Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.
Rania terlihat segar dengan rambut nya yang basah setelah membersihkan diri dan terlihat cantik saat mengenakan dress selutut yang disiapkan oleh Johan sang asisten Raka.
"Tolong ambilkan laptop ku beserta map yang ada di laci itu"
titah Raka seraya menunjuk ke laci bawah meja rias yang Rania tengah duduk disana menyisir rambutnya yang panjang dan hitam tebal.
Rania segera mengambil lalu menyerahkan pada sang empu nya.
"Ini adalah surat perjanjian kita, kamu baca semua setelah itu kamu tanda tanggani perjanjian itu.
Rania segera membuka map itu, dengan teliti Rania membaca tiap poin yang tertera pada surat perjanjian itu.
" Maaf tuan, di surat ini tertulis jika kita tidak boleh saling mencintai. tapi aku tidak boleh menuntut untuk berpisah.
Kenapa anda tidak membuat perjanjian pernikahan kontrak saja"?
Tanya Rania yang sedikit kesal dengan perjanjian pernikahan nya yang semua nya merugikan dirinya.
"Meski aku lumpuh tapi aku bukan pria bodoh, yang bisa di bodohi setelah kontrak selesai kamu pasti akan menuntuk hal nya"
"Ini curang Tuan"? protes Rania.
Namun semuanya percuma, mau protes atau pun lapor polisi sekali pun tetap dirinya yang akan kalah.
"Buruan tanda tangani".
Hati Rania begitu sesak, entah kenapa hidup nya setelah kepergian kedua orang tuanya menjadi tak seberuntung ini.
Dengan tangan yang gemetar wanita itu segera menandatangani surat perjanjian itu, ia pasrah dengan apa yang akan ia jalani. toh menolak pun juga akan sia sia.
Raka tersenyum licik melihat Rania sudah menandatangani surat itu.
"Tuan, apakah boleh aku tetap melanjutkan kuliah ku" tanya Rania menunduk takut.
"Hemm,, ambil jadwal di pagi hari. karena siang sampai malam tugas mu adalah melayani ku" jawab nya dengan tetap fokus pada layar laptop nya.
Rania yang duduk disofa merasakan tubuh nya begitu capek. hingga tak terasa ia tertidur.
Raka hanya tersenyum melihat istri kecil nya kelelahan dengan ulah nya sehingga tertidur.
"Hallo Johan, tolong selidiki gadis ini. ada hubungan apa dia dengan Bu Widi" ucap Raka melalui sambungan telepon.
Pria itu mencurigai sesuatu, pasal nya foto anak bu Widi saat itu tidak sama dengan gadis yang ada dihadapan nya.
" jika memang itu benar, kenapa gadis ini mau mengorbankan dirinya untuk menikah dengan ku. Apa karna harta dia mau menikah dengan ku? dibayar berapa dia sama Bu Widi? atau mungkin gadis ini memiliki rencana untuk memanfaatkan kekayaan ku"? Raka bermonolog dalam hati nya.
"Arrh,,,, memang semua wanita itu gila harta" gumam nya kemudian.
Karena terlalu capek, Rania tertidur sejak jam 7 sore hingga pagi.
Sengaja Raka tidak membangun kan nya untuk makan malam karena ingin memberi pelajaran karena telah ditingal tidur sebelum melayani nya makan malam.
Sinar matahari yang masuk melalui celah kaca, membuat mata Rania terasa silau.
Perlahan wanita itu membuka mata nya, kaget setengah mati kala dia membuka mata terdapat sosok pria dengan tubuh kekar berada dihadapan nya mengunakan kursi roda.
"Ka,, kamu? ucap Rania terbata.
"Enak ya tidur mulu, Jam berapa ini"?
Rania melihat jarum jam menunjukkan pukul tuju pagi.
" Maaf tuan" jawab Rania.
"Cepat bersihkan dirimu dan ikut aku ke kantor"
Rania bergegas bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi, sebelum nya dia sempat melirik ke arah Raka yang sudah segar dengan rambut sedikit basah dan sudah rapi dengan baju kantor nya.
"Siapa yang sudah membantu nya, apakah mungkin istri pertama nya? tapi wanita itu pasti akan marah padaku kalau aku tidak melayani suami nya itu. atau mungkin pelayan?
Kok aku tidak mendengar ada seseorang masuk ke kamar ini. apa aku sepulas itu tidur nya, sehingga tidak mendengar apa pun.
Pikiran Rania berkelana kemana mana membuat nya lupa akan tujuannya masuk ke kamar mandi.
Tok Tok Tok
"Buruan mandi nya, ini sudah siang" teriak Raka dari balik pintu kamar mandi.
Rania yang kaget dengan teriakan suaminya langsung segera membasahi seluruh tubuh nya di bawah shower.
Namun karena terburu buru, Rania melupakan sesuatu. Teryata ia lupa membawa handuk dan juga baju ganti.
Dia kebingungan, tak mungkin memakai baju nya yang tadi karena sudah basah saat tak sengaja menyalakan shower begitu besar.
Rania mencoba membuka sedikit pintu kamar mandi, dilihatnya Raka tengah asik dengan laptop nya.
"Tuan,,,, apakah saya boleh minta tolong? Suara Rania pelan sedikit takut.
" Apa " Raka masih tetep fokus dengan laptop nya.
"Saya lupa tidak membawa handuk, bisakah minta tolong ambil kan handuk saya tuan"
"Kamu ini merepotkan saja, ambil sendiri"
"Please tuan, kalau tuan tidak mengambil kan nya nanti tuan kesiangan kekantor nungguin saya"
Raka langsung memutar kursi roda nya lalu mengambil handuk dan memberikan nya pada Rania dengan setengah sembunyi dibalik pintu.
Rania segera melilit kan handuk itu ditubuh nya, bergegas keluar sambil berlari kecil mencari baju dilemari nya dan kembali berlari masuk ke kamar mandi untuk memakainya.
"Gadis aneh" gumam Raka.
Raka memperhatikan setiap gerak gerik Rania, Namun entah kenapa ada perasaan aneh yang menjalar di tubuh nya saat melihat kemolekan tubuh istrinya.
Rania kembali keluar kamar mandi, tubuh nya sudah terlihat segar. tak lupa dia juga memoleskan sedikit make up natural membuat wajah nya yang imut terlihat seperti anak SMA.
"Tuan, saya sudah selesai".
" Lama sekali"
"Maaf tuan" jawab Rania menunduk.
Raka memutar kursinya kepalanya mendongak menatap Rania dengan tatapan tajam.
Membuat Rania semakin takut dan tak berani menatap Raka.
"Apa ada yang salah dengan penampilan saya Tuan" tanya Rania menunduk takut.
"Apa pun penampilan mu, tetap saja buruk"
Ucapan Raka membuat Rania menjadi pesimis.
"Cepat, kamu ikut aku kekantor sekarang"
"Baik tuan"
Rania pun langsung mendorong kursi roda Raka, rumah itu berlantai tiga dan ada tangga untuk pejalan kaki. namun dirumah itu terdapat lif juga sehingga memudahkan Raka untuk naik turun dengan menggunakan kursi roda.
Sesampainya dilantai satu, Gea tengah asik ngobrol dengan sepasang suami-istri paruh baya.
mereka adalah orang tua Raka dan pastinya juga mertua Rania.
Pria paruh baya itu bernama Widyanata Bimantara, sementara wanita disebelah nya adalah Hilda Chandra. mereka Papa dan Mama nya Raka Praditya Bimantara.
"Mama, Papa. kapan kalian datang"? tanya Raka yang memang tidak tau menau soal kedatangannya kedua orang tuanya.
"Baru pagi tadi, sengaja kami tak membangun kan mu takut menganggu tidur mu" jawab papa Bima.
Rania hanya menunduk, ia tak tau harus bersikap seperti apa di hadapan kedua orang tua Raka.
yolo typonya banyak amat da...