Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah 6 Bulan Pernikahan
"Kamu gak ngerti juga?" Kafka semakin mendekatkan wajahnya pada Vyora membuat Vyora reflek memejamkan matanya. Melihat Vyora memejamkan matanya, Kafka tersenyum lalu berbisik.
"Vy, jangan pejamkan mata dulu, jawab dulu pertanyaan Mas."
Vyora langsung membuka matanya dan melihat Kafka tersenyum, wajahnya hanya berjarak satu senti saja dari wajah Vyora, membuat jantung Vyora berdegup sangat cepat seperti habis lari maraton. Apalagi hembusan nafas Kafka begitu terasa menerpa wajahnya.
"𝘠𝘢𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 ... 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘶," 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘳𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.
"Aku ngerti, Mas. Hanya saja aku gak mau apa yang aku fikirkan tidak sama dengan yang mas bilang."
"Memangnya apa yang kamu fikirkan?"
"Mas Kafka cinta sama aku, tapi sepertinya gak mungkin deh, Mas Kafka kan cuma cinta sama ahjumma." Vyora membekap mulutnya karena keceplosan. "Maksudku Gracellyn, kekasih Mas Kafka itu." Vyora mencebikkan bibirnya membuat Kafka semakin gemas dan tidak tahan ingin melahap bibir sexy Vyora.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir Vyora membuat Vyora melotot dan speechless.
"𝘊𝘪𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘶."
Vyora bahagia karena ciuman pertama nya diambil Kafka orang yang Vyora cintai sekaligus suaminya, namun Vyora juga sedih mengingat Kafka belum mencintai nya. Kafka yang melihat ekspresi Vyora seperti menahan tangis membuatnya mengernyit bingung.
"Kenapa?"
"Mas mengambil ciuman pertama ku." Vyora tertunduk lesu. Sedangkan Kafka tersenyum bahagia.
"Terus kenapa? Harusnya kamu bahagia, ciuman pertama mu Mas yang dapatkan, Mas kan suami mu, Vy. Kamu juga cinta sama Mas kan? Atau jangan-jangan kamu berniat akan memberikan ciuman pertama mu untuk Karel?" Kafka menyipitkan matanya.
"Kenapa jadi Kak Karel?" Vyora semakin bingung dari tadi Kafka terus bicara tentang Karel, Kafka juga bilang Vyora gak boleh dekat-dekat dengan Karel.
"Muka kamu mendadak sedih karena mas cium tadi, apa karena bukan Karel yang--"
Cup
Sekarang giliran Kafka yang terkejut, karena Vyora tiba-tiba mengecup bibir nya.
"Aku bahagia karena Mas yang mendapatkan ciuman pertama ku, tapi aku sedih karena Mas belum mencintai ku." Vyora menatap lekat mata Kafka yang selalu membuatnya jatuh cinta. Mata yang mampu mengalihkan dunianya menjadi bodoh. Karena mencintai Kafka yang mencintai orang lain.
"Kamu salah, Vy. Sepertinya aku jatuh cinta padamu," kata Kafka. Mendengar pernyataan Kafka membuat Vyora mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Melihat mu dekat dengan Karel, membuat Mas sangat kesal, sampai rasanya Mas ingin menendang Karel ke Antartika."
Vyora sangat bahagia, cintanya kini bersambut, Kafka membalas perasaannya dan tidak ada yang lebih membahagiakan selain dicintai oleh orang yang dia cintai.
Karena perasaan bahagia yang membuncah membuat Vyora lebih dulu mencium Kafka, Kafka pun dengan senang hati membalas ciuman Vyora. Ciuman yang semakin lama semakin menuntut, sampai keduanya diselimuti kabut gairah.
Entah sejak kapan Vyora menanggalkan pakaiannya dan kini hanya menyisakan bra dan dalaman nya saja. Kafka sangat kagum melihat kemolekan tubuh Vyora yang menurut nya sangat pas.
Sampai akhirnya Kafka meloloskan semua yang melekat pada tubuh Vyora. Kafka meneguk salivanya melihat pemandangan yang menurut nya sangat indah dan begitu memanjakan mata.
"Bolehkah?" Vyora menganggukkan kepalanya lalu setelah itu terjadilah penyatuan untuk pertama kalinya setelah 6 bulan mereka menikah.
Untuk pertama kalinya Kafka merasakan rasa asing namun begitu candu membuat Kafka ingin mengulanginya lagi dan lagi. Namun melihat Vyora yang sudah tidak berdaya setelah Kafka menggempur nya selama 2 jam, Kafka pun memutuskan untuk berhenti, tentu saja besok akan memintanya lagi fikirnya.
Kafka tersenyum melihat noda darah yang menempel di sprei nya, kemudian Kafka menggendong Vyora ke kamar mandi dan menyuruhnya berendam setelah Kafka menyiapkan nya.
Kafka meninggalkan Vyora di kamar mandi, membiarkan istrinya merilekskan tubuh nya. Kafka kembali ke kamar untuk mengganti sprei nya, kemudian kembali lagi ke kamar mandi untuk membawa Vyora.
Dilihatnya Vyora tertidur di bathtub membuat Kafka tersenyum.
"Pasti dia kelelahan, kasihan. Lagian suruh siapa menggodaku? Ternyata rasanya sangat candu, kenapa aku melewatkan nya setelah 6 bulan?" Kafka terus mengoceh sambil menatap wajah damai Vyora yang tengah terlelap.
"Aku menyesal kenapa tidak dari dulu aku melahap nya, Vyora kamu benar-benar membuatku gila."
Dirasa sudah cukup, Kafka pun mengangkat tubuh Vyora ke shower untuk membersihkan tubuhnya yang penuh busa, Vyora pun terkejut sampai membuka matanya.
"Maaf mengejutkan mu." Vyora hanya diam saja membiarkan Kafka membersihkan tubuhnya, rasanya untuk sekedar bicara pun Vyora sudah tidak ada tenaga sama sekali.
"Mas." Vyora merengek kesal karena Kafka memainkan pucuk gunung kembarnya.
"Ini sangat menyenangkan sayang, ukuran nya juga sangat pas." Kafka meremas manja gunung kembar Vyora, membuat Vyora mendesah.
"Mmhhhhh ... Mas."
"Kenapa? Apa kamu menginginkannya lagi hmm ... ? ini sudah keras sayang." Bisik Kafka sambil terus memainkan squishy nya.
Vyora tidak tinggal diam tangan meraba dada bidang kotak-kotak milik suaminya.
"Jangan menggoda ku, Sayang."
Kafka yang tidak tahan karena desahan Vyora akhirnya mengulanginya lagi dibawah guyuran shower. Setelah satu jam , Kafka baru menyelesaikannya, kemudian menggendong Vyora yang sudah menggigil ke kamar.
Dibaringkan nya tubuh Vyora yang sudah bergetar karena terlalu lama di bawah guyuran air. Kafka yang melihat nya sangat khawatir namun wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa menyesal malah seenaknya bilang ingin mengulanginya lagi nanti.
"Maaf, Sayang. Kamu jangan cemberut gitu bibir nya, melihatmu begitu mas ingin kembali melahap mu."
"Mas." Vyora melotot, tak habis fikir dengan Kafka yang sama sekali tidak merasa capek.
"Becanda, Sayang. Sekarang kita tidur, yuk!" Kafka memposisikan tidur nya disamping Vyora, tangan Kafka dijadikan sebagai bantal Vyora dan mereka tidur sambil memeluk.
"Terimakasih, Sayang. Mulai sekarang kamu adalah milik ku selamanya."
Cup
Kafka mencium kening Vyora yang sudah terlelap dalam tidur nya.
"𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘢𝘴?"
...----------------...
Di tempat lain, Gracellyn sedang merasa kesal karena Kafka sama sekali belum menghubungi nya setelah meninggalkan nya begitu saja di mall waktu itu. Setelah Kafka menikah dengan Vyora, Gracellyn merasa Kafka berubah, tak bisa lagi dia manfaatkan seperti dulu.
Bahkan dulu Gracellyn bisa membuat Kafka lebih memihaknya daripada mommy Mora, mommy nya sendiri. Sebegitu cintanya Kafka pada Gracellyn membuat Gracellyn percaya diri bahwa suatu saat nanti mommy Mora pun akan merestui nya, namun Gracellyn salah, ternyata mommy Mora malah menjodohkan Kafka dengan Vyora.
"Ini semua gara-gara bocah sombong itu, sial!"
Prang
Prang
Gracellyn melemparkan semua barang-barang yang berada di meja rias nya.
"Pokoknya aku harus membuat Kafka segera menceraikan bocah itu bagaimana pun caranya."
"Sampai kapanpun Kafka hanya milik ku."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh