ma, Dai udah selesai. pamit dulu ya."

" Hari ini naik taksi tidak apa apa kan sayang? mobil mama belum selesai di bengkel. paling siang baru selesai."

" Tidak apa apa ma, Dai udah pesan taksi online ko." Daisy pamit menyalami mama nya dengan tidak lupa mencium pipi sang mama karena itu sudah menjadi kebiasaan Daisy sebagai bentuk rasa sayang terhadap mamanya.

Mama Dinda hanya mempunyai satu mobil saja itu juga hasil usahanya di butik. Meskipun sang papa mempunyai perusahaan tapi Daisy tidak pernah meminta apapun terhadap papanya itu apalagi mobil ia tidak pernah memintanya. Karena yang ada di pikiran Daisy zaman sekarang semakin canggih dengan banyaknya tranportasi online jadi Daisy bisa memanfaatkan itu untuk bepergian.

Sesampainya di Sekolah, kini Daisy memasuki halaman sekolahnya akan tetapi semua siswi menatap sinis padanya. Bahkan tatapan para siswa yang biasanya menatap dengan tatapan memuja kini tidak ada lagi, yang ada hanya tatapan tak suka.

" Mentang mentang cantik, guru sendiri pun di goda."

" Sugar baby nya pak Bagus uhuy.."

" Kayak gak ada lagi cowo lain "

" Biasalah carinya yang udah mapan yekannn?"

" Yang tua lebih menggoda icikiwirrrrr."

Hahahaha

Begitulah teriakan para siswa yang menyindirnya. Daisy sudah mulai merasa tidak nyaman tetapi ia berusaha terus melangkah menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas, ternyata teman sekelas nya pun sama menatap sinis padanya dan terdengar berbisik bisik membicarakannya. Hanya Nazwa sahabatnya saja yang menatapnya penuh tanya seperti meminta penjelasan. Kemudian Daisy duduk di kursinya yang berada paling depan.

Tanpa di duga teman satu kelasnya itu malah menyorakinya. " Huuuh.. Dasar perempuan ga bener."

" Gatau malu."

" So cantik."

" Guru sendiri di goda, kesian istrinya woi."

Teman sekelasnya itu terus saja menghujat Daisy bahkan ada yang melempar Daisy dengan kertas yang di gulung gulung. Daisy hanya bisa menutup telinganya dan menunduk. akan tetapi Nazwa tidak tinggal diam, dia dengan segera menarik Daisy untuk pergi dari sana. Nazwa membawa Daisy ke belakang sekolah.

" Dai, bisa kamu jelaskan ini apa?." Nazwa menunjukkan foto Daisy yang sedang memasuki mobil pak Bagus dan disana terlihat pak Bagus membukakan pintu mobil selewat mereka terlihat seperti pasangan kekasih.

" Kamu dapat dari mana foto itu Naz?" Daisy sangat heran kenapa sahabatnya itu bisa mempunyai foto tersebut.

" Dari grup sekolah, Dai." Nazwa menunjukkan grup tersebut.

Daisy mengerutkan keningnya karena di WhatsAppnya tidak ada grup tersebut.

" Aku tidak masuk grup itu, Naz. jadi aku tidak tau."

" Atau jangan-jangan ada orang yang sengaja membuat grup dan memasukkan semua siswa sekolah kita terkecuali kamu. dan tujuan orang itu untuk memfitnah kamu." Nazwa mengungkapkan pemikirannya.

" Itu sudah pasti Naz. karena aku tidak seperti yang mereka tuduhkan." Daisy menunduk sedih atas gosip yang tengah marak di sekolah itu tentangnya.

" Apa pak Bagus tau semua ini?" Nazwa bertanya pada Daisy. sementara Daisy hanya mengedikkan bahunya acuh.

" Persetan dengan pak Bagus, aku tidak peduli." Sepertinya Daisy menjadi tidak respect kepada gurunya itu.

" Jangan begitu Dai, kita harus melaporkan tuduhan ini pada guru BK."

" Melaporkan siapa? disini belum jelas siapa dalangnya Naz."

" Para guru juga pasti bakal tau. aku malas jika di panggil dan harus menjelaskan. lebih baik aku pergi dari sini." Daisy benar benar muak dengan semua ini. Dia sangat ingin pergi dari lingkungan sekolah saat itu juga.

Ketika Daisy dan Nazwa tengah berdebat tiba-tiba muncul dua siswi yang menghampirinya. Dia adalah Vera dan temannya bernama Nadin.

" Heh j*l*ng ngapain Lo malah sembunyi disini, Lo takut hah?" Vera berbicara dengan nada mengejek.

" Ya pasti takutlah Ver, orang kebusukannya udah terungkap." Nadin ikut menimpali

" Diam kalian. jangan jangan, Lo Vera yang udah nyebarin gosip murahan tentang Daisy?" Nazwa berusaha membela sahabatnya.

" Jangan asal nuduh ya Lo." Vera mengelak tuduhan Nazwa.

" Kalau bukan Lo siapa lagi, disini Lo yang paling bahagia dengan semua ini." Nazwa masih terus berdebat dengan Vera.

" Sudah Naz, tidak perlu capek-capek berdebat sama orang yang bermulut sampah." Daisy berusaha menghentikan Nazwa.

" Eh Lo yang sampah, dasar j*l*ng." Vera semakin geram pada Daisy.

Daisy tersenyum miring " Sampah itu sesuatu yang sudah tidak berguna, dan saat ini mulut kamu tengah membicarakan hal yang tidak berguna sama sekali. berarti kamu tidak lebih dari sampah."

Vera tidak terima dikatakan dirinya sampah dan ia hendak mendorong Daisy. Akan tetapi Daisy berhasil mengelak alhasil Vera jatuh terjerembab.

" Aaw... kurang ajar Lo Daisy!"

" Hahaha mampus Lo ver." Nazwa tertawa melihat Vera terjatuh. sementara Nadin hanya meringis melihat sahabatnya terjatuh.

" Ayo Naz, kita pergi dari sini." Daisy menarik Nazwa pergi dari tempat itu.

" Naz, aku harus pulang. aku tidak bisa berada disini dalam kondisi kacau seperti ini."

" Kalau begitu aku antar kamu sampai depan gerbang."

" Iya Naz, terimakasih. hanya kamu yang percaya padaku dan tidak menghujatku seperti mereka." Daisy dan Nazwa berpelukan.

" Aku selalu percaya sama kamu Dai. Ayo aku antar sebelum mereka datang lagi."

mereka terus berjalan bergandengan tangan menuju gerbang. kebetulan sekali para guru sedang rapat sehingga sebagian siswa masih berada di luar. Dan mereka menatap tajam kepada Daisy dan Nazwa yang berada di tengah halaman luas mereka terlihat akan menyerang Daisy.

" Naz, dalam hitungan ke tiga kita harus lari."

" Maksudmu aku ikut kabur bersamamu, Dai?"

" Ya, itu lebih baik Naz. Aku tidak mau kamu menjadi sasaran jika aku pergi sendiri."

" Ya sudah, kita hitung bareng bareng Dai."

" 1...2...3. Lariiiiiii"

" Woi kejar mereka." semua siswa siswi yang ada di luar mengejar Daisy dan Nazwa yang tengah berlari menuju gerbang sekolah.

Hai, absen yuu dari kota mana aja?

Me : Karawang😊

and you?

1
Qodri Kiflie Kiflie
setuju sam othor ahhay.
Huzaima Moh Arif
bgs ceritanya
Linda Sari: Makasih kak🥰
total 1 replies
Yulia Widarti
Luar biasa
Pandi Stovia
bagguss
Danish Danial
Next
°·`.Elliot.'·°
Sesuai harapan
Linda Sari: Hai, salam kenal kak
total 1 replies
♡お前のペンデハ♡
Mupeng
Linda Sari: Hai, salam kenal kak 🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!