NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:46.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

1 minggu berlalu…

Shea dan Jane keluar dari sebuah kantor, mereka sudah mengajukan pengunduran diri bersama-sama.

“Kali ini kita pergi ke Houston saja, menurutmu bagaimana Shea?” Tanya Jane membuat Shea heran.

“Houston? Bukankah kota itu masih dekat dari sini Jane? Los Angeles ke Houston hanya memerlukan waktu 3 jam lebih, kapanpun Aslan bisa menemukanku. Aku mau pergi jauh dari Aslan, aku tak mau lagi melihat wajahnya.” Ucap Shea.

Jane tersenyum mendengar ucapan Shea.

“Tenang saja, selama kau disana aku akan menjamin keamanan mu.” Ucap Jane meyakinkan Shea.

Bicara tentang aman, selama ini Shea tak punya siapapun yang bisa membuat dirinya merasa aman selain Aslan. Shea tak punya siapapun selain Aslan yang begitu mencintainya tapi sekarang pria itu mulai berubah, dia tak menginginkan bayi yang saat ini Shea kandung padahal bayi itu adalah miliknya dan Shea.

Shea menatap Jane.

“Apa kau yakin kalau bayiku akan terlahir dengan baik? Karena aku tak akan membiarkan bayi ini dibunuh, aku mau dia lahir Jane.” Ucap Shea.

Jane tersenyum mendengar ucapan Shea.

“Aku bersumpah atas namaku, aku akan membuat bayi milikmu terlahir ke dunia ini. Aku bahkan akan membantumu menjaganya nanti. Percaya padaku Shea.” Ucap Jane.

“Tapi Jane bagaimana dengan orang tuamu disini kalau kau pergi? Aku yakin mereka akan cemas dan aku tak mau kalau kau…”

“Persetan Shea! Aku kesal pada tuntutan mereka yang mengatur hidupku, ayo pergi. Aku sudah membeli kediaman disana.” Ajak Jane dengan semangat.

Shea hanya bisa mengangguk setelahnya tersenyum melihat tingkah teman sekantornya itu.

Anehnya kini mereka malah dekat seperti saudara. Nyatanya memang sebaik itu Jane pada Shea.

***

Malam itu.

Shea tak berani lagi berada di Apartemennya, kini ia memilih tinggal di Apartemen milik Jane. Besok mereka akan pergi menuju Houston dini hari.

Hari ini Jane diminta oleh orang tuanya tinggal membuat Jane terpaksa meninggalkan Shea seorang diri di Apartemennya.

Terlihat notifikasi pesan masuk ke ponsel Shea.

[Kau dimana Shea? Aku benar-benar merindukanmu, bisakah kita bicara sebentar saja. Aku ingin bertemu denganmu. Mari kita bicarakan sesuatu, ada hal yang sungguh ingin aku katakan padamu. Sebentar saja.] Pesan itu berasal dari Aslan.

Padahal sudah hampir seminggu mereka tak bertemu tapi tiba-tiba Aslan mengirimkan pesan padanya membuat Shea ragu, tapi bodohnya ia berharap kalau Aslan mungkin berubah pikiran.

Sebelum ia membalas pesan Aslan, lebih dulu Shea mengirim pesan pada Jane.

[Jane, aku pamit mau ketemu dengan Aslan sebentar saja. Aku akan menemuinya di restoran dekat Apartemenku. Jangan cemas, setelah ini aku akan kembali dengan baik. Kita akan tetap pergi besok, ini adalah pertemuan terakhirku dengan Aslan.] Isi pesan yang Shea kirim untuk Jane.

Tampaknya Jane belum membaca pesan itu secara langsung, setelahnya Shea membalas pesan dari Aslan.

[Mari bertemu di restoran dekat Apartemenku.] Balas Shea pada pesan Aslan.

***

Shea menuruni sebuah taksi, baru saja ia akan masuk ke restoran miliknya tiba-tiba seorang pria menahan tangan Shea membuat Shea terkejut saat tubuhnya ditarik dengan kuat.

“Siapa kau!” Marah Shea.

Bugh!

Di dekat jalan yang sepi Shea didorong hingga tersungkur ke tanah, Shea terkejut.

Wajah pria itu bertopi bahkan ia menggunakan masker hitam.

“Apa yang kau lakukan? Mau apa kau?! Aku tak mengenalmu!” Ucap Shea beringsut mundur.

Pria itu terkekeh.

“Aku hanya orang bayaran, aku hanya perlu menyakitimu. Itu saja!” Ucapnya.

Shea mengepalkan tangannya.

“Siapa yang membayarmu?! Katakan padaku, siapa?!” Marah Shea.

Shea bangkit dari posisinya yang saat ini tersungkur di tanah. Bagaimanapun pikiran Shea kacau, sebuah kenyataan tak bisa hilang dalam otaknya bahwa Aslan tak menginginkan bayi yang ia kandung terlahir.

Pria itu tertawa pelan.

“Aslan, Aslan Maverick yang memerintahkan aku untuk melukaimu termasuk memperbolehkan aku mencicipi tubuhmu.” Ucapnya.

Air mata Shea terjatuh, jika ia tahu Aslan bisa sebusuk itu hanya karena ia hamil maka Shea pasti tak akan sudi menjadikan malam itu sebagai malam pertemuan perpisahan ia dan Aslan.

Kini Aslan benar-benar jahat dimata Shea.

“Menjauh dariku! Aku akan membayarmu asalkan kau pergi!” Ucap Shea semakin takut.

“Tak perlu, aku sudah dapat banyak dari Aslan.” Ucapnya.

Pria itu mendekati Shea lalu mencekik leher Shea seolah malam itu adalah hari dimana Shea akan diambil nyawanya.

Shea berontak, pikirannya terisi oleh kenangan bahkan pertemuan ia dengan Aslan selama ini.

‘Kau benar-benar jahat Aslan, aku membencimu! Aku sangat membencimu! Calon bayi ini hanya milikku bukan milikmu.’ Ucap Shea membatin.

Mata Shea terpejam bersama cekikan yang makin kuat itu, Shea berharap Tuhan masih baik padanya. Ia mau tetap hidup dan melihat calon bayinya lahir dengan sehat juga selamat.

‘Tuhan, aku mohon dengan sangat. Biarkan aku hidup dengan bayi ini, kumohon.’ ucap Shea membatin, bersamaan dengan itu air mata Shea mengalir.

Cekikan itu terlalu kuat hingga Shea sulit bernafas.

Tiba-tiba...

Bugh!

Cekikan terlepas membuat Shea jatuh ke tanah dengan nafas memburu, ada Jane yang berdiri dengan balok kayu.

“Shea, kau baik-baik saja?” Tanya Jane cemas, ia lemparkan balok kayu yang ia gunakan memukul tengkuk pria itu.

Jane mendekati Shea lalu memeluk Shea dengan erat.

“Untunglah aku tak terlambat, jika saja kau tak mengirimkan pesan padaku maka aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi padamu Shea. Sekarang tenanglah, kau sudah tak apa. Ada aku.” Ucap Jane.

Shea terisak dalam pelukan Jane.

Jane dengan lembut mengusap punggung Shea. Jane berusaha menenangkan Shea, jelas sekali kalau pria tadi sungguh ingin membunuh Shea.

"Pria itu dikirim oleh Aslan, Jane." Ucap Shea dengan nada bergetar.

“Sialan! Kita berangkat malam ini saja, tenanglah Shea. Kita tinggalkan kota ini, aku akan menjagamu. Tenang Shea.” Ucap Jane.

Shea mengangguk, tampak Jane membantu Shea berdiri.

“Apa perutmu sakit?” Tanya Jane.

Shea menggeleng.

“Aku, aku merasa baik-baik saja.” Ucap Shea.

Jane mengangguk lalu merangkul tubuh Shea.

“Ayo pergi.” Ajak Jane.

“Hmm.” Balas Shea.

***

Houston.

Pagi itu tampak cerah, Shea berdiri di depan balkon kediaman yang cukup mewah.

Kediaman itu Jane yang membelinya.

“Shea lihatlah, aku bawa peralatan bayi.” Ucap Jane terdengar bersemangat membuat Shea menoleh menatap Jane yang datang dengan banyak paper bag.

“Jane, apa yang kau lakukan? Kenapa malah membeli peralatan bayi? Aku saja tak tahu bayiku ini perempuan atau laki-laki.” Ucap Shea.

“Tenang saja Shea, aku beli yang warna netral. Akan cocok dipakai oleh bayi laki-laki ataupun perempuan. Kemarilah.” Ucap Jane.

Jane terlihat duduk di sofa membawa belanjaannya, Shea tampak menyusul.

“Aku juga beli susu Ibu hamil untukmu, aku akan menjagamu dan calon bayimu. Aku tak sabar menunggu kelahiran bayimu Shea, sekarang ayo lihat pakaian yang kubelikan untuk calon bayimu.” Ucap Jane.

Shea tersenyum melihat tingkah Jane.

“Bagaimana bisa kau bersemangat seperti ini Jane? Kau benar-benar lucu.” Ucap Shea.

“Karena keponakan kecilku akan lahir makanya aku semangat sekali, aku bahkan sudah memesan kereta bayi juga.” Ucap Jane.

“Ya Tuhan, Jane. Berapa yang harus aku bayar padamu? Ini terlalu banyak, kau membuatku merasa bersalah karena terlalu membantuku.” Ucap Shea duduk di samping Jane.

Jane terkekeh kecil.

“Tenang saja. Aku anggap gratis jika yang kau lahirkan nanti bayi yang lucu, okey!” Ucap Jane.

Shea hanya bisa tertawa mendengar ucapan Jane.

***

Disisi lain.

Aslan merasa frustasi, ia duduk di ruang kerjanya dengan banyak kaleng bir di hadapannya.

Yumna yang baru saja masuk langsung menutup hidungnya, jadi inilah kelakuan Putranya setelah putus dari wanita dengan nama Shea itu.

“Aslan, apa kau sudah gila?! Kau tak pulang malah jadi seperti ini, apa kau kehilangan kewarasanmu? Wanita tak hanya satu, kau bahkan bisa dapat yang lebih baik dari wanita itu. Jangan merusak hidupmu hanya karena wanita itu!” Ucap Yumna.

Aslan mengangkat kepalanya, ia terkekeh. Ia sudah lupa kapan ia makan dengan baik. Rasanya lapar saja sudah tak lagi terasa bagi Aslan, ia mau Shea dan hanya Shea seorang bukan wanita lain.

“Andai saja Mommy berlaku baik dengan Shea maka aku dan…”

Plak!

Yumna mendekati Aslan lalu menampar wajah Putranya itu.

“Cukup! Jangan sebut nama wanita itu lagi, jadilah penerus Keluarga Maverick dan berhenti berpikir bahwa kau dan wanita itu akan bersatu. Dia wanita dari kalangan bawah yang tak pantas untukmu!” Ucap Yumna.

Aslan menatap Yumna dengan tatapan muak.

“Aku tak menyangka kalau Mommy punya sifat seperti ini. Selama ini aku menghormati Mommy karena aku pikir Mommy adalah wanita yang baik, ternyata Mommy hanya manusia yang memikirkan tentang derajat seseorang. Aku kecewa pada Mommy yang menilai seseorang begitu rendah.” Ucap Aslan.

“Terserah kau ingin bicara apa. Kedepannya pimpinlah perusahaan ini dengan baik kalau tidak Mommy akan membuat wanita itu menderita, gampang untuk Mommy menghancurkannya jadi kembali lah seperti Aslan yang Mommy kenal.” Ucap Yumna.

Tangan Aslan terkepal.

“Shea sudah pergi Mom, aku tak pernah melihatnya lagi! Mommy jangan…”

“Semuanya mudah buat Mommy, jadi lakukan saja apa yang Mommy katakan padamu Aslan!” Ucap Yumna.

Aslan mengeraskan rahangnya.

“Aku tak mau melakukan apapun yang Mommy katakan, aku lebih baik…”

“Begitu? Kau mau melihat Mommy mati dihadapanmu ya Aslan?” Tanya Yumna.

Lagi-lagi Yumna mengancam Aslan dengan bunuh diri dihadapannya.

“Aku benar-benar membenci Mommy.” Ucap Aslan mengacak kasar rambutnya, ia frustasi.

Bersambung…

1
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Widi Widurai
padahal anaknya lg dia siksa sendiri wkwk
Widi Widurai
kl dia tau trnyata shea anaknya. wah betapa nyesal
Widi Widurai
padahal shea anak dia sendiri
Widi Widurai
matthew. shea uda ada rasa sama matt
Widi Widurai
beh jahat bgt yumnaa..
Widi Widurai
ahh pasti sumber masalah hidup shea itu yumna
Hafizah Aressha R
tetep gantung pdhl uda sekian bab
Anik Ekawati
jangan ke panti shea jika itu orangtuamu biar mereka yg mencarimu
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!